pegangan

929 91 4
                                    

Deg ...

Tubuh Devi spontan menegang dengan degupan jantungnya yang langsung berdisko luar biasa di dalam sana.
Saat ini, tepat saat pintu kamarnya telah terbuka sempurna sosok Afan sudah berdiri menjulang tinggi di hadapannya.
Ya Afan, 𝐴ℎ𝑚𝑎𝑑 𝐴𝑓𝑎𝑛 𝐾ℎ𝑎𝑑𝑎𝑓𝑖 mantan kekasihnya. Devi tentu saja terkejut, gadis itu bahkan sampai
mengucek kedua matanya tak percaya mana tau penglihatannya yang sudah bermasalah.

"𝘼𝙣𝙟𝙞𝙧! 𝙣𝙞𝙝 𝙗𝙤𝙘𝙖𝙝 𝙢𝙖𝙪 𝙣𝙜𝙖𝙥𝙖𝙞𝙣 𝙠𝙚𝙨𝙞𝙣𝙞... 𝙂𝙪𝙚 𝙣𝙜𝙜𝙖𝙠 𝙡𝙖𝙜𝙞 𝙢𝙞𝙢𝙥𝙞 𝙠𝙖𝙣 𝙞𝙣𝙞?" batin Devi masih diam tak berkedip menatap Afan.

"Hello... Vi! Ini anak di ajakin ngomong juga malah ngelamun!" cetus Afan melambai-lambaikan tangannya didepan wajah Devi yang membuat gadis itu tersadar.

“H-hah gimana gimana?" kata Devi terkejut.

"Buruan ganti baju gih gue tungguin, cepetan nggak pake lama!" kata Afan memerintah.

Devi semakin di buat bingung akan ucapan Afan, gadis itu tampak mengusap telinganya mana tau
pendengarannya juga sudah ikut bermasalah.

"Hah? A-apa? L-lo ngomong apa barusan gue nggak dengar," sahut Devi terbata dengan raut wajah bingung sekaligus terkejut.

Afan terdengar berdecak, “Ck, buruan ganti baju Devi.."

"M-mau ngapain pake ganti baju segala?" Tanya devi spontan sambil meneliti pakaiannya yang masih mengenakan baju tidur saat ini.
Memangnya mau pakai apa lagi? Dia kan memang hendak tidur.

“Kencan lah, lo nggak lupa sama janji lo kemarin kan?" sahut Afan sambil bersilang dada menatap Devi yang masilh loading itu. Mungkin masih
terlalu terkejut melihat ia yang tiba-tiba saja sudah berada di dalam rumahnya saat ini.

"Janji? Janji apaan?" tanya Devi mengerutkan keningnya.

"Gue harap lo masih ingat sama kejadian di dalam perpustakaan kemarin," sahut Afan tersenyum smirk.

Devi memutar bola matanya ke atas tampak berpikir, beberapa detik kemudian mata gadis itu membulat saat baru mengingat akan sesuatu. "𝙅𝙖𝙙𝙞 𝙙𝙞𝙖 𝙗𝙚𝙣𝙖𝙧-𝙗𝙚𝙣𝙖𝙧 𝙨𝙚𝙧𝙞𝙪𝙨 𝙨𝙖𝙢𝙖 𝙪𝙘𝙖𝙥𝙖𝙣𝙣𝙮𝙖 𝙬𝙖𝙠𝙩𝙪 𝙞𝙩𝙪? 𝙆𝙖𝙡𝙖𝙪 𝙙𝙞̣𝙥𝙞𝙠𝙞𝙧-𝙥𝙞𝙠𝙞𝙧 𝙚𝙢𝙖𝙣𝙜 𝙗𝙚𝙡𝙪𝙢 𝙟𝙖𝙙𝙞
𝙜𝙪𝙚 𝙩𝙪𝙧𝙪𝙩𝙞𝙣 𝙠𝙖𝙣 𝙮𝙖 𝙥𝙚𝙧𝙢𝙞𝙣𝙩𝙖𝙖𝙣𝙣𝙮𝙖 𝙬𝙖𝙠𝙩𝙪 𝙞𝙩𝙪? 𝙆𝙚𝙢𝙖𝙧𝙞𝙣 𝙜𝙪𝙚 𝙠𝙖𝙣 𝙙𝙚𝙢𝙖𝙢 𝙙𝙖𝙣 𝙠𝙞𝙩𝙖 𝙣𝙜𝙜𝙖𝙠 𝙟𝙖𝙙𝙞 𝙥𝙚𝙧𝙜𝙞 𝙠𝙚𝙡𝙪𝙖𝙧. 𝙏𝙖𝙥𝙞 𝙢𝙖𝙨𝙖 𝙜𝙪𝙚 𝙝𝙖𝙧𝙪𝙨 𝙠𝙚𝙣𝙘𝙖𝙣 𝙨𝙖𝙢𝙖 𝙙𝙞𝙖 𝙨𝙞𝙝? 𝙎𝙖𝙢𝙖 𝙢𝙖𝙣𝙩𝙖𝙣? 𝙊𝙝 𝙣𝙤!" batin Devi berceloteh panik.

"Buruan Devi, nggak usah pake drama sok-sokan lupa segala. Keburu malam nanti," cetus Afan lagi karena gadis di hadapannya itu terus saja melamun sedari tadi.

"Tunggu bentar tunggu bentar, lo kenapa bisa ada di rumah gue? Terus siapa yang ngizinin lo sampai kesini?" cecar Devi penasaran.

"Nanti gue jawab, sekarang ganti baju dulu sana gue tunggu cepetan!" sahut Afan kembali memerintah.

"Tap----"

“Buruan Devi, keburu malem..." potong Afan sambil mendorong pelan tubuh Keysha ke dalam kamar dan menutup pintunya.

Devi terbengong di dalam kamarnya, masih mencoba mencerna semua kejadian yang baru saja terjadi. la menoleh ke belakang, menatap pintu kamarnya itu dengan raut bingung yang
masih tercetak jelas di wajahnya.

Mantan Cantik Badboy TanpanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang