Bab 11: Trainee Pemburu Monster

7 2 2
                                    

"Apakah kalian pemburu monster dari Greenstone?"

Cyril mengamati gesture dari empat orang di depannya mulai menegang. Sejak perburuan makhluk magis dilarang, kegiatan ini menjadi aktivitas ilegal. Wajar saja mereka menjadi waspada kepada Cyril sekarang.

"Saya tidak memiliki tujuan buruk," jelas Cyril cepat sebelum mereka mulai menyerang.

Mata komandan mereka menyipit seakan tidak memercayai penjelasan orang asing di depan mereka. Pakaian yang dikenakan Cyril dan Bastian Rosewood sekarang sangat khas. Mereka bisa langsung mengenali dua orang itu seorang ksatria dari keluarga bangsawan karena tidak seperti pakaian murahan yang mereka kenakan.

"Saya akan menjelaskan tujuan kami kepada Anda, bisa kita mencari tempat yang aman?"

Keenam orang itu meninggalkan jalan dan masuk ke dalam kegelapan. Mereka mencari tempat yang aman. Karena dinding juga memiliki telinga, mereka memutuskan untuk masuk ke dalam hutan, lalu mencari tempat yang sedikit terang. Tempat lapang di tengah hutan yang terkena sinar rembulan.

"Kami tidak bersedia!" tegas Rowne, perwakilan dari keempat orang tadi setelah mendengar penjelasan Cyril.

"Kakek buyutmu yang membuat undang-undang itu, lalu kau ingin kami mengajarimu melawan monster dan makhluk magis? Kau mengajakku bercanda?" tambah sang komandan dengan suara tinggi.

Bastian Rosewood tampak akan membuka mulut, ia ingin memprotes ketidaksopanan Rowne terhadap pangeran. Namun, Cyril mencegahnya. Cyril tidak ingin memperkeruh masalah sehingga membuat mereka semakin berang. Lagi pula, dirinya bukan lagi seorang pangeran saat ini.

"Benar, saya mohon bantuan Anda, Tuan Rowne. Hanya kelompok Anda yang bisa membantu saya saat ini," pinta Cyril memelas.

"Mungkin Anda sudah mendengar apa yang terjadi di dalam istana. Ada yang tidak beres di sana, tetapi saya tidak bisa melakukan apa-apa karena orang itu seorang archmage. Saya tidak bisa mengalahkannya," lanjut Cyril memohon.

"Itu adalah urusanmu, tidak ada kaitannya denganku. Jika kau berhasil membalas dendam, apa keuntungan yang kami peroleh nanti?" tantang sang komandan.

"Saya bisa mempertimbangkan tentang perburuan monster? Tapi tidak bisa untuk makhluk magis," jawab Cyril kurang yakin.

Ketiga anak buah Rowne terlihat saling pandang lalu berbisik-bisik. Berbeda dengan Rowne yang masih diam sambil memandang Cyril dengan tatapan tegas, seperti sedang mempertimbangkan tawaran Cyril.

Bagi mereka berburu monster dan makhluk magis adalah budaya mereka yang harus dilestarikan. Maka dari itu, mereka tetap melakukan kegiatan ilegal itu sampai sekarang karena tidak ingin budaya itu akhirnya hilang. Tidak akan ada lagi orang yang bisa melawan monster lagi.

"Aku tidak bisa memutuskannya sendiri karena bukan aku tetua di kelompok. Jika kau mau, ikut kami kembali ke camp. Namun, aku kasih tahu terlebih dahulu jika tetua kami sangat membenci keluarga kerajaan."

***

"Pangeran, awas!" seru bastian Rosewood saat dari belakang Cyril muncul monster yang siap menerkam.

Cyril membalik badan, tepat di belakangnya sudah menjulang tubuh barbaros, monster yang menyerupai beruang dengan tubuh yang sangat besar. Cyril langsung melompat ke belakang untuk menghindari serangan kuku tajam Barbaros yang seperti besi lancip dengan panjang sekitar tiga puluh sentimeter. Cyril mengayunkan pedangnya ke arah barbaros dan langsung ditangkal dengan kukunya yang menghasilkan suara denting yang nyaring.

Cyril melompat-lompat menghindari serangan barbaros. Ia mencari letak inti monster tersebut. Hanya dengan menyerang intinya, monster akan tumbang seketika. Jika menyerang di sembarang tempat, maka hanya akan menghabiskan tenaga saja.

Selama belajar dan menjadi relawan di kelompok pemburu, Cyril diajari bagaimana menemukan letak inti monster. Benar, akhirnya Cyril dan Bastian Rosewood diterima masuk ke dalam kelompok pemburu setelah menyebutkan nama Tuan Robinson. Entah apa yang sudah dilakukan Tuan Robinson di masa lalu sehingga mereka sangat menghormatinya.

Beberapa kali melompat, Cyril melihat kilau bulat di bawah ketiak kanan Barbaros. Cyril maju menyerang ke arah Barbaros dengan cepat sambil mengayunkan pedang. Ia mengganggu barbaros seperti seekor lalat sehingga barbaros mengangkat lengannya. Saat barbaros lengah dan mengangkat lengan sampai ketiaknya terbuka lebar, Cyril melompat dengan cepat ke arah ketiak kanan dan langsung menusukkan pedangnya ke sana.

"Grrrhhhaaahhh!" raungan barbaros membahana ketika pedang Cyril mengenai ketiaknya. Karena terlalu bersemangat, tusukan pedang Cyril meleset. Ia hampir remuk terkena tamparan tangan berbaros yang sangat tebar dan berkuku tajam.

Cyril maju lagi, melompat ke tubuh barbaros yang mengamuk. Ia mengganggu barbaros lagi, melompat-lompat di depan mukanya, memutar ke belakangnya, lalu kembali ke depan. Saat barbaros mengangkat tangannya lagi, Cyril langsung berpindah ke ketiak kanannya dan menusuk tepat di intinya.

Suara berdebum terdengar. Burung-burung langsung beterbangan karena terkejut. Cyril berhasil menumbangkan monster berbulu hitam itu dalam beberapa menit saja. Kini, kemampuannya sudah diakui oleh pemburu lain.

Bastian Rosewood berlari menghampiri Cyril dengan wajah pucat. Dari awal, ia hanya menyaksikan sang pangeran di balik semak-semak dengan pemburu lain. Hari ini ujian terakhir Cyril untuk menunjukkan kemampuannya sebagai seorang trainee. Hari ini, ia resmi menjadi pemburu. Bahkan, kemampuannya lebih baik daripada pemburu senior.

Bastian Rosewood memandang tuannya yang tersenyum puas dalam diam. Mulai hari ini, Bastian Rosewood akan berpisah dengan orang yang seumur hidupnya ia layani. Rasa sentimental mulai merambati dadanya hingga terasa sesak. Seperti ada batu yang tersangkut di tenggorokannya hingga terasa sakit dan sulit bernapas.

Mengetahui ia tidak tahu kapan lagi bertemu atau mungkin tidak bisa berjumpa kembali, ia dengan refleks menghambur ke tubuh Cyril. Memeluk tubuh tegap sang pangeran dengan erat.

"Dasar cengeng. Kau seperti seorang wanita yang ditinggal mati kekasihnya. Kau seharusnya bahagia karena aku sukses mengalahkan seekor monster tanpa mengeluarkan keringat," gurau Cyril yang memendam kesedihannya juga.

Bastian Rosewood melepas pelukannya lalu mengusap wajah dengan kasar. "Aku akan selalu mengikuti Anda!" tegas Bastian Rosewood.

"Kita sudah membicarakan ini beberapa kali. Aku tidak bisa merusak masa mudamu dengan mengikutiku menyetorkan nyawa. Tinggal dan hiduplah berbahagia. Menikah dan memiliki anak-anak yang lucu."

"Saya tidak akan menikah sebelum Anda kembali," putus pemuda yang sedang berurai air mata.

"Andai Elaine masih belum menikah, aku ingin menjodohkan kalian," kata Cyril dengan tersenyum tipis.

Bastian Rosewood langsung merinding. Ia tidak berani membayangkan bagaimana jika menikah dnegan Elaine. Mungkin, ia akan mengidap sakit asma mendadak. Kemudian, dengan cepat ia teringat sesuatu. "Pangeran, waktu saya ke kota kemarin, saya mendengar berita tentang Putri Elaine."

Cyril dengan cepat mengunci bola mata Bastian Rosewood.


The Winchester's OdisseyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang