(31) Mother's Day

8 3 3
                                    

"Anak-anak, kalian tau hari ini hari apa?" Tanya Bu Tia kepada seluruh kelas 11 IPS 2.

"Hari Kamis bu, kenapa emangnya?" Jawab Jihan, Bu Tia mengangguk, lalu menunjuk pada kalender yang ada di dekat meja guru.

"Hari ini adalah Hari ibu, ibu ingin hari ini kalian bikin tulisan yang ketika pulang nanti kalian  memberikannya pada ibu kalian"

"Bu, kita bukan anak kecil lagi bu" sahut Zidan, sedari kecil Zidan hanya dibesarkan oleh ayahnya saja, ibunya sudah meninggal dunia sewaktu melahirkan Zidan.

"Ini tugas bahasa Indonesia, kalau yang tidak mengerjakan tidak dapat nilai. Ya sudah gini tulis apapun tentang ibu kalian masing-masing"

Muka Zidan lesu, apa ia harus membuka luka lamanya untuk mengatakan semuanya. Tentu saja ia tidak mau.

"Waktu ibu sudah habis, nanti kirimkan foto ibu kalian yang tengah membaca tulisan kalian tentang ibu sebagai bukti kalian sudah menyelesaikan tugas dari saya" Bu Tia mengakhiri pembelajaran nya.

🥀🥀🥀

Suasana kelas 11 IPS 2 sangat ramai, ditambah Danil yang suka karaoke an di kelas sehingga kelas tersebut dicap kelas paling geger.

"Aku cuma-hukan kamu~~" suara nyaring Danil benar-benar sangat kencang dan juga merdu, eh?

"Tiada binta-k akan bersinar, tiada lagi bumi berputar, tuk bersama" sorak sorak yang lain mengikuti alunan Danil.

Jinny menutup telinganya kuat-kuat, meskipun sudah kebiasaan Danil dari kelas 10, namun Jinny masih belum bisa terbiasa dengan ramainya kelas mereka.

Ia memikirkan kembali tentang tugas hari ini.

"Gue punya ibu, tapi kata Hana gue cuma anak angkat. Kalau gue emang bener anak angkat, berarti gue punya ibu kandung yang disembunyiin mereka"

Jinny bergumam sampai tak sadar, kini kelasnya benar-benar menjadi tempat konser. Pelakunya siapa lagi kalau bukan triohandsome? Dia Danil, Aksa dan juga Zidan, lalu apakah Gilang termasuk? Gilang termasuk most wanted yang berbeda dari yang lain, cool.

"Wooooooo"

"Woooooo"

Suara teriakan keseruan mereka lontarkan, sangat asyik jika bisa melihat konser secara gratis. Jinny semakin tak tahan dengan keributan di kelas, ia memilih pergi ke kantin.

🥀🥀🥀

Senyuman Jinny terbit, ia tidak jadi pergi ke kantin. Tetapi pergi ke perpustakaan dimana terdapat Gilang yang tengah fokus membaca buku.

"Hai lang, lo gak istirahat di kantin?"

"Udah" Jawaban sangat singkat dan jelas. Dan sekarang keduanya diam tak bersuara karena Jinny bingung harus bertanya apa lagi.

"Oiya lang, gue ma-"

"Gue pergi"

Belum selesai Jinny mengatakan sesuatu, Gilang sudah pergi meninggalkannya. Ia sangat kesal, kesal dan kesal. Tak lama bel berbunyi pertanda jadwal pulang.

🥀🥀🥀

"Pagi Om" Jinny masuk ke dalam mansion Liam yang sangat megah. Liam yang tengah menyeruput kopi hitamnya, tersedak akan kedatangan Jinny.

"Don't call me 'Om', but call me daddy" Jinny memutar bola matanya malas, lalu duduk di sofa depan berhadapan dengan Om Liam.

Om Liam menyadari ekspresi perubahan Jinny, hingga ikut mengerutkan keningnya.

"Its a problem my daughter?"

"Stop call me your daughter, I'm not your daughter"

"Wah ternyata kamu sudah bisa menguasai bahasa Inggris, hebat putriku"

"Sudah aku katakan om, aku bukan putri om. Jangan berpura-pura"

Om Liam membenarkan letak kacamatanya yang melorot, ia kembali menyeruput kopi hitamnya sebelum menjawab.

"Baiklah sudah seharusnya kamu mengetahuinya"

"Cepat katakan om, aku tidak suka basa-basi" Jinny melipat kedua tangannya ke depan, matanya mengintimidasi Om Liam.

"Kamu benar, kamu bukan anak kandung saya Jinny. tapi ka-"

"Tuhkan, berarti Hana gak bohong"

"Jadi, Hana yang ngasih tau? " sejenak Jinny mengangguk. "Kamu anak dari kakak saya, lebih tepatnya kamu keponakan saya Jinny. Tapi saya sudah menganggapmu putri kandung saya sendiri"

"Keponakan Om? Berati om kenal dong siapa orang tua ku?" Om Liam mengangguk mengiyakan.

"Dia sudah meninggal di umur kamu menginjak 10 tahun"

Deg!!

"Apa? Tapi- ibu kandung ku masih ada kan?" Mata Jinny berair, berharap ia masih memiliki ibu kandung yang ingin ia temui. Tapi jawaban Om Liam, meruntuhkan harapan Jinny.

"maafkan saya Jinny. Saya tidak bisa menyelamatkan kedua orang tua mu atas tragedi mengerikan"

Jinny menutup kedua matanya dengan telapak tangan, kenapa bisa ia tidak tau? Bukannya seharusnya di umurnya yang muda pasti mengingat sesuatu.

"Lalu, kenapa aku tidak ingat om?"

"Karena disaat tragedi itu juga, kamu mengalami kejadian yang membuat ingatan sebelumnya sama sekali tidak ingat"

Nafas Jinny tercekat di tenggorokan, jadi ini alasannya mengapa ia tidak ingat sama sekali waktu masa kecilnya.

"Om- bolehkah aku tau kejadian tragedi apa yang menimpa orang tua ku dan juga diriku sendiri?"

"Mintalah penjelasan dari Aksa"

"Maksudnya Danadyaksa?" Om Liam mengangguk, tapi berbeda dengan Jinny yang terlihat bingung.

"Mintalah ceritakan kejadian secara detail pada Danadyaksa, bilang sama dia 'ceritakan tentang kejadian di hotel Safari enam tahun yang lalu"

"Tapi- kenapa bawa Aksa? Dia ada hubungan sama om? "

"Bukan, Om yakin dia melihat semuanya. Minta ceritakan, kalau dia tidak mau menceritakan ancam saja bisnis papanya turun anjlok"

"Se penting itu aku harus bertanya pada Aksa?"

"Terserah kamu Iin, karena kamu tadi meminta ingin tau apa yang terjadi, berhenti menangis putriku"

Tak kuasa Jinny menahan tangisnya, akhirnya ia memeluk erat Om Liam yang sudah ia anggap ayah kandungnya meskipun tidak pernah memanggilnya dengan sebutan ayah.

__________

#Tbc

Ilzea (Tunda) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang