33. PENYERANGAN WARUNG BABEH

2.4K 102 50
                                    

Happy Reading!!
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian di setiap part-nya🧡

° ° ° ° °

Siang ini, Serra dan Selina pergi menuju kantin hanya berdua saja. Sedangkan Ibnu ada urusan dengan Bu Syahrini, yang mengharuskan laki-laki itu untuk pergi ke kantor terlebih dahulu.

"Sel, penuh banget nih," ucap Serra, ketika melihat penuhnya kantin hingga tidak ada celah untuk mereka berdua duduk.

"Coba cari lagi, pasti masih ada kok bangku kosongnya," balas Selina.

Kedua gadis itu kembali mengedarkan pandangannya ke depan, mencari bangku kosong untuk mereka duduki. Andai saja jika Bu Desi tidak meminta tolong kepada mereka untuk membawakan buku paket Geografi ke perpustakaan, sudah pasti dari tadi mereka mendapatkan tempat duduk.

"Gak ada Sel, kalo pun ada juga itu tempatnya para inti BLACK WOLF, mau lo?"

"Ogah!" Jelas saja Selina menolak. Malas sekali jika harus melihat mereka, apa lagi Gio.

"Ya udah beli makanan ringan aja lah, kita bawa ke kelas," final Selina.

"Dari tadi kek."

"Ya udah ayo buruan."

Belum sempat mereka melangkah, tiba-tiba Arion datang dan mencekal pergelangan tangan Serra, membuat kedua gadis itu sedikit kaget atas kehadiran laki-laki itu.

"Arion?"

"Ikut gue," ucap Arion, sembari menarik pelan tangan Serra.

"Heh! mau bawa Rara ke mana lo?!" tanya Selina dengan suara yang begitu lantang, sehingga membuat beberapa murid sebagian menoleh ke arah mereka.

Kini Selina yang hendak mengejar Serra harus tertahan, karena tiba-tiba tangan gadis itu juga di cekal oleh seseorang. Selina menoleh, mendapati Gio yang kini tengah tersenyum tipis kepadanya.

"Gio? Ngapain lo pegang-pegang? lepas gak!"

"Jangan ganggu mereka. Ikut gue."

"Gak! lepas!" Selina mencoba memberontak dari Gio, namun tenaganya itu tak sebanding dengan tenaga laki-laki itu.

Tak ingin berlama-lama menjadi objek para teman-temannya, Gio dengan terpaksa sedikit menyeret tangan gadis itu untuk pergi meninggalkan kantin.

"GIO SIALAN!"

Bahkan teriakan Selina yang mengumpati Gio, masih bisa Serra dengar di bagian meja sudut pojok. Arion membawanya ke sini hanya berdua saja. Tentu hal itu membuat tatapan para murid di sana langsung tertuju ke arah mereka.

"Kenapa?" tanya Serra bingung.

Arion menggeleng. "Gak ada."

"Terus ngapain bawa aku ke sini?"

"Pengen aja."

What the fuck?!

"Em.. aku mending makan di kelas aja deh Ar. Aku risih kalo harus di lihatin mereka semua," ucap Serra pelan.

Arion diam, lalu melirik orang-orang di sekitarnya yang memang sedang menatap mereka dengan sinis, lebih tepatnya hanya menatap Serra saja.

SERIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang