33. Extra Chapter 2

145 53 53
                                    

3 bulan kemudian

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

3 bulan kemudian

"Baik sampai disini dulu pertemuan kita, untuk agenda meeting selanjutnya saya akan kabari melalui grup WhatsApp," ujar Abel menutup rapat di siang hari ini.

"Baik, bu." Peserta rapat di dalam ballroom mengangguk. Satu persatu pamit kepada Abel dan meninggalkan ruangan, hingga hanya tersisa Abel seorang diri.

Ddrrtt

Ponsel Abel bergetar ketika wanita itu membereskan barang-barangnya. Abel mengangkat telfon tersebut.

"Halo sayang, meetingnya udah kelar?"

"Baru banget selesai. Kamu gimana? Masih di kantor?"

"Syukur deh, nih bentar lagi aku sampai di kantor kamu."

Abel melotot kaget. Ah tunangannya ini selalu saja datang tanpa bilang-bilang.

"Kebiasaan gak ngomong dulu ish. Tunggu dilobby!" Pria dibalik telepon hanya terkekeh.

"Kan surprise sayang,"

Tutt

Abel mematikan telepon sepihak seraya melangkah keluar dari meeting room  yang terletak di lantai enam belas dan turun ke lobby kantor.

Kebetulan sekali mobil Arghi telah terparkir di depan lobby ketika Abel baru saja turun. Langsung saja wanita itu bergegas masuk ke dalam mobil.

"Hai, lama ya nunggunya?" Tanya Abel ketika ia telah berada di dalam mobil. Arghi menggeleng, tubuhnya ia condongkan ke arah Abel. Abel yang mendapat perlakuan seperti itu sontak menegang. Matanya terpejam rapat.

Klik

Rupanya Arghi memasang seatbelt gadisnya. Tawanya pecah melihat Abel yang masih menutup mata. Jarinya menyentil pelan kening Abel membuat sang empunya tersentak dan membuka mata.

"Ngapain tutup mata hm? Berharap dicium ya?" Godanya. Jarak keduanya masih dekat, wajah Arghi dan wajah Abel hanya berjarak 10cm.

"Apasi, enggak," ketus Abel. Arghi hanya tertawa. Senang sekali menggoda kekasihnya itu karena wajahnya pasti akan memerah.

Cupp

Satu kecupan mampir dikening Abel membuat wanita itu kembali terpejam merasakan ketulusan ciuman itu.

"Udah tuh, sayang. Kalau yang lain tunggu sah ya." godanya yang membuat Abel mencubit pelan pinggangnya. Yap, Arghi sangat menjaga gadisnya semenjak pemuda itu menyatakan perasaannya pada Abel dua bulan lalu. Sebulan kemudian Arghi mengikat Abel hingga kini Abel menjadi tunangannya.

"Udah jangan godain aku  terus. Jalan gih, sayang. Aku laparr," ujarnya setengah merengek.

"Kasian tunangan aku lapar. Baik tuan putri, kita ke rumah makan seafood ya, makanan favorit kamu," Arghi sengaja menyarankan tempat makan terlebih dahulu. Karena jika meminta pendapat Abel, gadis itu hanya akan menjawab, "terserah," dan Arghi malah semakin bingung.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 11 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Thief Girl [COMPLETED]✔️Where stories live. Discover now