Butir 10

140 15 2
                                    

BERTEMU

"Dunia terbuat dari terang dan gelap, kamu tidak dapat memiliki satu tanpa yang lain."
~Anonymous

***

KIN POV

Langit mendung, padahal satu jam lalu matahari tersenyum. Aku diam menatap tajam Gatra yang sedang menyetir, agak dongkol karena jalanan sangat padat.

"Kita mau kemana sih, Tra?"

Dia tak merespon apapun, hanya menatap lurus jalanan.

Aku melipat tangan ikut dongkol. "Maksud lo apa sih, Tra? Gue nggak paham."

"Kapan sih lalu lintas di Jakarta nggak macet?" Dia malah mengomel sendiri.

Aku mendengus makin kesal. "Tra, jelasin ke gue apa maksud perkataan lo tadi!" tuntutku. Dia masih tak merespon. "Gatra!" teriakku frustrasi. Dia lagi-lagi diam. Kuhela nafas jengah dan menghempaskan leherku ke sandaran kursi. Sial!

"Maaf, Kin..." lesahnya, akhirnya bersuara.

Aku melirik. "Ada apa, Tra?" lontarku yang lebih lembut.

"Gue selalu berusaha keras buat nebus kesalahan gue di masa lalu. Gue tahu, gue jahat banget ke lo dulu. Apapun bakal gue lakuin buat memutar waktu dan memperbaiki kesalahan itu."

"Tra..."

"Gue capek, Kin," selanya tak membiarkanku bersuara. "Lusa gue harus ke akademi kepolisian, hanya ini yang bisa gue lakuin buat kalian. Jangan tanya lagi, lo bakalan tahu saat sampai nanti."

Sikapnya ini benar-benar membuatku takut. Kuhela nafas besar dan membiarkannya menyetir dalam keheningan.

***

Kita terjebak macet cukup lama. Mendung semakin menggelayut. Aku terhenyak begitu keluar dari mobil. Kutatap tak percaya bangunan di depanku. Terperangah. Ini adalah rumah Refo, tokonya sudah dibongkar membuat halaman tampak sangat luas.

"Kenapa kita di sini, Tra?" gumamku mengawang.

"Refo masih hidup, Kin. Tapi..." dia menggantungkan kalimatnya sebentar. "Dia tidak sama lagi seperti dulu."

Aku benar-benar bingung. "Apa yang lo bicarain, Tra?"

Gatra tak banyak bicara lagi, ia berjalan lurus ke pintu masuk dan mengeluarkan kuncinya. Cklek! Pintu dibukanya. Dia menatapku lama, lalu mengisyaratkanku masuk.

Jika ini lelucon, ini sama sekali nggak lucu. Apa maksudnya, sih?

Aku akhirnya melangkah tak yakin, menjadi takut tiba-tiba. Aku berhenti di ambang pintu, benar-benar takut. Terdengar suara radio yang memutar lagu Coldplay yang berjudul 'All I Can Think About Is You'. Aku melongok dan masuk lebih dalam, rumah itu jauh berbeda dari yang kuingat dulu.

"Itu lo, Tra?"

Darahku mendesir mendengar suara yang amat kukenal itu. Jantungku berdegup kencang. Aku menjadi amat sangat takut. Lalu seseorang muncul dari balik rak yang berisi miniatur dan piala-piala pertandingan basket.

Jantungku rasanya tergelincir. Nafasku tercekat seketika. Benarkah itu dia? Mataku melebar menatap ketidakpercayaan yang berusaha kucerna. Aku terpaku dalam berdiriku. Tubuh tinggi itu berjalan mendekat. Alis tebal, bibir merah dan hidung mancung. Oh, itu wajah yang amat kurindukan.

"Tra?"

Dia benar-benar Refo. Dia Refo. Ya, itu dia. Waktu seakan berhenti mendadak. Jantungku ingin meledak. Merinding menjalar dari kaki hingga ubun-ubun.

[BL] Stay With LoveWhere stories live. Discover now