7

1.8K 156 22
                                    

Selama ini Sooya selalu berpikir bahwa cinta Victor tidak sebesar yang ia pikir. Namun sekarang, menyaksikan laki-laki itu datang tak lama setelah ia memintanya, Sooya yakin Victor masih mencintainya.

"Aki mobilmu kotor, itu yang menyebabkannya mogok. Sekarang sudah saya bersihkan, coba kamu nyalakan," tutur Victor sambil mengelap tangannya yang kotor menggunakan kanebo usai menutup kap depan mobil Sooya.

Sooya yang kini duduk di kursi kemudi, tersenyum. Ia menuruti perintah Victor untuk menyalakan mesin mobil. Luar biasa! Mobilnya kembali menyala.

"Sudah bisa. Terimakasih mas."

Victor mengangguk. "Kalau begitu segera pulanglah sebelum malam. Saya juga harus pulang."

"Mas Victor!" panggilan Sooya menghentikan langkah kaki Victor yang hendak menuju mobilnya.

Victor terpaksa menoleh. "Ya?"

"Mas Victor kenapa masih peduli sama aku? Salahkah bila aku berharap perasaan mas masih ada untukku?"

"Jangan salah paham Sooya. Aku tidak akan kemari jika bukan karena seseorang."

"Maksud kamu?" tanya Sooya tidak mengerti.

Victor mengangkat ponselnya. "Ruby yang menyuruh saya menolongmu. Tadinya saya ingin menyuruh orang lain untuk membantumu, tetapi Ruby bilang tidak bisa mempercayai orang lain dan memaksa saya. Dia takut kakaknya kenapa-napa. Itulah kenapa saya ke sini. Berterimakasihlah pada Ruby. Dia adik yang baik."

Sooya terpaku di tempatnya. Kata demi kata yang keluar dari mulut Victor seperti ribuan jarum mengenai hatinya. "Semudah itu mas Victor melupakan kenangan tiga tahun kita?"

"Kamu tidak mengerti, Sooya. Sejak bibir saya mengikrarkan ijab qabul, sejak itu pula saya menjatuhkan sepenuhnya hati untuk nama gadis yang saya sebut. Karena dia yang akan menjadi istri saya. Dia yang akan merawat saya. Pernikahan adalah hal yang tidak akan pernah saya nodai, walau semanis dan seindah apa pun kenangan yang saya dapat di masa lalu."

Kembali tertegun oleh kalimat yang diucapkan Victor. Sooya bahkan tidak sadar kapan mobil laki-laki itu sudah melaju lebih dulu, meninggalkannya.

Itulah, mas. Itulah yang membuat aku mencintaimu begitu besar. Itulah yang membuat aku tidak semudah itu melepaskanmu! Itulah yang membuatku tidak rela melihatmu dengan yang lain. Kamu adalah pria terbaik dan paling tulus yang pernah kutemui. Kamu selalu setia pada prinsipmu. Dan kebodohanku, yang membuatmu akhirnya lepas dari pelukanku.

Sooya meremas stir mobil. Pipinya basah karena air mata.

###

Victor tidak mampu menahan rasa gemasnya pada kedua pipi bulat milik Ruby. Sejak tadi ia tak henti mencubitnya, menciumnya, bahkan sedikit menggigitnya. Sampai gadis itu protes karena perbuatannya.

Cup

Cup

Cup

"Omm ihh!" Ruby merengek di pelukan Victor. Ia yang sedang menonton film animasi Toy Story 3 di televisi yang ada di kamarnya, merasa terganggu. Tapi Victor hanya tersenyum gemas.

"Apa tayangan itu lebih menarik dari saya sampai kamu mengabaikan saya, Ruby?" Victor berpura-pura kesal. Ia melepaskan lengannya yang semula mendekap gadis itu dari belakang.

Ruby yang tidak rela Victor melepaskan pelukannya, segera meraih kedua lengan itu dan kembali meletakkannya lagi di atas perutnya. Ia juga ikut meletakkan tangannya di atas lengan Victor. "Hehe Om Victor jangan marah. Bentar lagi film-nya selesai kok."

CEO's Little Wife (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang