45. Hancur lagi?❄️✨

131 49 3
                                    

Happy reading meung!😺🍉

Happy reading meung!😺🍉

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❄️

"Ceroboh banget?!" omelan ini sekiranya sudah berkali-kali terucap, bahkan yang dimarahi sudah bosan mendengarnya.

"Cil, yakin kamu nih lebih muda dari kakak? Kok kaya emak-emak sih?" keluh Reo, telinganya panas sekarang hampir 15 menit Elisa yang terus mengoceh karena kecerobohan yang Reo perbuat.

"Udah diem aja, Kak! Nih sarapannya," Elisa menaruh sepiring nasi goreng di hadapan Reo, "Besok jangan jatoh dari tangga lagi, jatoh dari atap sekalian! Biar isdet!" omelnya lagi. Kesal sekali, pagi-pagi Reo sudah berenang, dengan tubuh masih basah dan mengenakan pakaian renang, ia naik ke lantai dua meminta Elisa membuatkan sarapan pagi, dan naasnya, Reo terjatuh saat turun tangga.

"Iya-iya maafin kakak! Ngga lagi ceroboh gitu," ucap Reo memelas.

Elisa menghela nafasnya, "Kakak tuh atlet renang, sekarang kaki jadi pincang gara-gara jatoh, kasian Mama Papa kak Reo pasti khawatir," ucap Elisa ia hanya khawatir pada Reo yang kekanak-kanakan itu.

"Mama Papa lo juga loh," ucap Reo membuat Elisa menatap Reo.

"Iyaa," balas Elisa sedikit tersenyum.

Acara sarapan selesai, kini Elisa harus ke kampus, "Kak lo ngga papa sendiri kan?" tanyanya sambil menenteng sebuah tote bag.

"Ngga papa, kan Mama Papa katanya balik nanti siang," ucap Reo.

"Oke, gue berangkat Kak. Assalamualikum!" ucapnya segera keluar rumah.

"Walaikumsalam."

Reo hanya menatap punggung Elisa yang menjauh, "Seneng lo lebih bahagia, semoga lo ngga diganggu dia terus ya?" ucap Reo dengan tatapannya yang sendu. Selama ini, ia juga paling tau semenderita apa Elisa, apalagi saat di bawa ke rumah ini, lalu konflik panjang Elisa dengan seorang yang kini saja malah beralih meneror Elisa.

"Cewek Favorit ku nih," ucap Rendy ternyata sudah di depan gerbang menatap ke arah kedatangan Elisa.

Elisa yang tadinya menunduk langsung mendongak, "Loh? Ren, udah di sini aja?"

"Iya dong," Rendy memasang senyuman manisnya.

Elisa nampak berkedip beberapa kali, menatap Rendy yang terasa sedikit berbeda penampilannya, "Pangkas rambut ya?" tebak Elisa, kini ia di samping Rendy yang berdiri dekat motornya.

Rendy terkekeh, "Iya, ribet panjang tuh," ucapnya.

"Kok jadi kaya anak kalem muka kamu pas pangkas rambut gini, keinget waktu pertama ketemu loh aku."

Will We Be Happy?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang