Bab 5

737 226 11
                                    

"Semua orang memang punya privasi masing-masing. Tapi, kenapa beberapa orang justru seperti benar-benar menarik diri dunia luar?"

(Sheikh Ahmad bin Abdul Azis Al Hafidz)

♡♡♡

SELAMAT MEMBACA

♡♡♡



   Seorang perempuan mondar-mandir tidak jelas di menara Istana Mutiara, wajahnya cukup rumit memandangi laut lepas di bawah sana.

   "Sheikh Ahmad, untuk apa pergi ke Istana Emas The Adams?" gumamnya gelisah.

   Sesekali ia memandang iphone miliknya yang terus berbunyi, nama yang tertera masih sama. Karena iphone nya terus berbunyi, dengan kesel ia mengangkatnya.

   "Ass—" ucapan salamnya langsung dipotong.

   "Wardah, kenapa kamu lama sekali angkat telpon Mama, hah?!"

   Sheikha Wardah menghela napas lelah, ia tidak menjawab perkataan sang Ibu, pandangannya menatap lautan merah yang luas.

   "Wardah, denger Mama, kan!"

   "Na'am, Ma."

   "Katakan, bagaimana pertemuanmu dengan Sheikh Ahmad?" tanya di sebrang dengan antusias.

   "Aku tidak bertemu dengan Sheikh Ahmad."

   "Kenapa?"

   "Ma, Sheikh Ahmad itu memang sepupuku, tetapi beliau bukan Mahram ku," jawab Sheikha Wardah yang benar adanya, tidak mengatakan tentang Sheikh Ahmad yang tidak ada.

   "Nanti kalian juga akan menjadi suami dan istri. Apa dicepatin saja pernikahan kalian tanpa tunangan lagi?" Terdengar kekehan dari sebrang.

   "Cukup Ma! Aku tidak akan menikah dengan Sheikh Ahmad!"

   "Apa, maksudmu?" tanya Mama dari Sheikha Wardah dengan geram.

   "Biarkan aku memilih sendiri, siapa yang akan menjadi suamiku kelak. Jadi, tolong jangan atur kehidupan aku lagi, Ma.

   "Kamu itu anak perempuan Wardah! Wajar kalau kehidupanmu harus diatur!"

   "Mama harus tahu, selama ini Wardah tertekan penuh rasa takut. Ketika secara langsung aku menjadi perusak persaudaraan antara Sheikh Ahmad, dan, Sheikh Alkahfi." Sheikha Wardah menatap lautan dengan sendu.

   Tangis Sheikha Wardah pecah, setelah lama memendamnya sendiri, akhirnya ia mengatakan yang sebenarnya kepada sang Ibu. "Aku tidak cinta dengan Sheikh Ahmad, Ma. Tapi, aku cintanya kepada Sheikh Alkahfi, mantan tunanganku."

   DEG

   Seorang laki-laki menegang, ia tidak sengaja mendengar ucapan Sheikha Wardah. "Wardah, aku juga masih mencintaimu," batinnya.

   Laki-laki tersebut adalah Sheikh Alkahfi, ia ingin ke menara untuk melihat pemandangan laut luas di bawah sana.

   Saat melihat ada seorang perempuan yang ia kenal, ia ingin putar balik, hingga kembali terhenti mendengar curhatan hati dari Sheikha Wardah.

MAHABBAH Putra Mahkota Al Hafidz (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang