Versi sudah tak lengkap
Follow ig author: @wp.gulajawa TikTok author :Gula Jawa .
Start Desember 2023
Ending Januari 2024
Revisi 2024-2025
Budidayakan vote dan komen
Apakah seorang Gus harus menikah dengan seorang Ning? Apakah seorang Gus menika...
Sebelum membaca awali dengan Bismillahirrahmanirrahim
REVISI BAB 47 Warning : maaf alur / judul bab sedikit berbeda. Selamat menikmati.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Hari sudah berlalu menjadi pagi. Selepas shalat subuh Ziva melanjutkan tidurnya. Namun berbeda dengan Gus Agam, dia memilih menyelesaikan skripsi miliknya.
" Besok udh berangkat aja. Bakal ga ketemu cebol lagi," Gus Agam bergumam seraya memperhatikan Ziva yang tidurnya berlawanan dengan arah jarum jam.
"Ga kebayang gimana nantinya kalau aku di Kairo tanpa Ziva."
***
Waktu berlalu menjadi siang. Saat ini Gus Agam dan Ziva tengah bersiap-siap untuk pergi berkencan ditempat selanjutnya.
"MasyaAllah cantiknya zawjati ku."
Gus Agam tersenyum seraya mendekat ke arah sang istri. Tangan kekar Gus Agam dengan perlahan melingkar di tubuh istrinya.
"Hari ini mau kemana hmm?"
"Ke taman bermain yuk. Itung-itung sebagai perpisahan"
Dahi Gus Agam mengkerut saat mendengar perkataan sang istri. "Kok perpisahan! Kita kan bakal ketemu lagi"
"Cum-"
"Shut up darling!" kata Gus Agam seraya meletakan jari telunjuknya di mulut sang istri.
"Don't ever think like that. Remember my darling. Bahkan ajal saja tak mampuh memisahkan. Karena kita akan menyatu di syurga Allah nanti. FAHAM BABY GRIL," terdengar dengan jelas dari nada bicara Gus Agam, bahwa dirinya sangat serius dengan perkataan nya.
***
Saat ini mereka tengah berada di dalam mobil, menuju taman bermain didekat hotel yang mereka inapi.
"Mas."
Gus Agam yang tadinya fokus menyetir lekas menoleh singkat kearah sang istri, lalu kembali fokus pada setirnya.
"Dalem my zawjati. Kenapa hmm?"
" Ziva mau bertanya nih Gus, ken-"
" Kok panggilannya Gus sih!" ketus Gus Agam yang memotong perkataan Ziva.
" Kita, eum. Berpura-pura menjadi guru dan murid," ujar Ziva berusaha menjelaskan kepada sang suami.
" Enggak mau, mas aja ih," balas Gus Agam dengan nada manja.