10. Hari ke-07 : Kunjungan

616 85 12
                                    


.
.
.
.
.
Resta bangun lebih lama hari ini, karena dia tau sang mama lah yang akan memasak untuk sahur. Resta bisa sedikit santai, tinggal dia membangunkan adik-adiknya saja.

Resta sengaja tidak membangunkan Rain, namun ternyata pemuda mungil itu sudah bangun dan ikut turun ke lantai satu.

"Rain sudah enakan?" Rain tersenyum dan mengangguk.

"Sudah bunda, terima kasih." Fatma tersenyum dan menepuk kepala Rain pelan.

"Kalau sakit, jangan takut buat hubungin bunda, nanti bunda yang kesini. Atau mau bunda kenalin temen bunda yang ada di solo? Biar phobia kamu bisa hilang." Rain menggeleng kecil.

"Gak usah bunda, Rain gak apa kok, Rain baik-baik saja sekarang." Fatma menghela nafas panjang, Rain memiliki sifat keras kepala perpaduan Bian dan almarhum sang ibu.

"Kamu yakin mau ikut puasa besok?" Rain mengangguk.

"Kuat kan? Nanti kalau gak kuat gak usah puasa dulu." Kali ini Lily ikut berbicara, menimpali ucapan Fatma pada Rain.

"Rain kuat bunda, mama Lily." Kedua ibu itu menghela nafas panjang dan meminta Rain untuk duduk di meja makan.

"Rain, nanti papa akan kesini, katanya ada yang ingin dia bicarakan dengan kamu dan Resta." Rain menatap bingung pada Lily, namun hanya sepersekian detik ekspresinya langsung berubah.

"Soal Gala?" Lily mengangguk kecil, dia tau Rain anak yang cerdas, bahkan tanpa menyebut lebih jelas maksud kedatangan Bian ke solo, Rain sudah paham.

"Mau papa apa sih? Kenapa gak bisa berubah. Apa papa kurang puas sama apa yang selama ini Gala lalui?" Fatma mengelus pundak Rain lembut, mencoba menurunkan emosi pemuda mungil tersebut, terutama karena adik-adiknya sudah bergabung di ruang makan.

"Ada apa bang?" Rain menggeleng saat Axel bertanya.

"Udah, ayo sahur dulu, keburu imsyak."
.
.
.
.
.
"Mama!" Gala tersenyum seneng saat melihat sang mama yang baru saja sampai di rumah.

"Mama Salma, apa kabar?" Salma tersenyum pada Resta sambil memeluk Gala.

"Alhamdulillah baik Res, mama kamu sama bunda Fatma dimana?" Resta mempersilahkan Salma masuk, masih dengan Gala yang enggan melepas pelukannya.

"Mama sama bunda Fatma ada di belakang, mau Resta panggilkan?" Salma menggeleng.

"Gak usah Res, nanti mama kesana sendiri saja." Resta tersenyum dan mengangguk.

"Gala, kenapa nak? Kangen banget sama mama?" Gala mengangguk dalam pelukan Salma.

"Ini kan sekarang mama udah disini, nanti bisa peluk mama lagi, sekarang mama mau ke mama Lily sama bunda Fatma dulu ya? Gala sama bang Resta dulu disini." Gala melepaskan pelukannya dengan terpaksa, padahal hanya dengan memeluk sang mama Gala merasa tenang saat ini.

"Papa kalian belum datang?" Resta menggeleng.

"Mama, Gala gak mau. Bisa minta papa buat batalin rencana nya?" Salma tersenyum sendu dan mengangguk.

"Mama akan berusaha minta papa buat batalin rencana itu." Salma mengelus kepala Gala dan mengecup puncak kepala sang anak.

"Disini dulu ya, mama mau ngobrol sama mama Lily sama bunda Fatma dulu." Gala mengangguk.

Sret

Gala terkejut saat Resta tiba-tiba mengelus pundak nya.

"Kamu gak perlu khawatir, gue sama Rain bakal ngomong soal itu ke papa." Gala menggigit bibir bawahnya saat Resta mengatakan itu.

Grantha : Ramadhan PertamaWhere stories live. Discover now