02

41 8 0
                                    

.

.

.

Pasangan baru itu sekarang sudah berada di supermarket, berjalan beriringan dengan edgar sang suami yang bertanggung jawab mendorong keranjang belanjaan, dan azza yang memilih beberapa bahan yang akan mereka beli.

"aku boleh ke toilet sebentar?' tanya edgar

"boleh mas" jawab azza

"tidak apa apa aku tinggal sebentar?" tanya edgar lagi

"iya mas astaga, aku bukan anak kecil loh" jawab nya sambil terkekeh

"tunggu disini" sambung edgar sambil mengelus kepala istrinya, lalu beranjak dari sana

Tak lama saat edgar meninggalkan azza pergi ke toilet, seseorang memanggil azza

"azza" merasa namanya di panggil, azza menengok mencari asal suara

"ga-gavin?"azza sempat terdiam melihat seseorang yang memanggilnya, ia menunduk sebentar lalu tersenyum.

"apa kabar?" tanya pria itu

"ba-baik, kamu? Tanya azza

"aku juga baik" jawab gavin, pria itu tersenyum ke arah azza

"kamu sendirian kesini?" tanyanya lagi

"tidak, aku bersama mas edgar" jawab azza

"edgar? Ahh Suamimu?" tanya gavin, sedangkan azza hanya menundukkan kepalanya

Apa kalian ingat, azza dan edgar di jodohkan dan azza pasti memiliki seseorang yang ia cintai kan? Dan gavin adalah orangnya.

"azza apa kamu bahagia?" tanya gavin, aza mengangkat wajahnya terkejut. Gavin memanggilnya dengan nama saja, tidak ada panggilan sayang yang selama ini terdengar di telinganya.

"benar kita sudah tidak ada hubungan lagikan, jadi untuk apa lagi ada panggilan sayang" batin azza, lalu ia hanya mengangguk menjawab pertanyaan gavin

"syukurlah, biar bagaimana pun kamu harus bahagia" ucap gavin mengusap kepala azza

"huwaaaaa aku ingin memeluknya" jerit azza dalam hati

Tak lama edgar kembali dari toilet, lalu tersenyum kepada pria yang di hadapan azza.

"oh apa anda yang bernama edgar?" tanya gavin

Edgar hanya tersenyum lalu menyodorkan tangannya untuk bersalaman "hallo saya edgar emiliano addison, suaminya azza"

Gavin hanya tersenyum lalu membalas salam dari edgar, "saya gavin teman azza di kampus" ucap gavin

"sepertinya sekarang aku harus pergi azza, edgar, sampai jumpa lagi" ucap gavin berpamitan, namun saat melewati edgar ia menepuk pundak pria itu lalu berbisik "jaga dia dengan baik, bung" lalu beranjak dari sana

"tentu" jawab edgar sambil tersenyum



..

Sekarang dua sejoli itu sudah kembali ke rumah mereka dengan dua kantung belanjaan penuh di kedua tangan edgar. Sedangkan azza siap siap untuk merapikan semua bahan yang telah mereka beli tadi, sekalian memasak untuk makan siang. Sedangkan edgar kembali keruang tv, merebahkan tubuh nya di sofa lalu menyalakan tv.

Taklama makan siang pun tersaji dengan makanan rumahan buatan azza, tidak banyak hanya nasi, tumis brokoli, dan ayam saus. "maaf aku Cuma buat seadanya" ucap azza

"tidak apa apa, ini sudah lebih dari cukup" jawab edgar, tersenyum.

Mereka memulai makan, dengan sunyi tidak ada yang mulai berbicara lebih dulu. Sedangkan azza hanya sibuk memakan makanannya, begitu juga dengan edgar, mereka hanya sedikit canggung.

Setelah menghabiskan makanan, edgar kembali kekamar, sepertinya ingin mandi, sedangkan azza membersihkan dapur lalu melanjutkan kembali menyusun bahan bahan makanan yang tadi sempat tertunda.



..

Malamnya Azza baru saja kembali setelah membersihkan rumah, segera saja ia menuju kamar setelah memastikan semuanya telah rapi, ia mendapati edgar baru saja keluar dari kamar mandi dengan handuk yang masih melingkar di lehernya, rambut hitamnya masih basah, tangan nya sesekali mengusap handuk kerambutnya.

"ah kamu sudah selesai membersihkan?" tanya edgar, saat menyadari azza masuk kedalam kamar

Sedangkan azza hanya mengangguk, pipinya merona merah, "kenapa?" tanya edgar

"emm it-itu baju kamu belum di kancing mas" jawab azza pelan sambil kembali menundukan kepalanya.

Sedangkan edgar dengan cepat mengancingkan baju yang ia pakai "ah maaf maaf" ucap nya yang di angguki dengan pelan oleh azza

Azza si lelaki mungil itu tengah duduk di tepi kasur sambil terus menatap edgar yang berdiri di depan pintu kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya.

"hey kenapa jadi canggung begini lagi sih?" jerit azza di dalam hati

"apa kita akan tidur sekasur malam ini?" tanyanya dalam hati lagi

Apa mungkin ia dan edgar tidur disatu tempat tidur yang sama? Oh ayolahh, bagaimana mungkin kau tidur bersama dengan orang yang tidak saling cinta? Tapi bagaimana mereka ini suami istri, apa semua suami pasangan suami istri harus tidur di tempat tidur yang sama? Hufttt

"kamu tidur di kasur saja" ucap edgar membuyarkan lamunan azza

"aku akan tidur di sofa" ucap nya lagi sambil mengambil bantal dan selimut.

"eh? Yang benar saja?" azza memandang edgar kaget yang di balas senyum oleh dominan itu

"tidak apa, tidak mungkin kamu yang tidur di sofa kan?" ucap edgar, tebak sudah berapa kali edgar mengucapkan tidak apa hari ini? hahaha

"kamu istriku, tidak mungkin aku membiarkanmu tersiksa tidur di sofa" sambungnya

"engg, terima kasih mas" ucap azza tidak enak

"iya, tidurlah, ini sudah larut" ucapnya, ia menuju sofa di sudut ruangan, untung saja sofa itu lumayan besar.

Sedangkan azza sudah berbaring di tempat tidur setelah mematikan lampu kamar, ia menghadap ke arah edgar yang membelakanginya di sofa "dia baik yah, selamat malam mas" gumamnya kecil

Di sofa edgar tersenyum kecil mendengar gumaman itu, lalu kembali memejamkan matanya "selamat malam juga azza"





TBC




Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


> Gavin Keanu Mahardika

> 23 Tahun





..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dark Chocolate // HyuckrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang