Chapter 81 Kebencian dan Rindu

504 64 7
                                    

    Cahaya hanya terlihat melalui api di dinding ruangan. Dengan udara pengap dan lantai yang lembab. Mata biru itu memandang buram sekeliling dirinya. Pelipis dan kelopak matanya tidak terbuka sempurna akibat lebam yang menimpa tubuhnya. Penyiksaan yang Cyril Terima dari Elite Artiar dan Raktore begitu sulit untuk membuatnya tetap bertahan.

    Namun Pemimpin tertinggi Artiar, Cleo selalu mendatangai Cyril untuk melihat setiap nafas dan detiknya di penuhi penderitaan. Berbagai penyiksaan di alami oleh Cyril sampai membuat tangan dan kakinya di potong tanpa bius. Kekuatan dari Dark aura membuat hal seperti itu mudah terjadi. Membiarkan korban tetap sadar dan hidup selama mungkin dibarengi dengan pemotongan tubuh.

    Kedua kaki dan tangan Cyril telah di potong sebatas lutut dan siku. Namun rantai tetap merajam tangan dan kakinya dengan menusuk dan mengunci setiap rantai pada bagian kulit Cyril. Betapa sakit dan ngerinya. Memikirkan setiap jerit dan teriakan dari Cyril yang menahan semuanya. Ia seperti binatang peliharaan saat ini.

    Setiap kali Cyril kehilangan kesadarannya, Cyril akan terbangun oleh dark Aura dari Cleo. Dan ini sudah berlangsung dalam sepekan. Cyril merasa jika dibunuh adalah hal paling ia impikan saat ini. Mati dengan cepat. Akan tetapi ia masih bertahan karena putrinya. Putri atas cinta dari nya dan Anastasia. Padahal harapannya hanya untuk menyelesaikan semuanya dan hidup tenang. Namun semua yang terjadi hingga saat ini tidak membiarkan hal tersebut.

    Cyril menatap buram dengan berpikir dalam hatinya. Apakah lebih baik mati atau bertahan dengan segala siksaan ini. Cyril memberi nama putri kecilnya Claire. Dan berpesan pada Mikaela untuk melindungi Anastasia dan Claire sampai waktunya tiba. Dengan dirinya yang menjauh dari Anastasia, Cyril berpikir dapat merubah masa depan yang dilihat oleh Anastasia. Yaitu kematian Anastasia.

    Cleo setiap hari selalu datang menemui Cyril merasa puas setiap kali mendengar suara jerit teriakan milik Cyril. Itu seperti sebuah hiburan baginya. Dendam miliknya atas kematian Vedra. Dan manipulasi atas Vedra dari Hesar yang membuat Vedra tega mengorbankan Kaizen. Orang-orang yang di sayangi oleh Cleo lagi-lagi tewas. Dan Cleo sangat bersedih akan hal ini.

    Demon break yang terjadi di ibu kota Artiar akan ular Cyril sebelumnya membuat rakyatnya menderita. Banyak dari mereka harus merasakan penderitaan akibat monster yang merajalela.

Kebencian itu terus menyeruak ke permukaan, Cleo setiap detik ingin sekali dapat membunuh Cyril berkali-kali. Namun mata biru itu terus mengingatkan dirinya kepada Kaizen. Jodoh pemberian dewa yang pernah ia sayangi sepenuh hatinya.

    "Halo Cyril, bagaimana keadaanmu hari ini? " Tanya Cleo ramah seraya tersenyum.

Cyril hanya terdiam lemas. Ia tahu jika hari ini juga sama seperti sebelumnya. Hari yang akan membuatnya untuk berpikir mati dengan cepat. Cyril pernah memohon pengampunan terhadap Cleo. Namun hal itu hanya sia-sia. Pada akhirnya Cyril terus bertahan agar tetap hidup. Berharap ia akan di buang di suatu tempat dan keajaiban datang untuknya bertemu dengan Claire.

   Desa Venaz, Cyril berharap jika ia akan bertemu dengan putrinya di Desa Venaz. Itu adalah harapan terakhir milik Cyril.

Aku akan tetap bertahan untuk hari itu. Aku ingin melihat putriku setidaknya untuk sekali saja. Dulu aku membenci kedua orang tua ku karena menyia-nyiakan keberadaan ku. Lalu apa yang akan di rasakan oleh putri ku jika aku dan Anastasia tidak ada?

   Mata biru itu tetap bertekad kuat untuk tetap hidup yang membuat Cleo sangat marah. Ia melakukan segala hal untuk menyiksa Cyril namun Mata itu tetap memiliki tekad berjuang untuk suatu hal. Cleo berpikir untuk membunuh Anastasia di depan mata Cyril. Namun keberadaan Anastasia tidak pernah di ketahui bahkan menggunakan sihir, Anastasia seperti hilang dari dunia ini.

    "Kenapa..! Kenapa kau masih saja memiliki hal itu dalam Mata mu! " Bentak Cleo kesal saat Mata biru itu memandangnya dengan sayu.

Kebencian itu sangat membakar tubuh Cleo namun di satu sisi mata itu juga membuat kerinduan terdalam terhadap sosok kaizen. Rasa bersalah karena tidak dapat melindunginya masih menghantui Cleo sampai detik ini.

    "Ada apa? Aku tidak akan tewas semudah itu". Ucap Cyril. Walau tubuhnya penuh luka dan tidak utuh namun ia masih berjuang.

    Cleo tersulut amarah. Dengan sadisnya ia memerintahkan kesatria Elite dari Raktore untuk memotong lidah Cyril. Tidak ada informasi yang bisa didapatkan dari Cyril. Karena Cyril memegang kuat hatinya agar tidak berkhianat pada Lacrea.

    " Potong lidahnya! " Perintah Cleo tegas. Mata itu memandang penuh dendam.

Dan Cyril pasrah. Tak ada pemberontakan namun Mata itu tetap bertekad untuk bertahan hidup. Teriakan terakhir dari Cyril membuat Cleo tersenyum licik. Ia merasa sangat puas mendengar teriakan dan pemberontakan Cyril untuk terakhir kalinya.

    Mata biru itu kembali tersadar dengan perasaan berkecamuk, Cyril tetap bertahan dan berharap. Tekad dalam hatinya hanya satu. Bertemu Anastasia dan Claire untuk terakhir kalinya.
Kekuatan gelap dalam hatinya mulai menjalar ke pikirannya. Cyril terpanggil oleh suara tanpa sosok yang nyata.

    "Wahai anak manusia yang berhati lemah, sebutkan permintaanmu maka aku akan mengabulkan semuanya".

Suara itu entah dari mana. Dan hanya Cyril yang dapat mendengarnya saat ini. Cyril dengan mulut yang masih berlumur darah seolah mencari-cari dimana sumber suara tersebut. Dengan tubuh cacat itu, Cyril menggeliat. Dan Cleo hanya memperhatikan.

Aku hanya ingin bertemu dengan putriku

Aku hanya ingin hidup

Aku hanya ingin hidup

    "Jiwa yang malang, jangankan sekedar untuk hidup, aku dapat menghancurkan seluruh dunia untukmu jika kau mau. bergabunglah dengan ku dan aku akan memberikan semua yang kau inginkan".

Suara itu lagi-lagi terdengar di telinga Cyril.

   " Menjengkelkan! " Bentak Cleo. Cleo benar-benar kesal karena mata biru itu terus menghantuinya. "Tidak ada yang dapat dilihat dari mu lagi, dan aku tidak menemukan lagi kepuasan untuk bermain denganmu lagi" Ujar Cleo seraya menyeret rantai pada leher Cyril.

    Cyril terseret seperti sampah kotor. Di depan seluruh kesatria Raktore dan Artiar Cyril terluka dengan mengenaskan. Mata yang tidak berharap banyak itu melupakan suara yang terus mengiang di telinganya. Ia teringat jika jiwa kegelapan milik krish akan datang dan mengambil alih tubuhnya suatu saat seperti yang pernah Hesar katakan padanya.

    Jika Cyril terbujuk maka ia akan menghancurkan seluruh benua. Itulah alasan Hesar menemukan dirinya mati-matian. Untuk menghindari klimaks konflik yang tidak di perlukan. Akan banyak orang yang menderita. Dan memilih untuk keluar di akhir saja saat Cyril membunuhnya. Namun siapa sangka Ezra yang kini terjebak menjadi Cyril harus memilih kembali takdir yang tidak ia inginkan.

    Tiba-tiba...

    "Pemimpin Cleo, kami berhasil menemukan Anastasia, kami menemukannya di suatu desa kecil. Kami melihat nya tengah membuat sihir pemutar waktu." Kata salah seorang kesatria.

    "Apa?! " Cleo terkejut. "Lalu dimana wanita itu sekarang? " Tanya Cleo.

    "Saat ini tengah mengarah ke arah tebing Arthropoda. "

    "Bagus, ini adalah hari keberuntungan mu Cyril" Ucap Cleo puas.

Berbeda dengan Cyril, ia begitu panik. Apakah masa depan kematian Anastasia benar-benar akan terjadi?

.
.
.
.
.
.

Dancing On Ice In The Moonlight  [END]Where stories live. Discover now