⚠️Lestarikan vote di setiap bab yang kalian baca. Dilarang keras menjadi siders pada lapak ini⚠️
Jadilah pembaca bijak yang tahu cara menghargai karya orang lain setelah menikmatinya.
Happy reading
9. PERINGATAN DARI SESEORANG
Jaga hatimu agar tidak gegabah dalam mengambil kesimpulan lewat sikap seorang pria. Supaya makhluk perasa seperti kalian (para wanita) tidak disakiti oleh khayalan semu yang dirangkai indah oleh otak dangkalmu itu.
—Marselino Raygan Bumantara.
***
Sinar mentari langsung menyelinap masuk lewat jendela kaca berukuran sangat besar kala tirai penutupnya digeser oleh seseorang. Mata yang dihiasi bulu mata lentik pun alis tebal itu mengerjab beberapa kali, cukup menandakan jikalau tidur nyenyak pria tampan tersebut telah diusik. Perlahan kelopak mata yang tadinya tertutup kini terbuka, kemudian menyipit guna menyesuaikan cahaya yang masuk.
"Maaf Sel aku pakai cara begini, soalnya aku panggil-panggil dari tadi kamu enggak bangun-bangun."
Bola mata dengan iris hitam legam itu bergerak ke bawah mencari sumber suara, wajah segar Alana yang berdiri di ujung ranjang menyambut pandangannya. Marsel berdeham singkat, bangun, duduk di atas kasur, menguap, kemudian menyisir surai tebalnya ke belakang lalu kembali menguap.
"Jam berapa sekarang?"
Suara serak Marsel khas lelaki bangun tidur bisa saja membuat lutut wanita lain lemas detik itu juga, wajah bantalnya yang tetap tampan mempesona mungkin juga berhasil memancing teriakan girang para gadis di luar sana, namun, tidak dengan Alana.
Sepasang bola mata cokelat menenangkan milik Alana bergerak cepat melirik jam besar yang ada di kamar cowok itu, kemudian kembali menatap Marsel. Ia terkesiap kala netra kelam Marsel pun tengah menatapnya. "Jam enam lewat sepuluh menit, Sel," sahut Alana sedikit tergagap sebab Marsel tidak juga berhenti menatap.
Pria itu mengangguk samar, ia meneliti penampilan Alana mulai dari bawah ke atas. Seragam putih abu-abu kebesaran milik Alana sudah melekat di tubuh kecil cewek itu. "Gimana keadaan lo? Mendingan?"
Bibir Alana terkunci. Gadis itu terkejut bukan main, seorang Marsel menanyakan keadaannya? Yakinkan Alana kalau sekarang ia tidak sedang bermimpi.
"Ck lupain." Marsel bersingut turun dari ranjang, melangkah melewati Alana begitu saja menuju kamar mandi.
Alana mengerjap beberapa kali kemudian sedikit berlari menuju kamar mandi, berdiri di luar ambang pintu toilet seraya menyembulkan kepalanya, Marsel tengah membasuh wajahnya di dalam sana.
"Udah mendingan Sel. Makasih banyak karena udah berbaik hati buat ngasih obat mahal itu sama aku." Alana memasang senyuman lebar saat Marsel mulai menatapnya lewat cermin.
Cowok itu menekan kuat sisi wastafel menggunakan kedua telapak tangan besarnya tanpa memutuskan kontak mata dengan Alana, membiarkan air keran menetes dari rambutnya, rahang tegas Marsel mengeras, membuat Alana mengernyit heran.
"Keluar dari kamar gue. Gue mau mandi."
Alana melotot. "Kamu enggak sarapan dulu?"
Marsel berbalik membelakangi wastafel, bersandar di sana seraya bersedekap, membuat otot-otot lengannya mengeras di balik kaos oblong hitam yang tengah ia kenakan, menatap tepat di kedua bola mata gadis yang berdiri di luar sana.

KAMU SEDANG MEMBACA
MARSELANA
Teen FictionTinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan bajingan yang Marsel miliki. Laki-laki problematik yang berusia satu tahun di atasnya itu adalah soso...