2

432 45 8
                                    

•❅───✧❅✦❅✧───❅•—;༊

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•❅───✧❅✦❅✧───❅•
—;༊

"Payah,"

"Diam. Kecoak sialan!"

"Ada apa dengan mu hari ini? Tumben sekali tendangan mu sangat buruk,"

Nafas Rin memburu, peluh keringat membasahi wajah tampannya. Pikirannya sedang kacau karena kejadian tadi siang di rooftop.

"Apa urusannya denganmu?"

"Yah, aku hanya bertanya. Tempramen mu benar-benar buruk,"

Rin hanya mendecih pelan dan melanjutkan kegiatan latihan di lapangan club sepak bola, tak lama Sae menghampiri mereka untuk bergabung.

"Sae~"

"Yo! Shidou,"

"Kau tau? Rinrin sangat payah hari ini,"

"Begitu kah?" Lalu Sae menoleh ke arah Rin dan memandangi adik nya yang fokus latihan itu lalu dia menyadari gerakannya tidak se efektif biasanya, kali ini dia menendang bola dengan emosi menyertainya.

"Oi Rin, apa terjadi masalah?"

Rin lalu melirik ke arah kakaknya dengan kaki masih menendang bola ke gawang. "Tidak," Hanya itu kalimat yang terlontar dari mulut nya.

"Apa ini berkaitan dengan [Name]? Tadi Kaiser menggerutu karena dia membiarkan dirimu berduaan dengan [Name],"

Rin membelalakkan mata nya, dia membeku sebentar. Lalu menghampiri kakaknya. "Aku tidak peduli dengan gadis bodoh itu. Aku ada urusan, aku pulang dulu," Lalu dia menggendong tas nya dan keluar dari lapangan club sepak bola.

"Huh.. anak itu,"

"Tunggu. Apa Rin tertarik dengan gadisku?"

"Sepertinya,"

•❅───✧❅✦❅✧───❅•

[

Name] memenuhi janji nya untuk datang ke rumah Sae sesuai permintaan ibu nya, dia menunggu kedatangan Sae di depan sekolah. [Name] merasa latihan Sae akan cukup lama, jadi dia mampir dulu di kedai minuman dekat sekolah nya.

Saat [Name] memasuki kedai nya, sorot matanya tertuju pada pemuda dengan surai hijau gelap sedang duduk dengan menyembunyikan wajahnya dengan kedua lengannya yang terlipat di atas meja.

"Eh dia Rin, kan?" Batin [Name] lalu menghampiri nya.

[Name] menjulurkan tangan niat mengejutkan pemuda itu, namun nihil karena insting Rin begitu tajam, belum sempat jari nya menyentuh rambut pemuda itu, tangannya langsung ditepis.

"Kau.."

"Eh! Ah, itu.. aku.. aku kira kau sedang tertidur, haha!" Ucap [Name] dengan menggaruk kepala nya yang tidak gatal.

Malade d'amour ; 𝐈𝐓𝐎𝐒𝐇𝐈 𝐑𝐈𝐍Where stories live. Discover now