41. Rambutan❄️✨

109 63 0
                                    

Happy reading guys😺.

Part ini hepi hepii aja😺🤍
Klik⭐⭐⭐⭐

Part ini hepi hepii aja😺🤍Klik⭐⭐⭐⭐

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❄️

"Wih rame banget di sini!" Aya menengok sekelilingnya ketika sampai ke lokasi di mana tempat orang-orang sering balapan.

Ramai, ada banyak motor terparkir, ratusan orang juga berkerumun di sekitaran sana, mulai dari anak sekolahan, kuliahan, bahkan orang biasa, banyak juga yang mengenakan jaket-jaket kebanggan gengnya, lokasi itu lumayan sepi kendaraan, pantas saja dijadikan kawasan balapan.

"Rame lah, ini balapan gede," ucap Farhan yang tengah menengok kesana kemari, mencari mangsa tentunya, dia kan spesies kadal gurun.

"Daftar dulu lo, ayok gue anterin," ajak Ari pada Haru yang sibuk menengok sekitaran.

"Yok lah," Haru sedikit menyerong ke arah Aya di sampingnya,"Tunggu di sini ga apa-apa kan?"

"Heum, " Aya tersenyum mengangguk paham.

Aya terlihat begitu gemas, Haru refleks mengusap pelan pucuk kepala cewek di hadapannya itu lalu langsung pergi begitu saja.

Aya sejenak bengong, ia sentuh puncak kepalanya yang sempat di usap Haru. Jantungnya berdegup kencang, hatinya berdesir tidak karuan, begitu terasa nyaman ketika mendapat perlakuan begitu dari Haru.

"Lo pacaran ya sama Haru itu?" tanya Wann yang terlihat kepo.

Aya menggeleng cepat, "Ga pacaran."

"Cocok kok kalian kalo pacaran," timpal Yon di sana, membuat Aya membulatkan mata, pacaran? Mana mungkin orang seperti Haru mau pacaran dengannya, lagi pula perlu diingat Aya itu selalu merasa tidak pantas untuk siapa-siapa.

"Apaan sih kalian," elak Aya, "Sana yok bawah pohon rambutan," usul Aya yang berjalan duluan, dibuntuti ke tiganya.

Kenapa bertiga? Farhan udah kabur, dia sedang menjerat cabe- cabean di tepi lintasan balapan sana.

"Gue pengen rambutan woy!" ucap Aya menatap ke atas pohon, rambutannya lebat sekali, merah merah.

"Tinggi tapi itu, gimana ambilnya," ucap Dika ikut menengok ke atas pohon.

"Pengen juga gue, merah-merah coy," ucap Yon ikut menatap ke pohon rambutan, siapa pun yang melihat pasti tergoda, lagi pula itu rambutan di tengah-tengah taman, mungkin pemerintah yang memilikinya jadi anggap saja milik sendiri.

"Panjat lah anjir!" tutur Aya.

"Gue deh coba manjat," kata Wann menyanggupi.

"Serius anak mommy mau manjat?"

"Gue masih galau sebenernya, lo jangan ngeledek gue kalo gak mau gue tendang ke Bulan!" omel Wann.

"Bodo," semprot Aya.

Will We Be Happy?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang