BAB 33 : Rewind (1)

47.8K 4.5K 1.7K
                                    

Bestie, tolong perhatiin judul ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bestie, tolong perhatiin judul ya. Kalau aku ngasih judul "Rewind" Berarti itu lagi flashback. Soalnya aku jarang nulis bagian flashback pakai italic, jadi diperhatiin ya 🤧

Okelah, kita ke masa kecil Aa Biru dulu 😘

****

Delapan belas tahun yang lalu ....

"Dedeknya mau digendong lagi sama Pak Rayyan?" tanya seorang suster yang tengah menimang-nimbang bayi lelaki di tangannya.

Rayyan berkedip lurus, menatap putranya dengan kedua tangan yang terasa kaku. Pria itu berdeham. "Bentar, Sus. Saya masih deg-degan."

Suster itu terkekeh. "Kayak yang baru pertama kali aja, Pak. Kemarin kan udah digendong pas diadzani," kata wanita itu. "Jatuh cinta sama anak sendiri rasanya gugup, ya, Pak?"

Rayyan hanya menarik sudut bibir. Pria itu maju, mengulurkan kedua tangannya disaat tubuh mungil itu dialihkan padanya. Ratusan kali mengangkat senjata, rasanya Rayyan tidak pernah merasa setakut ini. Menyentuh tubuh bayi kecil itu, ternyata lebih gemetar dibanding melawan para musuh selama hidupnya. Rayyan menunduk pelan, menatap lamat putranya.

"Bu Lana istirahat yang banyak, ya. Banyak minum air putih. Saya tinggal dulu," kata suster tersebut, lalu meninggalkan ruangan.

"Keyla... ini bayinya nggak akan jatuh kan kalau aku gendong?" tanya Rayyan dengan tampang polos. Jantungnya berdebar keras, seperti orang yang baru jatuh cinta lagi. Lucu sekali dilihat.

"Asal jangan digedebukin ke lantai aja," sahut Keyla sekenanya. Wanita itu memicing. "Sadar lho, Bod. Itu bayi bukan pistol, megangnya jangan kekencengan kayak neken pelatuk."

"Enggak!" Rayyan panik. "Udah bener kok, ini. Bener, kan? Ini bener gendongnya?" tanya Rayyan. "Keylot, dijawab dulu. Ini bener?"

Padahal sebelum putranya ini lahir, Rayyan sudah terbiasa menggendong Damian—putra dari sahabat SMA-nya. Waktu itu lancar-lancar saja, seperti yang sudah pengalaman. Namun, entah mengapa hari ini mendadak seluruh kemampuan Rayyan raib. Keyla tertawa renyah. Konyol sekali pria yang dinilai buas oleh lawan ternyata bisa kelimpungan karena satu bayi.

"Bener," sahut Keyla. Wanita itu menepuk sisi bed yang ia tiduri. "Sini, deh."

Rayyan lantas mendekat, ikut duduk di sana, mengangsurkan sedikit posisi tangannya ke samping membuat Keyla bergeser mendekat.

"Zayyan Tahta Valerian," kata Keyla menyebut namanya lengkap. Wanita itu memiringkan kepala, menjatuhkan sisi kepalanya di pundak Rayyan. "Zayyan... artinya, memperbaiki."

Bayi itu melengguh kala usapan jari telunjuk Keyla menyentuh sebelah pipi Zayyan. Bayi itu memiliki hidung yang tinggi, dagu yang tampan seperti buah apel, bola matanya bening sekali. Keyla tertawa lagi dengan suara tertahan. "Ini, sih, full visual Ayahnya banget. Ganteng kali!"

ENIGMA : Last FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang