Chapter 31

9 2 0
                                    

Hujan turun semalaman, membuat semua jadwal acara untuk malam hari resmi dibatalkan. Area perkemahan menjadi becek karenanya, dan aroma petrikor masih mendominasi setelah hujan reda beberapa jam yang lalu.

Para peserta perkemahan mulai terbangun ketika matahari perlahan memperlihatkan sinarnya yang hangat dari arah timur, termasuk Sohyun yang bangun lebih awal dari teman-temannya. Gadis itu duduk di luar tenda, memperhatikan bagaimana pagi hari itu dimulai. Sebagian besar teman seangkatannya pergi ke kamar mandi umum yang letaknya ada di sebelah barat, sebagian lagi memilih untuk tetap berada di tenda karena mungkin malas mandi ketika suhu udara terasa menusuk tulang.

Di tengah kesibukkan kecil yang diperhatikannya, Sohyun tidak sengaja melihat Jihoon sedang berbicara dengan seseorang di dekat sebuah pohon. Sohyun tidak tahu siapa yang menjadi lawan bicara Jihoon, karena orang itu mengenakan tudung hoodie serta posisinya membelakangi. Awalnya Sohyun kira orang itu adalah salah satu dari teman laki-lakinya, tapi kemudian ia tahu tebakannya keliru ketika melihat orang itu memiliki rambut panjang setelah tudung hoodienya terbuka. Yang sedang berbicara dengan Jihoon adalah seorang gadis.

Sohyun tidak bisa memastikan siapa gadis itu karena Jihoon dan gadis itu masuk ke area hutan. Sohyun tahu tidak ada gunanya mengetahui siapa gadis yang sedang bersama dengan Jihoon, tapi ia hanya penasaran. Terlebih karena mereka berdua masuk ke area hutan ketika yang lain sedang mengantri untuk mandi, atau masih menghangatkan diri di dalam tenda.

Memilih untuk tidak lagi mempedulikan Jihoon dan gadis itu, Sohyun masuk kembali ke tenda untuk membangunkan teman-temannya yang masih meringkuk di balik selimut.

...

Suara daun kering serta ranting yang tidak sengaja terinjak menjadi pengantar langkah kaki Giselle menuju area hutan, dia tidak sendirian karena Jihoon bersamanya. Pagi-pagi sekali Jihoon mengirimkan pesan, pesan berisi ajakan untuk membahas suatu hal. Giselle masih belum tahu hal apa itu karena Jihoon juga belum menjelaskannya.

"Mau sampe mana kita jalan?" tanya Giselle tidak sabar, dia ingin segera berhenti melangkah sebelum dirinya semakin masuk ke dalam hutan yang sunyi.

Jihoon mencari keberadaan seseorang yang berjanji akan menunggu di dalam area hutan, langkahnya berhenti setelah menemukan orang yang ia cari. Dari tempatnya berdiri, Jihoon melihat Asahi sedang menyandarkan punggung ke sebuah pohon, kedua tangannya dimasukkan ke saku hoodie. Sementara Giselle belum tahu di sana ada Asahi juga.

"Sampe sini."

Ucapan Jihoon membuat Giselle spontan berhenti, saat masih berjalan tadi Giselle hanya fokus melihat jalan karena takut tersandung sesuatu. Setelah dia berhenti dan mengedarkan pandangan, saat itulah ia melihat keberadaan Asahi.

"Asahi?"

Asahi berjalan mendekati Jihoon dan Giselle, keberadaannya di sana membuat Giselle menatap Jihoon dengan ekspresi bercampur bingung serta menuntut penjelasan.

"Dia bakal jelasin semua yang dia tahu." Jihoon menjawab sedikit rasa penasaran Giselle.

"Semua yang dia tahu? Emang dia tahu tentang apa?" tanya Giselle tidak mengerti, sebelumnya Jihoon tidak memberitahu apapun mengenai Asahi.

"Kita nggak punya banyak waktu, jadi bakal gue jelasin secara singkat aja." ujar Asahi.

"Jelasin apa?" Giselle bergantian melirik dua orang pemuda yang berdiri di depannya, "please kasih gue petunjuk."

Asahi mengedarkan pandangan sebelum menjawab, takut jikalau ada yang sedang menguping pembicaraan mereka. "Ini tentang Sohyun." jawabnya setelah memastikan di area itu aman.

Satu alis Giselle terangkat, "Sohyun? Wait, lo tahu apa yang terjadi sama Sohyun juga?"

Jihoon menepuk bahu Asahi. "Dia ini lebih tahu dari kita, maksud gue Asahi tahu fakta tentang Sohyun jauh sebelum lo tahu."

The Mystery Of a Girl's Dream || TREASUREOnde histórias criam vida. Descubra agora