bab 19:perjamuan

60 4 0
                                    

"EHMMMM"gerutu Qixuan yang tubuhnya masih digendong oleh Zhang Liyuan dipundak dengan mulut yang masih terpasang jurus membungkam suara.Terlihat sebuah taman istana dan sebuah paviliun yang tampak indah dan tertata rapi.Liyuan pun masuk kedalam paviliun itu yang tak lain adalah sebuah kamar yang begitu luas dan ranjang yang kokoh dan besar.

Zhang Liyuan menurunkannya dan mengikatnya dengan tali mantra yang ia pelajari,lalu menghilangkan mantra pembungkam yang sedari tadi ia gunakan kepada Qixuan.Kini Qixuan sudah bisa berbicara dan tampak lega,kata yang pertama kali Qixuan ucapkan adalah"BRENGSEK!berani nya anda memperlakukan seniormu seperti ini.SAYA AKAN MEMBERITAHU AYAHMU!!"teriak Qixuan seraya mencoba melepaskan dirinya dari mantra itu.

"Anda adalah penipu,berani membodohiku dengan berpura pura menjadi senior Feng.Tunggu lah disini saya masih memiliki urusan,jangan mencoba untuk kabur"ucap Zhang Liyuan lalu pergi dan mengunci kamar itu.

"BOCAH BODOH!!APA KAU TIDAK MENGENALIKU HAH??CEPAT SURUH AYAHMU KEMARI.IA PASTI AKAN MENGATAKAN HAL YANG SAMA DENGANKU"Teriak kencang Qixuan dari arah dalam,bahkan teriak kan nya terdengar jelas sekali dari luar ruangan.

"Anda kini adalah milikku,jadi bisa dikatakan kau pelayanku.Apa kah begini sikapmu kepada tuan mu?terlebih lagi Senior Feng sudah lama berada digunung es dan sudah tidak pernah turun ke alam fana"jawab Zhang Liyuan yang tidak percaya lalu pergi dan mengabaik kan teriakkan dan ocehan Qixuan dari arah dalam kamar nya.

"KAU...."

Belum sempat Qixuan melanjutkan ocehan nya kembali,sudah tidak ada suara apapun dari arah luar yang mengartikan sudah tidak ada siapapun lagi disekitar tempat itu bahkan penjaga pun tidak terdengar suara nafas nya.

***

Dilain sisi waktu yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba,yang dimana jenderal Wen akhirnya kembali dari Barak dan disambut hangat oleh nyonya wen yang menyiapkan sebuah acara penyambutan untuk suaminya itu.Terlihat wajah bahagia nyonya wen yang merangkul tangan suaminya yang baru saja tiba itu dengan wajah yang berbinar dan senyumman hangat.

"Perjalanan mu pasti sangat melelahkan,saya akan menyuruh para pelayan untuk menyiapkan hidangan yang enak untukmu"ucap lembut nyonya Wen kepada suaminya itu.

Saat sedang menuju ruangan makan,terlihat jenderal Wen yang sibuk melihat sekeliling seperti sedang mencari seseorang.Setelah beberapa saat melihat-lihat akhirnya ia bertanya kepada istrinya."Dimana Li Changhai dan Wen Louhai??mengapa saya tidak melihat mereka?"tanya jenderal Wen.

Saat mendengar nama changhai,seketika ekspresi wajah nyonya Wen yang awalnya tampak bahagia seketika tampak kesal.

Dengan sebuah senyumman dibibir nya ia menjawab dengan lembut"Louhai sedang mengikuti kelas olahraga nya dengan para bangsawan lain.Sedangkan....
Changhai ia sedang berada dikamar dan berhias,saya akan memanggilnya.Tuan sebaiknya beristirahatlah"jawab nya seolah olah ia adalah ibu yang baik bagi changhai.

"Ohhh benarkah...jika begitu segera panggil ia kemari,saya sudah tidak sabar melihat nya"jawab nya dengan penuh kegembiraan.

Nyonya Wen langsung melirik pelayan pribadinya dan menyuruh ia memanggilkan Changhai dikamarnya dan pastikan ia berdandan layaknya Nona kediaman Wen bukan seorang pelayan.

Pelayan itu mengiyakan perintah majikan nya dan segera pergi kekamar Changhai untuk memanggilnya.

Sebuah tempat yang terdapat meja makan dan suasana yang tampak asri dengan banyak nya aneka tanaman hias yang mengelilingi sebuah pondak indah.Terdapat meja dan kursi yang terbuat dari kayu yang paling mahal dan berkualitas dari negara barat,dan aneka hidangan makanan yang tampak lezat dan tak lupa juga terdapat 2 botol arak yang bermerek Huángdì yang terkenal dinegara itu.

Disaat jenderal Wen dan nyonya Wen sedang berbincang,terlihat seseorang yang datang dan memberikan hormat kepada mereka.Orang itu tak lain adalah putra mereka yaitu Wen Louhai,yang mengenakan pakaian merah perpaduan putih dan terdapat bulu-bulu merah yang menjadi hiasan dibagian rompi miliknya.Ia menggunakan sebuah sabuk kepala berwarna merah gelap dan tersenyum seraya memanggil"ayah handa,ibunda"sapa nya kepada jenderal wen dan nyonya wen yang sedang duduk.

Terlihat senyumman lembut dari nyonya wen yang menyambut putranya itu dan menyuruhnya untuk duduk.Jenderal Wen tampak bahagia melihat putranya yang sudah tumbuh menjadi seorang pria yang tampan dan membanggakan bagi kediaman Wen.

"Bagaimana keadaan ayah di barak?"tanya Louhai kepada jenderal wen.

Jenderal Wen tersenyum lalu menjawab"keadaan barak baik baik saja,hanya saja keadaan ibu kota yang sedang tidak baik baik saja."

"Ibu kota??ada apa??"tanya Louhai yang masih tidak mengerti.

"Saya mendapatkan kabar..jika hewan spritual yang ditahan digunung es kabur.Kaisar memintak saya untuk menangkapnya dan membawak binatang spritual itu kembali ketempat asal nya sebelum menimbulkan kekacauan bagi para penduduk"jawab jenderal Wen.

Mendengar hal itu Louhai terdiam sejenak lalu menjawab"jika begitu..saya akan membantu mu untuk menangkapnya.Mau bagaimanapun saya akan mewarisi pangkat jenderal dari mu.Ada baiknya saya sekalian belajar"ucapnya kepada Ayahnya untuk mengizinkannya.

Jenderal Wen tertawa lalu memukul pelan pundak putranya itu yang berada disamping dirinya lalu mengatakan"itu adalah kata kata yang saya harapkan keluar dari mulut mu.Kau memang putra kediaman Wen,kau mewarisi sifat semangat bertarung dariku"ucap bangga jenderal Wen.

Louhai tersenyum melihat pujian dari ayahnya dan hanya bisa menyeringai malu,begitu pun nyonya Wen yang tampak bahagia melihat hubungan ayah dan anak ini.

Tak lama setelah mereka bercanda gurau satu sama lain layaknya keluarga bahagia.Tanpa mereka sadari Li Changhai sedari tadi memandangi mereka dan tidak menyapa sama sekali karena takut merusak suasana.Jenderal Wen yang seketika menyadari jika ada seseorang yang dari tadi berdiri melihat mereka langsung tau jika orang itu adalah putrinya.Ia tersenyum seraya memanggil"A'Chang kemari lah..mengapa anda berdiri disana."ucap lembut jenderal Wen kepada seseorang itu.

Seorang wanita yang mengenakan hiasan rambut dan gelang yang indah dan mahal berupa giok dan mutiara.Wanita itu mengenakan pakaian berwarna merah muda yang indah dan sebuah kain merah muda perpaduan emas yang terikat dan menghiasi kedua lengan nya.Ia menyatukan kedua tangannya dan memberi hormat kepada jenderal Wen seraya menundukkan kepalanya,bulu mata lentik dan bibir yang merah muda lembab membuat penampilannya bisa mengalahkan seluruh wanita bangsawan yang ada di ibu kota.

Wen louhai hanya bisa terdiam dan tidak bisa mengatakan apapun,wajahnya seketika memerah,jantungnya berdetak dengan cepat,dan seketika banyak sekali keringat yang membasahi kedua tangannya yang membuat tanganya awalnya kering jadi lembab terkenak keringat.Ia hanya bisa mengalihkan mata nya dan melihat pemandangan luar seraya menelan ludah.

Jenderal menyuruh Changhai untuk duduk disamping Louhai yang kini membuat perasaan louhai mangkin tak karuan melihat wajah yang begitu cantik dan lirikkan mata saudarinya itu.Disaat ia mencoba mencuri-curi pandangan,terlihat changhai yang menyadarinya dan menatapnya kembali seraya mengangkat satu alisnya.Louhai dengan cepat langsung beranjak dari tempat duduknya dan mengatakan"ehhh saya lupa..jika saya masih memiliki urusan.ayah handa..putramu izin pamit"pamit louhai kepada ayahnya.Jenderal Wen yang tampak bingung dengan perubahan sikap putranya yang begitu cepat hanya mengiyakannya dan mengizinkan putranya untuk pergi.

Terlihat senyumman kecil dari Changhai yang melihat wajah Louhai yang seperti melihat sesuatu.Berbeda dengan nyonya Wen yang menyadari jika ada sesuatu yang tidak beres antara putra kandungnya dan putri tirinya itu.

CAHAYA ABADI BULAN||Yongheng de yueguang||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang