3 tahun kemudian...
Hari ini adalah hari pertama dimana Riana bersekolah. Sebagai orang tua, Lisa, dan Jennie mengantarkannya sama seperti orang tua lain sampai mereka dikelas, dan mendudukkan Riana dibangku yang ada nama Riana.
" Belajar yang baik ya, Nak." Ucap hangat Jennie mengelus rambut putrinya. Tak menyangka saja jika Riana sudah besar, dan bersekolah.
" Baik, Mom."
" Anak Daddy... Apa yang kurang sayang? Apa masih ada?"
" Enggak ada, Dad." Jawab Riana dengan senyuman riang.
Sungguh aneh bagi Jennie melihat kedekatan antara Riana, dan juga Lisa. Terlihat jika Riana selalu terlihat baik dihadapan Lisa berbeda saat hanya ada dia, dan putrinya itu.
" Sayang, kalau begitu Mommy dan Daddy pulang dulu ya. Bentar lagi gurunya masuk, Daddy udah gak sabar dengar cerita pertama kali sekolah kamu. Video call Daddy ya." Ucap Lisa mengedipkan sebelah matanya dengan senyuman menggoda.
" Enggak mau, Dad.. Riana maunya Daddy disini." Rengek Riana menahan tangan Lisa agar tidak pergi.
" Daddy harus pulang sayang, Daddy ada pekerjaan. Nanti biar Mommy yang jemput kamu ya." Ucap Lisa lembut agar putrinya itu mau mengerti.
Mata Riana berkaca-kaca, " Enggak mau, Dad... Daddy pulangnya lama."
" Gak apa-apa ya, Nak. Nanti Mommy yang jemput kamu." Jennie berkata sembari masih mengelus rambut putrinya yang sudah panjang, dan sengaja diikat dua olehnya.
" Gak mau sama Mommy, maunya sama Daddy." Tegas Riana.
Jennie pun menghela nafasnya, Lisa yang mendengar itu mencoba berpikir cara yang lain.
" Gimana kalo Daddy udah pulang kerja nanti kita pergi jalan-jalan ke kebun binatang?" Tawar Lisa.
" Kebung binatang? Kita berdua?" Tanya Riana bersemangat.
Jennie yang merasa terasingkan, senyumnya mulai hilang.
" Enggak, sama Mommy. Kan Mommy kasihan kalo enggak ikut." Ucap Lisa dengan nada lembutnya.
" Iya deh, Dad. Mommy ikut. Riana kasihan sama Mommy soalnya." Ujar Riana menatap pada Jennie yang tersenyum tipis mendengarnya.
" Kalo gitu Mommy, dan Daddy pergi dulu ya. Jangan nakal." Pamit Lisa.
" Iya, Dad."
Setelah berhasil membujuk Riana. Lisa menggenggam tangan Jennie.
" Maafin Riana ya, Sayang. Dia masih kecil. Belum ngerti apa-apa." Ucap Lisa pada Jennie yang hanya menganggukkan kepalanya saja.
*
Didalam kelas guru sudah datang, dan tak lama para murid kelas satu pun diajak bermain kehalaman untuk saling mengenal satu sama lain agar membentuk lingkar pertemanan.
" Nama kamu siapa?" Tanya seorang murid laki-laki kepada Riana.
" Memangnya kenapa?" Tanya balik Riana yang tak langsung menjawab.
Wajah murid laki-laki itu nampak kebingungan dengan pertanyaan balik Riana.
" Nama aku Juan." Balas Murid laki-laki itu.
" Aku enggak mau tau." Jawab Riana yang mulai mengintimidasi murid laki-laki bernama Juan.
" Diakan cuman mau tau nama kamu aja." Tiba-tiba murid wanita berkata membela Juan disana.
" Aku kan gak mau tau." Balas Riana dengan begitu kasarnya.
" Ayo, Juan. Kita main petak umpet aja. Enggak usah ajak main dia. Dia sombong. Mama aku bilang enggak boleh main sama orang sombong." Ujar murid wanita itu menarik tangan Juan yang membuat Riana langsung berdelik tidak suka.
*
Didalam kamar, Lisa yang sedang mempersiapkan pakaiannya dikoper untuk pergi keluar kota karna pekerjaannya yang lagi-lagi memanggil.
Jennie yang membawa teh hangat menuju kamar merasa begitu senang karna akhirnya Riana bersekolah, dan itu artinya dia akan lepas dari Riana setengah hari.
Biasanya seorang Ibu akan merasa senang sekaligus sedikit kehilangan begitu anaknya sekolah namun berbeda dengan Jennie yang merasa begitu bersyukur.
Jennie meletakkan teh hangat dimeja samping tempat tidur karna melihat Lisa yang nampak terburu-buru.
Hap!
Jennie memeluk perut Lisa dengan erat.
" Kenapa, Sayang?"
" Sebelum kamu berangkat kasih aku hadiah... Kalo kamu jauh aku bahkan gak bisa video call atau pun bicara sama kamu karna Riana yang bakal ambil alih.." Ujar Jennie karna memang anehnya Riana selalu tahu jika dia sedang menghubungi Lisa.
" Hadiah?" Lisa berbalik.
" Cuman kamu sama aku dirumah. Kita berdua. Gak ada yang ganggu."
Tangan kanan Lisa menarik punggung belakang Jennie, sementara tangan kirinya menekuk tengkuk belakang leher istrinya sembari memperdalam ciuman mereka yang semakin panas.
Setengah jam kemudian...
" Fuck...!!" Jennie menggeram hebat meremas rambut Lisa.
Ddrrttt... Ddrrttt....
Telpon berbunyi bahkan mereka yang tengah dibutakan gelora cinta tak bisa mendengar nada deringnya.
Setengah jamnya lagi...
Lisa yang baru mencek hpnya melihat adanya nomor baru yang memanggilnya sampai 8 kali disana.
" Siapa? Apa pekerjaan?" Tanya Jennie ikut melihat layar HP Lisa.
" Enggak tau. Biar aku telpon." Jawab Lisa yang diangguki Jennie.
Lisa pun menghubunginya, dan untung saja langsung diangkat.
" Polisi?"
Jennie terkejut bukan main dengan apa yang dikatakan Lisa.
" Kami akan kesana." Jawab Lisa lalu telpon pun mati.

YOU ARE READING
Riana|| Lengkap
HorrorJudul: Riana. Genre: Horror, Misteri, rumah tangga. Status: Lengkap Lisa, dan Jennie adalah pasangan yang sudah lama menikah... Jennie yang sering tinggal dirumah karna bekerja sebagai Freelance sering merasa kesepian karna Lisa bertugas dikantor, J...