S A M : [43]

73 5 0
                                    

Halow

Selamat membaca ya hehehe

Btw, kalo ga nyambung maklum aja ya..

Males ngelanjutin soalnya wkwkwk


"Gue juga gak tau harus gimana," ucap Reiki menatap Dima.

Ya. Reiki dan Dima sedang membicarakan masalah orang tua mereka. Entahlah, ini terdengar sedikit kaya apaan sih? Tapi ya ini nyatanya. Dima hanya bisa membuang nafas gusar, sedangkan Reiki hanya bisa pasrah pada tuhan.

Sudah 3 jam mereka duduk di kursi taman dengan minumam soda yang setia menemani mereka berbincang. Hidup ini sangat buram bagi mereka. Terlebih Reiki. Bisa-bisanya ibu yang sangat ia cintai berselingkuh dengan ayah sahabatnya sendiri. Terdengar gila, tapi ini nyatanya.

Merasa bosan, mereka akhirnya memutuskan untuk pulang ke apartemen dan melanjutkan perbincangan rencana mereka di sana saja. Meskipun akan terganggu oleh Nazila dan Ale, mereka tetap harus melanjutkan perbincangan ini di sana. Mau tidak mau, masalah perselingkuhan ini harus segera usai. Jika bisa, Dima akan segera membunuh ayahnya sendiri. Gila memang si Dima ini.

"Lama amat! Darimana aja?" Tanya Nazila pada kakak nya yang baru datang itu.

Dima tak menggubris nya. Ia hanya akan berbicara pada Reiki saja saat ini. Ale kebingungan melihat raut wajah frustasi Dima. Ditambah lagi, wajah Reiki terlihat sangat serius saat ini.

"Adek lo cewek atau cowok?" Pertanyaan pembuka dari Dima yang langsung membuat Reiki melotot tak percaya.

"Lo tau sampe hal kaya gini, Dim?" Bukannya menjawab, Reiki malah bertanya balik.

Dima berdecak sebal. "Ck! Tinggal jawab aja anjir, apa susahnya?"

Reiki kebingungan. Pasalnya, ia juga tak tahu calon adiknya itu laki-laki atau perempuan. Jadi, Reiki hanya menggelengkan kepalanya saja tanda tidak tahu. Dima menepuk jidatnya keras tanda ia merasa jika Reiki sangat bodoh. Bisa-bisanya calon adiknya saja tak tahu jenis kelaminnya.

"Emak lo udah USG, kan? Kenapa gak ditanyain? Tolol," hardik Dima yang langsung pergi mengambil air minum.

"Gue males nanyain itu, Dim! Gue gak mau punya adek! Gue takut, gu-gue, gue takut kasih sayang ibu ke gue berkurang," ucapnya meskipun sedikit terbata-bata.

Dima berbalik sambil memegang gelas berisi air untuk dirinya dan Reiki. "Udah, ini minum dulu."

Reiki menerima air itu dan meneguknya langsung sampai habis. Ale menelan ludahnya susah payah melihat Reiki yang langsung menghabiskan air minum nya. Nazila apalagi, ia merasa jika Reiki sedang mabuk. Padahal, Reiki hanya sedang frustasi.

"HALO BRADER GUE!!" Suara kencang itu berada dari pintu apartemen.

Alvandi, si pelaku yang langsung dilempar bantal oleh Ale. Tak ingin kalah oleh Ale, Nazila melempar guling tepat terkena pada wajah Alvandi. Reyan yang ada disamping Alvandi hanya menahan tawanya agar tidak kena semprot oleh Alvandi. Sedangkan Reiki dan Dima, mereka hanya memandang Reyan dan Alvandi dengan tatapan datar.

Alvandi tersenyum pada bocah yang sudah melemparinya bantal dan guling. Biasanya, Alvandi akan melemparkannya kembali karena ia selalu tak terima. Tapi kali ini, mungkin suasana hati nya sedang berbunga. Ia lantas memberikan 2 paper bag pada Nazila.

SI ANAK MOTORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang