Versi sudah tak lengkap
Follow ig author: @wp.gulajawa TikTok author :Gula Jawa .
Start Desember 2023
Ending Januari 2024
Revisi 2024-2025
Budidayakan vote dan komen
Apakah seorang Gus harus menikah dengan seorang Ning? Apakah seorang Gus menika...
Sebelum membaca awalli dengan Bismillahirrahmanirrahim
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Waktu berlalu. Malam yang gelap dan sunyi kini berganti menjadi terang benderang, dan dipenuhi nyanyian merdu dari burung yang berkicau. Cahaya matahari yang masuk melalui ventilasi udara menerpa wajah tampan milik seorang kulkas pesantren, yaitu Gus Agam.
" Ternyata masih tertidur. Sepertinya tidur kamu nyenyak sekali."
Dengan langkah perlahan Gus Agam mendekat ke tubuh gadis kecil, yang kini sudah sah baginya. Ketika sudah tiba dihadapan tubuh Ziva. Gus Agam segera berjongkok, hingga menyisakan jarak dekat antara wajahnya dengan wajah Ziva.
" Hey gadis kecil. Nyenyak sekali tidurnya. Bangun sudah pagi!" dengan nada dinginnya Gus Agam membangunkan Ziva, seraya mengguncang pelan tubuh miliknya.
Ziva yang merasa terusik pun akhirnya memilih membuka matanya. Dengan perlahan Ziva membuka matanya itu, setelah itu Ziva terkejut. Mendapati wajah Gus Agam yang teramat dekat itu.
" Kyaaa."
Plakk.
Satu tamparan tepat mengenai pipi mulus milik Gus Agam. Ketika Ziva sudah menyadari kesalahannya. Ziva tergesa-gesa menutupi dirinya dengan selimut tebal.
Gus Agam tentunya tersentak kaget dengan prilaku dari Ziva. Namun mau bagaimana lagi? Helaan nafas terdengar dari Gus Agam. Jika difikirkan, ini juga salahnya karena mengagetkan Ziva dengan jarak wajah mereka yang cukup dekat.
" Maaf banget Gus, maaf. Jangan hukum Ziva. Anu Ziva gak sengaja, tadi refleks karena Gus Agam terlalu deket. Ziva kaget," akui Ziva dari dalam selimut.
" Buka selimutnya Ziva!" pintah Gus Agam.
" Enggak."
" Buka!"
" Enggak."
Ziva dan Gus Agam terus melakukan l tarik menarik selimut , yang menyelimuti tubuh Ziva.
" Buka Ziva!!" ucap Gus Agam dengan nada geramnnya.