3. Pulang bareng

2.6K 509 12
                                    


Lisa pov.

Aku menatap Jennie yang tengah memasukkan bukunya kedalam tas, setiap gerakannya sangat anggun dan dia sangat cantik di mataku.

Mungkin beginilah jika sedang jatuh cinta, melihatnya saja sudah sangat bahagia apalagi sampai memilikinya.

"Jennie pulang sama siapa?"

"Di jemput pak supir"

"Bareng sama aku aja"

Aku ingin melakukan pendekatan mulai hari ini.

Jennie terlihat berpikir menimang-nimang ajakan ku.

"Boleh, bentar aku kabarin pak Anton dulu biar ga usah jemput aku" aku langsung tersenyum Jennie menerima ajakan ku.

Jennie mengeluarkan hp nya dan mengetik sesuatu di sana.

"Udah" Jennie kembali menyimpan hp nya.

"Yuk" aku mengulurkan tanganku.

Jennie tampak ragu namun akhirnya dia menerima uluran tanganku, aku menggenggam tangannya kemudian kami keluar dari kelas.

Aku terus memperhatikan tangan kami, itu sangat lucu karena tangan Jennie sangat mungil di tangan besar ku.

"Tangan Jennie pas banget di tangan aku" aku menunjukkan tangan kami yang saling bertautan.

Jennie tersenyum terlihat malu-malu.

Sesampainya di parkiran aku dengan terpaksa melepaskan genggaman tangan kami.

"Aku naik motor, gapapa kan?"

"Enggak"

Aku tersenyum, ketika mengambil helm aku baru sadar aku hanya mempunyai satu.

"Helm nya cuman satu, Jennie aja yang pake"

"Kamu aja aku gapapa kok sa"

Aku tetap menggeleng.

"Keselamatan kamu yang utama, aku bertanggung jawab karena aku sendiri yang ajuin buat anterin kamu. Pake ya" aku menyerahkan helm padanya.

"Tap-"

"Udah pake aja cantik" aku memaksa.

Jennie cemberut dan memakai helm nya.

"Bisa tolong pasangin? Aku ga bisa" Jennie menunjuk tali pengaman helm.

Aku tersenyum lalu mengaitkan tali pengaman helm nya.

"Sekarang ayo naik" aku menepuk-nepuk jok belakang motor ku.

Jennie mempoutkan bibirnya.

"Kenapa?"

"Aku ga bisa naik" cicit Jennie.

Aku tertawa kencang, Jennie sangat lucu ya Tuhan.

"Ga biasa ya, ya udah sini aku bantuin"

"Maaf" aku menggendong Jennie untuk duduk di jok belakang.

"Makasih" pipi Jennie memerah, aku rasa dia tersipu, hahaha lucunya.

"Sama-sama cantik" aku menepuk-nepuk pelan helm nya kemudian menaiki motor.

"Besok-besok Jennie pasti terbiasa karena aku bakalan antar jemput Jennie" kataku dan menjalankan motorku dengan pelan.

"Ga usah takut ngerepotin kamu"

"Enggak, aku senang malahan. Mau ya please.."

"Emm mau ga ya"

"Mau aja ya ya ya"

Aku melihat Jennie tersenyum dari kaca spion.

"Iya aja deh, soalnya kalo aku ga mau kamu malah nangis" Jennie menggodaku.

"Hahaha bisa aja kamu. Tapi bener sih aku bakalan nangis Bombay sampe kamu mau aku antar jemput. Aku nangisnya gini, huhuu Jennie jahat ga mau aku antar jemput, hikss padahal aku baik loh hikss" aku meladeni godaan Jennie.

"Aku bayangin nya kamu kaya bocah ga di kasih permen" Jennie tertawa.

"Gapapa asalkan kamu mau"

Kemudian Jennie menyenderkan tubuhnya di punggungku lalu memeluk perutku.

Aku membalas memegang tangan Jennie yang berada di perutku, mengelusnya kemudian menciumnya.

"Ekhm sa belok kanan" aku membelokkan stang ke kanan tanpa melepaskan tangan Jennie.

"Lisa bahaya kalo berkendara cuman pake satu tangan" Jennie merengek.

"Aku udah mahir Jennie tenang aja, aku lebih suka genggam tangan kamu daripada genggam stang"

"Iih aku serius Lisa, genggam tangannya bisa nanti kalo kita udah nyampe"

"Ya udah, karena Jennie khawatir aku lepasin sekarang" aku melepaskan tangan Jennie, kembali memegang stang dengan kedua tanganku.

"Makasih udah nurut" Jennie mengelus perutku.

"Demi Jennie apa sih yang enggak" aku mengedipkan mata dari kaca spion.

"Lisa genit" Jennie malu menyembunyikan wajahnya di punggungku.

"Lucunya calon pacar" aku tertawa setelahnya.

•••

Tbc

07/05/24

Lisa idaman banget.

Vote komen lanjut.

pdkt [Jenlisa]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang