BAB 43 : Hasut

57.3K 5.2K 4.8K
                                    

Hallo, maaf kemarin menghilang lama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hallo, maaf kemarin menghilang lama. Aku butuh mediasi yang cukup ternyata. Sedikit terganggu pola pikir dan kestabilan mentalku saat melanjutkan cerita ini. Aku minta maaf kalau dari yg kalian pernah dapat kata-kata nggak enak dari aku 🙏🏻

Anyways, karena masa rombaknya udah selesai, jadwal update balik normal lagi ya. Ngerampung satu part itu nggak gampang. Aku cuman minta kalian sabar aja, karena sesuatu yang diburu-buru hasilnya nggak akan totalitas 🥲

****

"Nama saya Zayyan Tahta, Tante."

Zayyan Arlen memperkenalkan dirinya dengan lagak tenang, keyakinan penuh, seolah-olah nama yang disebutkan adalah milik hak paten lelaki itu. Kanara terbahak sekali diikuti delikan sinis. Lucu sekali mengingat Zayyan Arlen selalu merasa tersakiti setiap kali Keyla menganggapnya bayangan, tetapi justru hari ini malah mengajukan diri secara terang-terangan.

"Oalah, namanya bagus banget." Wanita itu tersenyum. "Anakmu udah lulus, Key?" tanya teman lama Keyla tersebut.

"Belum, mau lulus. Sekarang udah kelas dua belas soalnya," jawab Keyla, terlalu fokus mengobrol hingga wanita itu tidak menyadari jika Kanara mulai menghampiri mereka.

Alih-alih mendekati Keyla, yang ditarik Kanara justru adalah saudara angkatnya. Zayyan sadar ini jenis tarikan kuat, terlihat dari cara Kanara pegangan Kanara yang mengetat. Untuk itu, dia tersenyum santun sebelum berpamitan. "Nda, Zayn tinggal dulu bentar."

"Oke."

Kanara membawa langkah mereka ke luar butik, setidaknya cukup jauh dari jangkaun Keyla. Baru ketika selesai, Kanara menghempaskan lengannya. "Maksud lo?"

Zayyan tidak bereaksi terkejut, seolah sudah tahu perbuatannya akan memancing amarah gadis ini. "Maksud lo ngenalin diri ke orang lain pakek nama Abang gue itu apa?" tanya Kanara, dia tersenyum mengejek. "Nama asli lo udah nggak berlaku?"

"Apa masalahnya?" Zayyan balik menimpali lurus. "Bukannya dari delapan tahun yang lalu, Bunda juga sering nyebut gue pakek nama itu?"

Hanya delapan tahun, karena dua tahun di awal memasuki rumah, Keyla belum tenggelam dalam delusi parahnya.

"Itu karena Bunda lagi sakit, dan kesadaran diri lo sepenuhnya masih utuh." Kanara menyelipkan tekanan di kalimat yang terakhir, ia melunturkan sunggingan disaat Zayyan menatapnya tanpa berdosa. "Nggak perlu lo ngaku-ngaku jadi Zayyan Tahta ke orang lain!"

"Mau lo gimana? Gue ngenalin diri sebagai Zayyan Arlen?" tanya Zayyan, lelaki itu balik mengukir senyuman yang serupa dengan Kanara. "Barusan lo bilang sendiri, kalau Nda lagi sakit. Gue cuman ngejaga sikap aja. Nggak lucu kalau di sini Nda hilang kendali, karena nggak terima denger nama asli gue."

"Kalau emang niat lo buat jagain kesehatan Bunda, cukup lo ngenalin diri pakek nama Zayyan aja! Nggak usah sama Tahta-nya juga!" teriak Kanara. Sesaat gadis itu terkekeh hambar. "Oh ... atau jangan-jangan lo mulai keenakan dikasih peran milik Abang gue?!"

ENIGMA : Last FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang