24. ujian ✔

6.2K 413 18
                                        

Hari Pertama Ujian – Pagi Hari

Suasana sekolah pagi itu lebih sunyi dari biasanya. Langkah kaki terdengar terburu-buru, dan suara lembaran catatan yang dibolak-balik mendominasi lorong-lorong gedung JHS.

Snowy berdiri di dekat kelas bersama Ruby dan Gabriella, wajahnya tegang, mulutnya komat-kamit membaca rumus. Tapi bukannya menghapal, dia malah mendesah berat.

“Kenapa sih matematika harus pakai menghitung segala…” gerutunya sambil menatap buku catatan.

Ruby menaikkan alis. “Namanya juga matematika, Snowy.”

“Aku ngerti konsepnya, Ruby. Tapi aku males hitung panjang-panjang. Tiap kali liat angka banyak, otak aku langsung… auto shutdown,” jawab Snowy, menggeleng dengan ekspresi nelangsa.

Gabriella nyengir. “Udah bagus kamu masih mau buka buku. Johan tadi bilang dia pasrah dan berencana jawab A semua.”

Ujian Dimulai

Kertas soal dibagikan. Snowy menatapnya lama. Lima detik… sepuluh detik… dan—

“Ngitungnya panjang amat…” bisiknya lirih.

Di sebelahnya, Ruby sudah sibuk corat-coret penuh semangat. Snowy masih menatap soal nomor satu seperti baru putus cinta.

“Bisa sih... ngerti sih... tapi ngitungnya capek,” gerutunya sambil menatap kertas kosong.

Tiba-tiba Johan dari dua meja belakang berbisik, “Kalau aku, Snow, jawaban yang bentuknya ‘c’ tuh biasanya hoki.”

Snowy menoleh dengan ekspresi frustasi. “aku ngerti, Johan. Snowy ngerti caranya. Tapi liat nih, angka-angkanya kayak Lagi demo! Males banget ngitung!”

Ruby mendesis, “Fokus, Snow. Demi pulang bawa nilai bagus dan bisa minta hadiah ke abang - abang lainnya.”

Snowy langsung tegap. “BENAR JUGA.”

.・✫・゜・。.

Saat Ujian Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia berjalan lebih tenang. Snowy tampak lebih nyaman.

“Ini sih enak,” bisiknya sambil senyum-senyum sendiri waktu mengisi soal Bahasa Inggris. “Gampang, dan gak perlu kalkulator.”

Sementara di sesi Bahasa Indonesia…

“Ini tuh pelajaran yang ngajarin kita gimana jadi licin waktu bikin alibi ke abang-abang,” celetuk Snowy sambil menulis ringkasan isi bacaan.

Ruby tertawa pelan. “Salah satu motivasi hidup kamu emang absurd.”

✧༺♥༻✧

Ujian hari kedua

Pagi itu, Snowy duduk lesu di kursinya sambil menopang dagu. Matanya masih setengah tertutup.

“Aku ngantuk banget, Ruby… rasanya kayak gk tidur,” keluh Snowy pelan.

Ruby menyodorkan kopi kotak. “Makanya, semalam jangan terlalu lama melamun mikirin rumus reaksi kimia. Belajarnya malah nyender ke Leo terus.”

Snowy nyengir kecil. “Ya gimana… dia nyuruh aku fokus tapi wajahnya malah ganggu konsentrasi.”
-
-
-
Snowy terlihat cukup semangat. “Kalau biologi masih oke. Fisika… ya lumayan. Tapi kimia... kenapa reaksinya lebih ribet dari hubungan manusia?”

Ruby nyengir sambil menulis. “Fokus, Snow. Jangan malah bikin drama di atas kertas ujian.”
-
-
-
Snowy menyelesaikan soal IPS dengan cepat. “Aku hapal semua negara karena waktu kecil sering main tebak-tebakan peta sama abang. Kalau aku salah, aku nggak boleh makan jajanan seharian.”

𝙏𝙧𝙖𝙣𝙨𝙢𝙞𝙜𝙧𝙖𝙨𝙞 𝙎𝙣𝙤𝙬𝙮 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang