(33) Kepingan masa lalu

10 3 2
                                    

"Sa, lo juga punya dendam sama dia kan?" Rachel memainkan kedua alisnya naik turun, meminta pendapat yang sama dengannya.

"Gue gak terlalu dendam"

"Tapi udah bikin nyokap lo mati sa"

"Diam chel, lo kalau mau balas dendam sana sendiri. Gue gak mau ikut ikutan"

"Cuih, jadinya lo maafin dia gitu aja? Tapi dia berutang budi sam-"

"Cukup. Jangan bawa bawa gue lagi, masalah gue bakal gue urus sendiri"

Aksa meninggalkan Rachel yang kesal berada di taman, padahal niatnya ingin mengajak kerjasama dengan Aksa.

"Gue harus cari cara lain" Rachel menyakinkan dirinya sendiri agar bisa membalaskan dendamnya.

🥀🥀🥀

Brak!!

Pintu kamar di markas didobrak kuat oleh Jinny, Zea yang tengah hendak memejamkan matanya kembali bangun mendengar nya.

Pandangan Jinny menyapu seluruh ruangan. Zea merasa sedikit aneh dengan sikap Jinny, kemudian dia kembali duduk di tepi kasur.

"Ada apa Jin? Keliatan aneh lo"

Tanpa aba-aba, Jinny langsung menarik kaos oblong yang digunakan Zea hingga Zea berjinjit.

"Jin, lo kesurupan apa? Lepasin gue" raung Zea tak terima, bukannya melepaskan. Jinny malah mencekik Zea yang kini sudah kehabisan nafas.

"Hah" Nafas Zea tersendat.

"Lo pikir gue gak tau apa selama ini lo nyembuiin dari gue? Hm" Jinny semakin mencekiknya hingga Zea benar-benar hampir tidak bisa melepaskan nya.

Zea memukul kuat tangan Jinny yang mencekiknya, berharap agar Jinny kesakitan dan melepaskan Cekikann nya.

Bugh

Dengan sekali dorongan, Zea terdorong ke belakang hingga punggungnya menatap tiang kasur. Zea segera menghirup oksigen di sekitarnya dengan rakus. Punggungnya terasa nyeri dan juga sakit. Kini, ia menatap Jinny dengan tatapan yang sulit diartikan. Begitu juga dengan Jinny, lebih dominan nya adalah tatapan permusuhan.

"Heh, sahabat macam apa yang nyembunyiin sesuatu yang berarti bagi seseorang?"

"Siapa yang lo maksud? Gue gak sama sekali nyembuiin sesuatu dari lo"

Zea berdiri, meskipun punggungnya terasa sakit tapi ia harus menghadapi Jinny yang berbeda dari yang dulu.

"Gak usah pura-pura lagi Zea, gue gak sebodoh itu dibohongi. Dan gue kecewa untuk kesekian kalinya"

Setelah mengatakan itu, Jinny melangkah lebar keluar dari markas. Di sisi lain, Zea menangis. Ia juga bingung apa yang terjadi pada Jinny, padahal ia tidak pernah menyembunyikan fakta apapun.

"Jin, lo kecewa sama gue? Iya, lo pasti kecewa. Tapi jangan kayak mama ninggalin gue, lo harus tetep di samping gue Jin"

Zea menangis sesegukan, ia mengambil jaket kesayangannya lalu segera melajukan motor kesayangan nya menuju seseorang yang sekiranya bisa menghiburnya.

🥀🥀🥀

"OM" teriak keras Jinny. Hana yang kebetulan berada di ruang tamu terkejut mendengar teriakan Jinny yang sepertinya sedang marah.

Ilzea (Tunda) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang