Hujan baru saja turun mengguyur bumi dengan derasnya membuat aroma tanah basah menguar jelas. Di depan teras sebuah panti asuhan bernuansa putih berdiri tepat di depan pintu seorang Wanita berambut panjang dengan baju yang sedikit basah terkena percikan-percikan air hujan yang menggenang. Ia mengetuk pintu dengan sedikit tak sabaran, dalam hati berkecamuk rasa yang sulit di jabarkan sampai seorang lelaki paruh baya keluar membukakan pintu besar itu.
" Permisi bapak, boleh saya berbicara sebentar dengan pengurus panti ini? " Tanyanya dengan raut cemas.
" Iya silahkan masuk dulu mbak " Kata Bapak Yayan memberi akses pada wanita di depannya untuk masuk kedalam rumah panti.
Farasha Arabella sang wanita yang tadi tak sabaran mengetuk pintu rumah anak anak malang yang kehilangan peran orang tua dalam hidupnya. Asyah duduk di ruang tamu menunggu Ibu pengurus panti asuhan itu keluar.
" Iya Buk ada yang bisa saya bantu? " Tanya Ibu pengurus panti Asuhan
Asya terlihat meremat jari-jarinya, terlihat jelas kegelisahan lewat kedua sorot matanya " Apa anak yang saya titipkan lima tahun yang lalu di panti ini masih tinggal di sini Buk? Atau dia sudah memiliki keluarga baru? "
Ibu Mira penjaga panti Asuhan membuka lembar berkas dalam satu map berwarna merah yang baru ia keluarkan dari rak penyimpanan di sudut ruangan tempat ia duduk.
" Tepat lima tahun yang lalu panti kami menerima tiga anak bayi yang baru lahir. Antaranya dua anak perempuan dan satunya lagi laki-laki Buk. Memangnya anak Ibu berjenis kelamin apa? " Ibu Mirna menatap serius pada Asya.
" Anak saya laki-laki Buk, ia saya titipkan disini dengan selimut berwarna biru dengan huruf R di ujung selimutnya. " Kata Asya menahan bulir air mata yang rasanya ingin menerobos jatuh.
" Ahh iya. Saya ingat itu adalah Alif "
" Alif ? Alifian Rayn Azzikra maksud Ibu! " Tanya Asya memastikan dengan debaran jantung yang semakin bertambah.
" Iya. Nama Alifian diberikan oleh Pak Rony Azzikra pemilik panti asuhan ini. Ia begitu menyayangi Alif hingga kini Alif tinggal bersamanya dan istrinya Ibu Salma " Jelas Ibu Mira membuat air mata Asya jatuh tak terbendung.
Asya turun dari kursinya, bersimpuh memegang tangan Ibu Mirna dengan sisa-sisa tangisnya yang masih terasa.
" Tolong Bu. Jangan pernah memberi tau siapapun saya datang hari ini untuk menanyakan Alif, saya ingin Ibu merahasiakan siapa Ibu kandung Alif sebenernya. Jangan pernah memberi tau Pak Rony dan Bu Salma kalau seseorang menanyakan identitas putra mereka! Saya mohon Bu " Kata Asya terbata-bata.
Ibu Mirna menghela nafasnya. Ia bingung harus menyikapi wanita di depannya ini seperti apa? " Kenapa Ibu menitipkan Alif ke panti asuhan ini? Dan kenapa Ibu tidak ingin siapapun termasuk Pak Rony dan Bu Salma mengetahui tentang pertanyaan Ibu hari ini? Saya rasa mereka berhak tau karena sebentar lagi hak asuh atas Alif sepenuhnya akan berada di tangan mereka, itu artinya mereka resmi menjadi orang tua angkat Alif "
" Saya tidak bisa memberikan alasan mengapa saya menitipkannya di sini. Saya hanya tidak ingin mereka tau karena saya tidak ingin mengurus anak itu " Katanya membuat Ibu Mirna mengeryit bingung.
" Maksudnya? " Lirih Ibu Mirna.
" Sudah, kejadian malam ini tentang semua informasi yang Ibu berikan cukup kita berdua saja yang tau. Jangan sampai seseorang pun mengetahui nya Buk saya mohon. Permisi " Kata Asya terburu-buru membenahi syal penutup kepalanya dan berlalu pergi begitu saja menyisakan tanya yang sangat amat banyak di kepala Ibu Mirna.
Sementara di tempat yang berbeda, di dalam kamar kecil yang tersedia dalam ruangan rawat inap Rony. Salma berbaring miring menghadap Alif. Ia menumpuh kepalanya dengan sebelah tangan sementara satunya mengelus lembut suari hitam legam yang sedikit ikal milik Alif.
" Nabi Musa Alaihi Salam seorang bayi yang dilahirkan diantara kalangan bani Isra'il yang pada waktu itu di kuasai raja Fir'aun yang bersikap kejam dan zalim." Kata Salma menceritakan kisah Nabi sebagai pengantar tidur untuk Alif.
" Nabi Musa Alaihi Salam dapat membelah lautan menjadi dua bagian serta tongkatnya dapat berubah menjadi seekor ular " Lirih Salma yang melihat Alif sudah menutup kedua matanya rapat dengan nafasnya yang teratur.
Salma memandangi Alif dengan senyuman yang tak pernah pudar dari bibirnya. Ia terus mengelus dahi sampai kepala Alif dengan jari jemarinya yang membelai lembut membuat anak manis yang kini tengah tertidur itu semakin hanyut dalam kenyamanan.
" Meski Alif tidak lahir dari rahim Umma. Umma sangat menyayangi kamu Nak, bagi Umma Alif itu anugrah yang selalu Umma syukuri. Anak yang tampan, pintar serta bijaksana selayaknya orang dewasa kalau sudah berceloteh ini akan selalu menjadi permata di hati Umma sayang. " Ucap Salma mengecup dahi Alif sayang.
Rony yang terbangun mengintip dibalik celah pintu. Menatap dengan tersenyum haru pada Salma yang ternyata begitu ikhlas menerima Alif di antara kehidupan mereka, bahkan sangat terlihat jelas kasih sayang Salma untuk Alif selayaknya Ibu dan Anak kandung. Siapapun yang melihat keduanya tanpa meneliti lebih jauh pasti akan percaya kalau Salma adalah Ibu biologis dari Alif.
" Kenapa bangun Mas? " Tanya Salma menolehkan kepalanya menatap Rony yang terperanjat kaget.
" Aku tadi kebelet pengen ke toilet. Ga sengaja liat pintunya kebuka sedikit ternyata kamu lagi nidurin Alif " Kata Rony masuk kedalam kamar itu.
" Kamu kondisinya gimana? Udah enakan? " Tanya Salma menempel punggung tangannya pada dahi Rony saat lelaki itu duduk di pinggiran kasur.
" Iya alhamdulillah. aku bersyukur cuma aku yang makan sop itu, aku ga bisa bayangin gimana kalau sampai Alif yang merasakan semua sakit ini? Dia pasti tidak akan nyaman " Tutur Rony mengelus tangan Alif yang bisa ia jangkau setelah memastikan infusannya aman pastinya.
" Yah alhamdulillah Mas bukan Alif. Tapi sampe sekarang aku masih mikir gimana bisa sop nya jadi punya kandungan histamin begitu? Apa di sengaja atau hanya kebetulan semata? " Kata Salma menatap lekat wajah tampan suaminya.
Rony mengelus kepala Salma yang terbalut hijab instan. " Takdinya sudah seperti ini jangan suudzon. Lagi pula dokter sudah menjelaskan kemungkinan pengolahan atau cara menyimpan ikan yang menjadi bahan baku dalam sop itu tidak tepat. Kamu jangan berpikir berlebihan InsyaAllah semuanya hanya kebetulan dan tidak ada siapapun yang berusaha mencelakai keluarga kita "
" Yah aku cuma sangsi aja sama semua ini. Aku takut dan khawatir kalau sampe kejadian kaya gini terulang kembali apalagi sampai melukai Alif. Aku ga akan bisa kalau Alif yang kenapa napa Mas! "
" Tugas kita sebagai manusia hanya bisa berdoa dan menjalani takdir yang sudah ditetapkan oleh sang Maha Kuasa. Sudah lah ayo istirahat semakin malam otakmu semakin bekerja terlalu jauh sepertinya! " Kata Rony terkekeh kecil di akhir kalimatnya membuat Salma manyun.
Salma bangkit dari posisinya, mengecup dahi Alif lama begitu pun dengan Rony yang melakukan hal yang sama. Maka setelah memastikan Alif aman dengan guling di sisi kanan kirinya Salma dan Rony keluar dari kamar kembali ke brankar Rony.
" Ayo naik. Kasurnya besar akan muat untuk kita berdua. Kamu juga badanya kecil kaya kurcaci " Kata Rony yang menggeser tubuhnya ke sisi kanan
" Bisa tidak perlu meledek di akhir kalimat? Aku tau badanku kecil tapi bukan berarti kurcaci. Aku ini ciptaan Allah sama saja kamu mengh___" Kata Salma terpotong karena Rony mengecup kilat bibirnya untuk pertama kalinya!!
" Maaf, maaf aku tidak bermaksud begitu. Ayo tidur saja " Kata Rony menarik Salma kedalam pelukan hangatnya hingga wanita cantik yang masih lingling dengan apa yang terjadi tadi bisa mendengarkan debaran jantungnya.
Bersambung...
Hai semuanya selamat membaca. Chapter pertama di 2025 🤍
Jangan lupa untuk vote dan komentar kalian yang banyak yah warga 💃
SEE YOU 🙏
Terima kasih
YOU ARE READING
TA ' ARUF [ END ]
Teen FictionPart completed revision. Perjalanan kisah yang berawal dari ta'aruf antara Ahmad Rony Azzikra dan Raina Salma Ameena. Pendekatan singkat antara keduanya nyatanya mendatangkan lara hingga bahagia, tangis hingga tawa dan asing menjadi cinta 💐 [ berge...
![TA ' ARUF [ END ]](https://img.wattpad.com/cover/358178416-64-k239934.jpg)