7. DEVIL

123K 6.9K 1.1K
                                        

⚠️Lestarikan vote di setiap bab yang kalian baca. Dilarang keras menjadi siders pada lapak ini⚠️

7. DEVIL

Manusia yang merasa dirinya tinggi lebih menakutkan dari pada setan.

***

Suka duka, tangis tawa, sedih bahagia, gagal sukses, hanyalah aliran kehidupan yang datang dengan pesannya masing-masing. Punya waktunya masing-masing. Karena sejatinya, kehidupan setiap manusia itu tidak ada yang sempurna, mereka memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, yang menjadi pembeda hanyalah, bagaimana cara insan tersebut menghadapinya.

Memang mungkin, sebagian besar, ada orang yang kurang beruntung dan harus mengalami lebih banyak susah dari pada senang dalam hidupnya.

+6287*******

Saya dan Jarwo sudah sampai. Ingat pesan saya semalam, jangan bikin masalah selama saya tidak ada di rumah.

Kepulan asap rokok melayang di udara karena sang empunya meniup pelan beberapa detik yang lalu. Marsel mengantongi ponselnya ke saku jaket, cowok itu bahkan tidak ingin susah payah mengetikkan balasan untuk Damar terlebih dahulu.

"Sssh, bisa pelan-pelan enggak Bas?"

"Enggak bisa. Gue bukan cowok lemah lembut."

"Aduh! Nekan luka di punggung gue jangan lo samain kayak nekan tuts piano Bas."

Pria yang sedang duduk membungkuk itu memutar bola mata. "Ngeringis mulu lo dari tadi Sa! Laki apa bukan sih?"

Aksara sedikit memutar tubuhnya menghadap ke belakang. Memberikan Bastian tatapan datar. "Perlu gue tunjukkin kejantanan gue?"

"Bocah tolol. Emang paling bener lo diam aja Sa!" bentak Bastian lalu menekan kuat luka dipunggung telanjang Aksara.

"Chat dari siapa Sel? Serem bener muka lo," tanya Kenzo. Pria itu menyadari perubahan raut wajah Marsel yang duduk tak jauh darinya.

"Telkomsel. Nagih hutang pulsa darurat lima ribu," sahut Marsel asal.

"Telkomsel emang gitu. Cuekin aja Sel," sahut Arlan dari dalam Warbel. Pria itu keluar dengan wajah bantalnya.

"Udah bangun lo?" tanya Daren saat Arlan duduk di sampingnya.

"Mending lo diam crocodile, mood gue pas bangun tidur jelek banget, jangan sampai bibir lo gue pindahin ke belakang kepala."

Daren memegangi bibirnya dengan wajah takut dibuat-buat. "Jangan dong, ini bagian paling favorit para wanita gue, bakal susah nanti."

Arlan menepuk pundak Daren beberapa kali. "Nanti gue wakilin biar nggak susah."

"Jangan lah. Mulut lo bau belacan."

"Bang Jali mana?"

Pertanyaan tiba-tiba dari seseorang yang baru datang membuat tangan Arlan yang hendak menampar Daren melayang di udara.

"Di dalam. Ngasih makan si Zebra."

Zebra, nama kucing jalanan berwarna hitam putih yang bang Jali rawat seperti anak sendiri.

Farel beroh mendengar jawaban dari Kenzo lalu ikut duduk di sana. "Tangkap Sel." Melempar satu kotak susu rasa strawberry ke arah Marsel yang dengan sigap cowok itu tangkap.

"Dalam rangka apa lo ngasih gue susu rasa strawberry?" Membuka plastik yang membungkus selang susu tersebut. "You're not usually like this." Kemudian meminumnya.

MARSELANA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang