54. MENCOBA MENERIMA DAN MEMPERBAIKI

2.6K 101 23
                                    

Happy Reading!!
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian di setiap part-nya🧡

° ° ° ° °

"Arion?"

Arion tak menoleh, begitu seseorang memanggilnya. Dia hanya terdiam, dan duduk di tepi kasur sambil menatap bingkai kecil yang terdapat foto keluarganya. Membiarkan pintu kamarnya itu terbuka, agar seseorang dengan mudah masuk ke dalam untuk menemuinya. Arion jelas tau siapa pemilik suara itu, walaupun dirinya hanya beberapa kali pernah mendengar suara lembut itu, tapi Arion cukup hapal dengan pemilik suara itu.

Rike berjalan menghampiri Arion, lalu wanita paruh baya itu memberanikan diri untuk duduk di samping anak tirinya. Sesuai ucapannya tadi di pemakaman, kini Rike mendatangi Arion untuk mengobrol hal penting.

Rike cukup lega, karena Arion tidak mengusirnya. Itu tandanya, Arion mengizinkan dirinya untuk menemui laki-laki itu.

"Menikah dengan Papa kamu itu, tidak pernah terbayang dalam diri Bunda," ucap Rike, untuk memulai bercerita.

"Bunda pindah ke Jakarta, setelah bercerai dengan suami Bunda yang ada di Surabaya. Bunda gak punya anak, mangkanya Bunda berani datang ke Jakarta sendirian. Bunda datang ke Jakarta, karena Bunda mau cari pekerjaan."

"Tapi.. takdir berkata lain. Saat Bunda sampai ke Jakarta, Bunda justru ketemu sama Mama kamu yang lagi pingsan di pinggir jalan. Bunda langsung bantu Mama kamu buat antar ke Rumah Sakit. Dan di sana, itu awal mula Bunda ketemu sama Papa kamu."

Arion menoleh. Dia sedikit terkejut, saat mendengar penjelasan Bunda Rike yang telah menyelamatkan Mamanya ke Rumah Sakit. Namun begitu, Arion tidak berkomentar, dia tetap mendengarkan apa saja yang akan wanita itu katakan.

"Pernikahan Papa dan Bunda, itu semua adalah keinginan Mama kamu. Papa sama Bunda dulu sempat menolak permintaan Mama kamu, tapi karena Mama kamu yang memohon sama Bunda untuk jagain kamu dan Papa, jadi mau tidak mau, Bunda dan Papa terpaksa menikah."

"Bunda tau perasaan kamu hari itu. Karena pernikahan itu, kamu jadi menghindari Papa kamu yang tidak bersalah."

"Maafin Bunda, Arion. Bunda tidak bermaksud untuk menggantikan posisi Mama kamu. Bunda tau, hati kamu tetap untuk Mama kamu. Bunda hanya orang baru di sini, dan Bunda tidak ada hak untuk memaksa kamu agar mau menerima Bunda sebagai Ibu sambung kamu."

"Selama ini, Bunda di rumah hanya merawat Papa kamu saja. Bunda juga tidur berpisah dengan Papa kamu, karena sampai kapan pun itu, Papa kamu tetap akan menjaga hatinya untuk Mama kamu."

Wanita paruh baya itu beralih menatap Arion, dia mengusap pelan sudut air matanya, yang setelah itu tersenyum penuh kasih sayang kepada Arion. Walaupun selama ini Arion tidak menganggapnya sebagai Ibu sambungnya, tapi Rike selalu menyayangi laki-laki itu dan menganggapnya sebagai anak kandungnya sendiri, seperti apa yang dulu Rosa katakan.

"Sebelum Papa kamu pergi, beliau berpesan kepada Bunda, kalo kamu harus mau mengurus perusahaan Papa kamu setelah kamu lulus sekolah atau kuliah nantinya. Tapi untuk sekarang, perusahaan Papa kamu lagi di ambil alih sama Om Heru. Jadi sementara waktu, beliau yang akan membantu untuk mengelola perusahaan Papa kamu."

Om Heru sendiri adalah tangan kanan Papanya sejak dulu. Pria paruh baya itu tidak akan Arion curigai, karena beliau memang sudah lama bekerja dengan Papanya dan bisa di andalkan. Arion harus percaya kepada Om Heru yang sudah dia anggap seperti keluarganya sendiri.

Sebelum pergi dari kamar Arion, Rike menyerahkan sebuah handphone kepada Arion.

"Ini handphone Mama kamu. Selama ini Bunda menyimpannya. Di dalam handphone itu, ada sebuah vidio yang waktu itu sempat Bunda rekam karena Mama kamu yang minta. Nanti kamu bisa lihat sendiri vidionya."

SERIONWhere stories live. Discover now