COMPLEMENT - 3

10K 649 9
                                    

Happy Reading 😊

Jangan lupa vote dan komentarnya yaa

.

.

.

Meeting untuk proyek pembangunan jalan tol di daerah Sumatera Utara di akhiri dengan dinner di private room yang ada di restoran tempat dilangsungkannya rapat. Sajian makanan khas Batak dihidangkan di atas meja putar yang berbentuk lingkaran itu. Arash menjadi yang pertama menyelesaikan makan malamnya, "terima kasih atas sajian lezatnya Pak Budi," pujinya akan hidangan yang telah disajikan.

"Sama-sama Pak Arash. Saya sangat berterima kasih kepada Pak Arash yang mau mengambil proyek ini. Semoga saja proyek ini bisa berjalan dengan lancar dan dapat diselesaikan tepat waktu," balas Pak Budi.

Arash hanya mengangguk dan mengelap mulut dengan sapu tangan yang dibawanya.

"Oh, ya Pak Arash kami juga sudah menyiapkan pemanis yang menunggu Anda di suite room yang akan Anda tempati nanti. Semoga Pak Arash juga menyukai sajian penutup yang kami siapkan."

Arash hanya menanggapi ucapan Pak Budi dengan sedikit mengangkat ujung bibirnya. Bukan hal yang tabu lagi bagi orang-orang di kalangannya akan sajian penghibur yang seringkali menjadi pelicin lancarnya kesepakatan kedua belah pihak.

Setelah makan malam itu usai, Arash dan sekretarisnya segera beranjak dari sana untuk menuju ke hotel tempatnya menginap. Sesampainya di hotel, Arash mampir terlebih dahulu ke restoran yang ada di hotel itu untuk minum kopi.

Lima belas menit berlalu dan sang sekretaris kembali menghampirinya. Menyampaikan jika suite room untuknya sudah siap. Arash pun segera mengangkat bokongnya dari single sofa yang didudukinya.

"Saya tunggu di sini ya Pak," ucap Fredy yang duduk di ruang tamu suite room itu.

Arash memasuki kamar yang akan ditidurinya malam ini. Pria yang baru saja menutup pintu itu berjalan ke arah kamar mandi seraya melepaskan dasi yang mengikat lehernya seharian ini. Dia melirik sekilas wanita muda yang duduk di pinggiran ranjang yang sempat-sempatnya mengedipkan sebelah matanya dengan genit. Dan Arash hanya membalasnya dengan tatapan datar serta melanjutkan langkahnya menuju kamar mandi untuk membersihkan diri terlebih dahulu.

"Apakah Anda perlu bantuan?" pertanyaan itu menghentikan gerakan Arash yang baru saja memegang handel pintu. "Tidak, cukup tunggu saja di situ. Tidak butuh waktu lama untukku membersihkan diri," katanya menjawab perempuan muda yang ditaksirnya berumur di awal dua puluhan.

"Okay, enjoy your shower," balas perempuan muda itu dengan senyuman termanisnya.






***






Setelah beberapa menit merebahkan tubuhnya di sofa empuk yang ada di ruang tamu suite room ini, Fredy menegakkan tubuhnya ketika melihat perempuan yang keluar dari kamar atasannya. "Apa dia sudah tidur? tanyanya dengan dagu di arahkan ke pintu kamar.

"Belum," jawab singkat perempuan itu.

Fredy mengehembuskan pendek napasnya, "ini untuk kamu," ucapnya sambil menyodorkan beberapa lembar uang dengan potret sang proklamator kemerdekaan.

COMPLEMENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang