1] Chairmate

233 25 4
                                    

"Aish, bisa bisanya dia sibuk mulu, chat gue juga telat di bales, kayak bukan pacar aja," Aurora menggerutu kesal.

Sedangkan di bangku sampingnya, Jesher duduk tenang seraya memakan sarapannya tanpa mengalihkan pandangan dari buku, fokus membaca deretan angka di sana dengan tatapan tenang, sebelah tangannya ia gunakan untuk menyangga kepalanya, dan sebelah tangan lainnya sibuk membolak balik lembar halaman buku.

Aurora melirik lelaki yang menjadi teman sebangkunya hampir setengah tahun itu, "Lo gak ke kantin?"

Hening, tak ada jawaban membuat Aurora mendengus, lelaki ini memang sok cool! Selalu abai begini.

"Jesher lo gak ke kantin?" Ulang Aurora lagi.

Jesher menghela nafas pelan, melirik gadis berambut pirang tersebut dengan malas, "Punya mata kan? Liat gue lagi makan bekal?"

"Ya basa basi doang apa salahnya sih?" Sungut Aurora sebal.

"Basi," Jawab Jesher singkat.

Aurora kembali terdiam, lapar tapi dia malas ke kantin, teman? Teman satu satunya itu tak datang hari ini!

Maklum, Aurora anak dari pengusaha kaya, pemilih dalam berteman karena nyatanya banyak yang mendekat hanya untuk memanfaatkannya.

Aurora menatap bekal Jesher, sandwich dengan isi daging dan sayur, "Jesher, gue beli bekal lo ya? Satu aja, please.."

"Gue gak jualan," Jawab Jesher tanpa melirik sedikitpun.

"Lo kok pelit banget sih? Satu aja, itu kan tinggal 2, lo juga udah makan 1 tadi, gue bayar mahal deh, 100 ribu gimana?"

Jesher menghela nafas jengah, dasar tuan putri..

"Lo tau gak sih orang pelit itu kuburannya sempit?"

"Gue belum mati, nanti aja pikirinnya."

Aurora melongo, arghh menyebalkan sekali!

"Pelit, gue doain lo sakit perut karena pelit," Lantas gadis itu memilih segera beranjak bangun dan pergi keluar dari kelas mereka, tujuannya--kantin..

Ia merapikan surai pirangnya yang sedikit berantakan, "Pasti Rangga sibuk sama temennya di kantin, sibuk perayaan lah, rayain kemenangan lah, ini lah itu lah, adaaa aja."

Ia memasang wajah datarnya kala melihat koridor yang ramai, jaga image..

Tepat saat menginjakkan kaki di kantin, mood Aurora seketika memburuk, melihat Rangga--pacarnya-- duduk berdekatan dengan Aqilla, adik dari salah satu anggota basket Rangga.

Gadis yang menurut Aurora munafik, sok polos dan lembut, menyebalkan.

"Nempel amat, udah kayak cicak sama dinding aja," Ucapnya agak keras ketika melewati mereka, membuat atensi sebagian murid di kantin teralih padanya.

"Aurora?" Gumam Rangga melihat pacarnya yang kini menuju stand minuman.

"Bentar ya," Rangga tersenyum pada Aqilla sebelum segera beranjak dan menyusul Aurora.

"Sayang, kok kamu gak bilang bakal ke kantin? Kalau tau kan aku jemput ke kelas tadi," Ucap Rangga lembut.

"Jemput apanya, di tanya sibuk mulu, sibuk rayain kemenangan lah, sibuk ini lah, itu lah, balas chat aja lama," Sahut Aurora malas.

"Ya kan bener, aku rayain kemenangan sama anak anak yang lain," Jawab Rangga lagi.

"Oh, jadi cewek itu juga anggota basket?"

"Aqilla kan adiknya Farhan--"

"Jadi aku yang pacar kamu gak boleh ikutan dan berkali kali kamu tinggalin dengan alasan kumpul sama mereka?"

Im not a princess!Where stories live. Discover now