18. Jangan Jatuh Dulu

192 20 1
                                    


Kala dan Arin sudah tak terpisahkan semenjak sekelolah menengah atas. Persahabatan mereka sudah seperti saudara. Awal mereka berteman di bangku SMA karena insiden Arin di bully oleh kakak senior dan Kala yang melihat itu langsung membantunya. Semenjak itu mereka dua akrab tak terpisahakan. Bagi Arin, Kala satu-satunya teman, sahabat dan saudara. Ia terlahir sebagai tunggal dan orang tua yang selalu sibuk membuatnya membutuhkan sosok yang bisa menemaninya hampir setiap hari.

Mereka berdua gadis pintar yang selalu berada di peringkat atas. Arin sangat mengagumi Kala dengan segala kelebihan sahabatnya itu. Namun kadang cukup kesal dan muak dengan sikap aneh dan absur Kala. Meski begitu poros hidupnya hanya seputar Kala. Ia mengikuti semua kegiatan yang di lakukan Kala saat sekolah hingga ke bangku kuliah. Sampai mengambil pendidikan magister mereka masih si jurusan yang sama dan satu kelas. Syukurnya orang tua Arin tak mempermasalahkan apapun keinginan putrinya dan tidak memaksa Arin untuk ikut mengurus bisnis mereka.

Bagi Arin melihat Kala menangis ia juga ikut meresakan kesedihan sahabatnya itu. Bukan sekali dua kali ia melihat Kala menangis namun penyebab yang berbeda baru kali ini.

Sudah 3 hari Kala menginap di apartemen milik Arin. Selama itu juga Kala masih terlihat murung. Namun gadis itu terihat sangat bersemangat mengerjakan tugas kuliah dan tesisnya.

"Kalaa gue takut aah lu rajin begini, nanti tesis gue ketinggalan terus lo lulus dan wisuda duluan, ga mauu"Arin menarik laptop Kala.

Kala hanya menatap datar.

"Dunia memang tidak adil cemans...gue yang hampir saban minggu di suruh kencan buta tapi malah lu yag nikah duluan"Arin mencebik.

"Ga usah dibahas bisa?"

Arin cengengesan sambil menggaruk kepalanya.

"Maaf besis..gue tau lu butuh waktu buat nerima semuanya tapi, tapi lu jangan kaya gini terus dong"

Kala diam.

"Maksud gue, apa yag bisa bikin lu balik jadi Kala yang kaya biasa? kasih tau gue, apa kita pergi ke Wiss atau Islandia buat healing?"

Kala merotasikan matanya. Ia menarik lagi laptopnya.

"Kanzan, eh Kala maksud gue, lu mau liburan kemana..mau senang-senang kemana? atau kita blusukan ngasih bingkisan atau kita sewa GOR buat bikin acara untuk anak-anak yatim se Indonesia?"

"Ide lu gak ada yang bener yaa" sahut Kala. Arin memang manusia paling royal yang pernah ia kenal. Gadis tekpernah perhitungan soal uang.

"Kal ayolah jangan mode hemat energi terus dong. Lu maunya gimana, lu mau diamin Papi Ven berapa lama atau lu mau bikin rencana apa ayo kasih tau gue,"

"Gue gak bilang kalau gue mau diamin dia, gue udah bilang kasih dia kesempatan buat mengenal gue tapi ga instan. Ini cuma karena gue menghargai Ayah sama bunda"

"Keren banget deh besis gue, terus kemarin ketemu dia ngomong apa aja?"Tanya Arin penasaran.

"Ga banyak tapi alasan dia basi kata-katanya kek pemain pionir a.k.a buaya menurut gue"

"Masa sih?"

Kala menghentikan tangannya dari mouse. Gadis itu menghela napas.

"Menurut lo siapa yang percaya kalau dia bilang belum pernah berkenalan sama perempuan sebelumnya? dengan tampang dan status sosialnya yang begitu apalagi leluasa keluar masuk club, lu percaya?"

"Oo..iya jug sih tapi kata gue dia baik orangnya. Tapi ya kan lu belum kenal lebih jauh Kal. Gini deh dari pada lu su'uzon tanpa bukti gimana kalau gita selidiki dia?"

VIGILANTE S1 -21+ (END✔️)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt