31. Angka?❄️✨

140 73 0
                                    

❄️

Happy reading🥰
Pencet⭐⭐⭐

Nemu typo tandain aja, pake emot doang juga kagak papa🖐🏻

Absen pakai emot🍭🍭>>

Absen pakai emot🍭🍭>>

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❄️

Bau obat-obatan khas rumah sakit yang Cowok satu ini benci tercium begitu menyengat, sejak dulu ia selalu menghindari hal yang namanya rumah sakit ataupun obat-obatan. Namun, sialnya kali ini Arfa harus terbaring di brankar ruang UGD rumah sakit di sore yang cerah di luar sana.

Baru berbaring di tempat itu saja sudah sukses membuat bulu kuduk Arfa merinding, dia ini benar-benar takut jika harus di suntik, padahal belum pasti.

Tadi, sebelum Arfa pulang kerumahnya. Kesialan menimpanya, alias pakai acara di tabrak motor yang di kendarai 4 bocil, saat menyebrang. sampai-sampai Dudu motor kesayangannya hancur, dan Arfa yang pingsan di tempat dihadiahi banyak luka.

"Mas bisa tolong buka dulu celananya? Luka kakinya mau dibersihkan."

"Hah?" Arfa terkejut,"Buk- buka?"

"Iya mas, itu celananya sudah sobek-sobek pasti banyak luka di kaki nya, kaki mas juga perlu di ronsen katanya sakit kan," tutur perawat satunya.

Dengan kesusahan Arfa membuka celananya, kini ia hanya mengenakan celana kolor selutut, luka nya dibersihkan oleh para perawat berkali-kali cowok ini meringis kesakitan, jika tidak punya malu Arfa pasti sudah menangis saat ini.

Arfa menjalani pengobatan serta rontgen sudah hampir satu jam, dan akhirnya ia pun harus dirawat karena pergelangan kakinya mengalami cedera parah, bahkan diberi gips di salah satu kakinya.

Ari, Dika, Farhan, Yon dan Wann langsung masuk ke ruangan ketika dokter keluar dari ruangan Arfa mereka sedari tadi sudah menunggu setelah selesai mengurus administrasi, mereka juga cemas bukan main mendengar keadaan Arka.

"Fa, gimana keadaan lo?" Ari langsung meneliti atas sampai bawah tubuh Arfa yang sudah mengenakan pakaian khas rumah sakit itu.

"Gak papa 'kan gue bapaknya ultraman," celetuknya santai, "Tapi Dudu gimana? " Arfa ternyata lebih mencemaskan motornya, itu memang motor kesayangannya.

"Motor lo di servis Fa, ancur gitu anjir," saut Dika, kebetulan motor Arfa juga memang di bawa ke bengkel tempat Dika bekerja.

"Fuck lah!" umpat Arfa kesal, "Terus jadwal gue gimana?"

"Huh, itu juga 'lo harusnya tu malem besok ikut balapan kaya biasa walau ini termasuk balapan gede sih, terus besok malemnya lagi harusnya lo ikut futsal lawan tim Jean, terus juga besok malemnya lagi lo harusnya ke club janjian sama cabe-cabean lo," penjelasan dari Ari sambil membaca catatan di ponselnya nya.

Will We Be Happy?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang