04| Dimarahi

353 70 11
                                    

SELAMAT MEMBACA

Sudah dua pekan sejak Lue tinggal bersamanya dalam penginapan dan sekarang Tera sadar bahwa wanita itu tidak bisa terus-terusan memakai bajunya jadi beberapa hari lalu ia telah melakukan pesanan yang besar untuk kebutuhan wanita. Tidak sedikit, Tera membeli banyak barang untuk Lue dan memilihnya dengan cermat sampai bergadang.

Hanya saja, sekarang ia termenung memikirkan tindakannya. Kenapa harus repot-repot memikirkan itu semua? Bukankah bisa beli sembarang karena Lue bisa memakai apa pun karena tidak tahu mode?

"Yah, aku kalap karena semua barang itu tampak cantik jika Lue pakai."

Tera mendesah sambil usap wajah kasar dan melirik Lue yang terbaring di kasur empuknya sembari peluk guling.

Duduk di tepi ranjang, Tera pandangi Lue yang terlelap begitu damai, betapa menawannya Lue meski tertidur.

Tera pejamkan mata sejenak demi menetralisir perasaan aneh yang tiba-tiba menyergap. Lue memang sangat cantik saat tidur karena jika sudah bangun, sedetik pun Tera tidak tenang karena Lue bersikeras melihat pedesaan. Sebenarnya, Tera pun tidak tega mengurung Lue sampai bisa kembali ke lautan. Hanya saja, apa yang harus dia katakan jika orang melihat wujud Lue yang tidak manusiawi? Orang-orang akan mencari tahu asal usul wanita itu.

Seperti di film-film yang ia tonton, makhluk seperti Lue akan diincar. Yah, itu hanya di film, tapi Tera menyimpan banyak kecemasan tentang itu. Ia hanya khawatir tentang Lue.

"Aku jadi mengantuk juga."

Tera menguap dan segera menghampiri sofa, berbaring disana dan terlelap dalam hitungan detik, tanpa mengetahui bahwa Lue tidak tidur sejak tadi. Wanita itu bangun terduduk di tepi ranjang sebelum turun sambil membawa selimut untuk dipasangkan pada Tera.

Cukup lama Lue memperhatikan Tera sambil duduk di lantai yang dingin. Jemari lentiknya menari-nari di sekitar dahi Tera yang tertutup rambut. Mau dilihat dari sudut manapun, pria manusia itu terlihat sangat tampan bagi Lue.

"Ah."

Lue tersentak dan segera berdiri dekati jendela. Di lihatnya lautan dari sana, berdebur lembut dan tampak menawan di bawah langit malam. Tanpa pikir panjang, ia segera lari keluar dan mendeteksi getaran untuk mencari celah kabur lalu mendekati bibir pantai.

Angin berembus lembut, hawanya dingin nan sejuk. Lue menjejakkan kaki tanpa alas pada hamparan pasir pantai yang halus. Senyumnya terulas amat lebar. Kemeja putih kebesaran milik Tera yang membungkus tubuhnya melambai-lambai seirama pergerakannya berdansa sambil lompat-lompat kecil di sana.

Lue menikmati tekstur pasir yang digerus oleh langkahnya. Rambut ungu pudar tampak kebiruannya memiliki cahaya samar lalu tidak lama mulutnya bergerak, bersenandung pelan seolah alunan itu sehalus hembusan angin. Terlalu membuai dan jernih.

"Indahnya. Apa ada seseorang selain aku di tengah malam begini? Apa itu hantu laut?"

Larena tertegun ketika senandung Lue tertangkap indera pendengarnya. Wanita itu baru saja kembali dari rumah temannya karena tidak jadi menginap karena ayahnya tiba-tiba pergi melaut dan meninggalkan ibunya di rumah sendirian.

Memutuskan untuk tidak langsung pulang ke rumah, Larena ambil jalan lain menuju bibir pantai dan betapa terkejutnya ia melihat wanita amat rupawan berada di bibir pantai sambil menari-nari kecil. Dia terlihat akrab dengan lautan.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 19 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

TeraLue: Evanescent✔️Where stories live. Discover now