"Jihoon, lo ga seharusnya bersikap kayak gitu ke doyoung. Dia itu adek lo sendiri."
"Dia bukan adek gue kyu. Lo harusnya sadar, gara gara dia lo bisa sakit kayak gini."
"Dobby cuman mau kak jihoon sayang dan anggap dobby ini adiknya kak jihoon juga...
Alamak! Gambar ini tidak mengikut garis panduan kandungan kami. Untuk meneruskan penerbitan, sila buang atau muat naik gambar lain.
"AYAH!"
Dorr dorr dorr!
"AYAH BUKA PINTUNYA!!"
Dorr dorr!!
Jihoon terus mengetuk pintu kamar orang tuanya dengan perasaan marah.
Bagaimana tidak, saat jihoon pulang dan ingin masuk ke dalam kamarnya, yg jihoon lihat adalah seluruh kamar yg sudah berantakan.
Semua pakaian yg ada didalam lemari jatuh berserakan di lantai dan kasurnya.
Barang barang yg ada di meja belajar pun jatuh berserakan.
Jihoon sudah menduga jika hal ini adalah perbuatan ayah atau ibunya. Mereka pasti sedang mencari uang miliknya. Jihoon sudah tau dengan tabiat jelek dari kedua orang tuanya itu.
"AYAH BUKA PINTUNYA!"
Cklek
"Apa sih kamu jihoon! Ibu lagi tidur jadinya keganggu gara gara kamu teriak teriak kayak orang gila!" Bentak ibunya dengan ekspresi wajah yg terlihat kesal.
"Ibu ngapain tadi di kamar jihoon? Kenapa kamar jihoon jadi berantakan?" Tanya jihoon langsung.
"Mana ibu tau kamar kamu berantakan. Ulah kamu sendiri lah jarang beresin kamar. Kenapa jadi nyalahin ibu?" Jawab sang ibu terlihat tidak menerima atas tuduhan jihoon.
"Ga usah bohong deh bu. Ibu pasti nyari uang punya jihoon kan? Ibu mau ambil uang punya jihoon lagi?"
"Kurang ajar kamu! Ibu bukan pencuri jihoon!!"
"EMANG ITU KENYATAANNYA!!"
Jihoon mengepalkan kedua tangannya. Emosinya langsung memuncak jika sedang berbicara dengan ibunya.
Sang ibu yg baru saja dibentak oleh jihoon menatap tidak percaya padanya. Dengan perasaan yg sudah sangat kesal, sang ibu kembali masuk kedalam kamar dan tidak lupa mengunci pintu kamarnya.
Jihoon menghela nafasnya berat. Rasanya sangat melelahkan hidup sendirian seperti ini.
Tidak ada lagi orang yg memberikan semangat baginya. Tidak ada lagi tempat cerita. Semuanya tempat jihoon membagikan harinya sudah hilang.
Junkyu nya sudah pergi.
Jihoon kemudian berjalan untuk memasuki kamarnya dan mulai membereskan semua barang barangnya agar tidak berantakan.
Setelah kamarnya terlihat rapih, jihoon mulai merebahkan tubuhnya.
Hari ini sangat melelahkan bagi jihoon. Mulai dari mencari kamar kos, dan mencari pekerjaan.
Bahkan untuk masuk kuliah pun sepertinya jihoon benar benar akan keluar dan lebih memilih untuk bekerja.
Jihoon sudah tidak tahu kemana arah tujuannya untuk saat ini. Setiap harinya setelah kepergian junkyu, jihoon hanya menjalani hari harinya dengan tidak tentu arah.