Versi sudah tak lengkap
Follow ig author: @wp.gulajawa TikTok author :Gula Jawa .
Start Desember 2023
Ending Januari 2024
Revisi 2024-2025
Budidayakan vote dan komen
Apakah seorang Gus harus menikah dengan seorang Ning? Apakah seorang Gus menika...
Sebelum membaca awali dengan Bismillahirrahmanirrahim
REVISI BAB 62 Warning : maaf alur / judul bab sedikit berbeda. Selamat menikmati
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Hari berlalu, waktu berubah menjadi pagi kembali. Setelah sarapan semua keluarga pergi berangkat ke bandara untuk mengantarkan Gus Agam.
Di perjalanan Ziva enggan melepas lingkaran tangannya yang berada di lengan sang suami. Sedangkan Gus Agam sendiri juga enggan untuk berjauhan dengan istri nya.
"Haduh yang mau pisah tiga bulan, lengket kayak lem gila," gumam mas Iqbal yang sedang menyetir.
***
Setelah beberapa lama di perjalanan. Akhirnya mereka tiba disebuah bandara. Lekaslah mereka turun dan berjalan memasuki bandara.
Terdengar suara kabinet pesawat memberitahu kan bahwa tujuan pesawat Gus Agam akan segera terbang.
Terlihat teman lama Gus Agam juga turut hadir. Saat ini Gus Agam tengah berpamitan.
"Fikar, loe tenang aja , udah ada tameng disana," ucap Alman. "Iya , bizar udah nungguin elo disana," sambung Kenzo.
"Tenang aja Fik.. sesuai permintaan loe, kita bakal jagain Ziva. Read Devils adalah teman loe. Maka dari itu kami akan jagain Ziva buat loe," ucap Zain.
"Hmm."
Setelah menyelesaikan pamitan kepada teman-temannya. Kini giliran Gus Agam berpamitan kepada kedua orang tuanya.
" Abi, Agam pamit ya."
"Iya."
Gus Agam lekas memeluk sang ayah. Lalu dilanjutkan dengan sang ibu. "Hati-hati ya Gam. Jangan neko-neko disana!" kata umi Aisyah seraya menangis.
"Iya umi."
Merasa puas berpamitan kepada kedua orang tuanya. Kini giliran Gus Agam untuk berpamitan kepada sang istri.
"Hey my princess," panggilnya dengan lembut .
Ziva tak berniat menjawabnya, dirinya langsung memeluk erat dan suami.
"Udah jangan nangis," tangan kekar itu mulai membelai pelan punggung sang istri. "Kalau kayak gini, apa mau dibatalkan aja?"
"Jangan!!"
"Iya sayang, mas becanda."
Ziva melarat pelukan dari sang suami, dengan perlahan mengusap air mata sang suami. "Udah jangan nangis, sekarang kesana gih."