Tiga Delapan

7 2 2
                                    

Hingga kabar ini sampai pada telinga Riko, panjang waktu berlalu ia lalui dan ia habiskan untuk berusaha memperbaiki diri, tapi kini janjinya untuk menikahi dan hidup bersama dengan Zia telah sirna, janji untuk saling memiliki pun kandas ditengah jalan.

Ia sadar karena dirinya telah menggantungkan dan meninggalkan Zia tanpa kepastian, andai waktu ia bisa ulang kembali ia akan menyuruhnya untuk tetap menunggu dan berjanji akan datang menemui Zia, mungkin saat ini Riko lah yang berada diposisi laki-laki tersebut.

Tapi pada kenyataannya, mereka berdua tetap harus terpisahkan, Zia telah menemui takdir jodohnya, dan itu bukan Riko.

Kini tinggal lah ia sendiri dengan semua mimpi-mimpinya yang tak terpenuhi, dengan segala janji yang tak sempat ia tepati, hari itu langit terasa runtuh, kisahnya yang berujung pilu.

Namun begitu Riko harus tetap berusaha berdamai dengan takdir bahwa Zia hadir dikehidupannya dan sempat mengisi hari-harinya dulu, kini bukan untuknya tak ada yang bisa ia lakukan selain menerima kenyataan dengan lapang dada.

Walaupun mungkin terasa berat, dan menyesakkan dada, ia akan mengusahakannya, bila memang bahagia Zia bukan pada dirinya, maka Riko rela, rela melepaskan Zia dengan doa.

Riko yakin dibalik semua rasa ikhlasnya akan ada bahagia yang tidak terputus untuknya, dan ia yakin bahwa ALLAH sedang merencanakan yang terbaik untuknya, dan kalaupun cinta ini masih ada ia akan berusaha mengikhlaskannya dan merelakannya, bukan kah merelakan juga bagian dari mencintai.

Selamat berbahagia untukmu, selamat berbahagia di jalan kita masing-masing,” Ucapnya dalam hati sambil melihat ke arah Zia.

Zia pun menyadari kedatangan Riko ia hanya tersenyum tipis, ketika Riko melihat ke arahnya.

“Terlepas dari semua itu, setiap diri kita punya episode patah masing-masing  hingga langkah tertatih, semangat meredup,pada jalan-jalan sunyi kita mencoba mencari arti, pada masa lalu kita mencoba mendamaikan diri, pada ALLAH kita akhirnya kembali”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terlepas dari semua itu, setiap diri kita punya episode patah masing-masing  hingga langkah tertatih, semangat meredup,pada jalan-jalan sunyi kita mencoba mencari arti, pada masa lalu kita mencoba mendamaikan diri, pada ALLAH kita akhirnya kembali”

Wattpad Hijrah Journey by astrphl9

Sampai tak sadar, kehidupan yang seharusnya berjalan lebih baik kini telah menemui takdir yang benar-benar harus ia terima, kini waktu yang telah berlalu itu tak akan pernah bisa kembali lagi.

Tidak ada yang perlu ia sesali, yang bisa ia lakukan kini adalah berusaha sadar sepenuhnya,bahwa ALLAH memang menakdirkan perpisahan maka tentu dengan rahmatNya, justru hal inilah menjadikan dirinya lebih dewasa.

Tidak hanya pertemuan sebuah perpisahan pun sudah menjadi kehendakNya, maka jadikanlah pembelajaran untuk kedapannya agar lebih hati-hati lagi dalam menaruh cinta kepada manusia.

“Ternyata sesakit ini melihat dia yang kita cintai bersama orang lain, disaat kita sedang sibuk memperbaiki diri,” Ucapnya lirih sambil tersenyum.

Feri yang menyadari temannya itu langsung sigap menepuk pundaknya seolah memberikan semangat dan kekuatan pada Riko.

“Lu baik-baik aja kan” Tanyanya.

“Pake nanya lagi”

“It’s ok, tenang aja cewek yang mau sama lu masih ngantri noh” Ucap Feri tertawa.

“Iya, tapi yang kaya Zia susah dapetinnya” Jawab Riko lesu.

“Gak cocok banget seorang ketua lembek gini, adik gue masih ada tenang aja,” Ucap Feri yang berusaha menghibur Riko.

Bisa diem gak, gue blacklist ya nama lu di Brigez”

Feri hanya tertawa melihat Riko, dirinya hanya berniat menghibur karena merasa tidak tega melihat Riko sedari tadi hanya berdiam diri.

Dan pada akhirnya kita memang dipertemukan bukan untuk saling memiliki,Riko hanya tersenyum, mungkin ini sudah menjadi jalan takdirnya.

cintailah orang yang kamu cintai sekedarnya saja, karena boleh jadi ia akan berbalik menjadi orang kamu benci, dan bencilah pada seseorang sekedarnya saja, kerena boleh jadi ia akan menjadi orang yang paling kamu cintai”
~Ali bin Abi Thalib

Hijrah JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang