05. PROMISE

17 2 0
                                    

HALLO OLAAA MINASAN!!✨
.
.
.
.

&

SELAMAT MEMBACA✨


_______________________________

Senyum Jelita hampir luntur melihat Romeo yang terlihat diam saja tak merespon apapun.

Jelita melihat bukunya tergeletak di bawah. Dia berjongkok dan mengambil buku itu, Jelita mengusap-ngusap buku itu alih-alih menghapus debu. Jelita membuka buku Diary miliknya, masih terlihat sama tidak ada yang hilang.

Jelita menatap Romeo lagi. "Kamu udah baca buku ini? Semuanya?" tanya Jelita.

Terdiam. Wajah Romeo terlihat bingung, bahkan kepala Romeo tak berhenti bergerak berlagak gelalapan menghindari dengan tatapan Jelita.

"Romeo, jawab!" Jelita menggoyangkan tubuh Romeo agar laki-laki itu tersadar dan menjawabnya.

Dengan kasar Romeo menepis tangan Jelita. "Lo siapa sih?" Tekan Romeo dengan tegas.

Suara Romeo yang terdengar menggema keras, membuat orang-orang yang ada di sana melihat ke arah dua remaja ini.

Romeo benar-benar tidak mengenalnya, mungkin gadis yang bernama Jelita ini pernah bertemu dengannya tapi Romeo lupa. Jujur, memang nama Jelita tidak terdengar asing di pikirannya. Romeo juga merasa kalau dia pernah bertemu dengan gadis ini.

"Meo ..." panggil Jelita memegang tangan Romeo.

Lagi-lagi Romeo menepisnya. Romeo baru sadar jika dirinya di pertontonkan oleh orang-orang, bahkan mereka terlihat berbisik-bisik.

Tidak mau di permalukan. Romeo tanpa mengatakan apapun akhirnya pergi dari hadapan Jelita, dia tidak mau orang-orang berpikir aneh-aneh tentang dirinya jadi Romeo menghindar.

Melihat Romeo pergi tanpa menjawab berbagai pertanyaan darinya. Jelita dengan nekat mengejar Romeo, dia sedikit berlari mengejar langkah Romeo.

"ROMEO TUNGGU!" Jelita berteriak.

Teriakan Jelita mampu membuat Romeo berhenti. Romeo berbalik badan memperlihatkan Jelita sedang pergi ke arahnya. Setidaknya Romeo tidak berada di Rumah Sakit jadi Romeo tidak terlalu malu, sekarang ini dia sedang berada di luar yang lumayan jauh dari Rumah Sakit.

Sampai akhirnya Jelita menyerah karena sakit di dadanya, padahal jaraknya tinggal beberapa langkah lagi mendekati Romeo.

Laki-laki berkulit sawo matang ini tak tega melihat Jelita yang ngos-ngos 'san mengejarnya, dia akhirnya berjalan mendekati Jelita.

Romeo membantu Jelita berdiri, terlihat Jelita masih memegang dadanya, hal itu membuat Romeo khawatir. "Lo gak papah? Kenapa lo ngejar gue sih kalau kondisi lo lemah gini? Lo mau apa sebenernya?" oceh Romeo mengeluarkan beberapa pertanyaan.

Jelita terlihat menggeleng, nafasnya masih tersenggal-senggal.

Grep.

Dengan tiba-tiba Jelita memeluk Romeo, lagi. Hal itu tentu saja membuat Romeo terkejut membisu, Romeo bingung dia ragu untuk melepaskan pelukannya kali ini. Bahkan entah kenapa Romeo ingin membalas pelukan itu.

"Meo, aku mau jadi sahabat kamu. Mulai malam itu pertama kali aku ketemu kamu, aku udah tertarik sama kamu. Aku mohon, kamu jangan bilang kalau kamu lupa sama janji kamu."

Romeo merasakan detak jantung Jelita yang tadinya berdetak kencang, perlahan detakan jantung itu terasa normal. Romeo benar-benar bingung, apa dirinya pernah mengatakan janji.

Romeo and Jelita Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang