Chapter 13

488 34 24
                                    

Hari ini Zaza memutuskan untuk bertemu Syahma disebuah tempat makan, untuk sedikit bercerita sebelum tiba hari dimana keluarganya dan keluarga seorang cowok yang akan dikenal kan bertemu. Zaza keluar rumah dari pagi hari karna dirinya memutuskan untuk mengikuti kajian tahsin Al Qur'an terlebih dahulu, Zaza mencari ibu Fatimah untuk berpamitan pergi hingga sore hari.

"Bu," panggil Zaza menghampiri ibunya.

"Iya nak, kenapa?" tanya ibu Fatimah.

"Bu Zaza izin keluar sampai sore ya," izin Zaza.

"Mau kemana emangnya," ucap ibu Fatimah.

"Mau ikut kajian tahsin bu, soalnya udah lama banget Zaza enggak ikut," jelas Zaza.

"Ya udah hati-hati," sahut ibu Fatimah.

"Iya Bu siap."

"Eh pergi sama siapa Za?" tanya ibu Fatimah.

"Emm pergi sama Syahma aja Bu, kebetulan Zaza juga ada janjian sama Syahma nanti biar Zaza ajak aja sekalian si Syahma," ucap Zaza dengan tersenyum.

"Oo iya nanti kabarin kalau ada apa-apa ya," sahut ibu Fatimah membalas senyuman.

"Okey Bu, Zaza pamit ya assalamu'alaikum ibu cantik," Zaza mencium punggung tangan ibunya dan berlari bahagia keluar rumah.

"Wa'alaikumussalam, bahagia banget tu," ibu Fatimah tersenyum.

Sebelum pergi Zaza meriksa keadaan kendaraannya tak lupa dirinya menggunakan helm, dan membawa mantel. Zaza juga mengabari Syahma, agar ketika Zaza sampai mereka berdua langsung pergi ke masjid Al Mubarok untuk kajian.

Perkiraan waktu sekitar 25 menit Zaza sampai di rumah Zaza, suara ketukan pintu terdengar Syahma langsung membuka pintu rumahnya. Kedua bola matanya terbuka sangat lebar dan mulutnya berbentuk huruf O, penampilan Zaza sangat berubah drastis dan lebih cantik dari biasanya.

"Heh kenapa?" ucap Zaza.

"Kamu cantik banget Zaa," sahut Syahma.

"Iya memang aku cantik, kalau ganteng itu mah cowok," jelas Zaza terlihat santai.

"Iya masalahnya kamu ini lebih sempurna gitu dari biasanya," sahut Syahma.

"Sempurna gimana maksudnya," Zaza mengerutkan keningnya.

"Lebih adem gitu loh di tengok," jelas Syahma.

"Oh ya Syahma aku mau ngomong sesuatu tentang ustadz Ahkam ke kamu," ucap Zaza dengan tatapan serius.

"Hayo kenapa," Syahma menampilkan gigi yang tersusun rapi.

"Nanti aja deh kita kajian dulu yuk," ajak Zaza dengan senyuman manis.

"Ya elah udah penasaran gini sulit atuh Zaza kalau di tunda - tunda," Memanyunkan bibirnya.

"Hihi gimana lagi dari pada telat ikut kajian sama ustadz Ahkam," jelas Zaza dengan senyuman malu.

"Astaghfirullah sepertinya ada yang jatuh cinta ni," ucap Syahma menyenggol badan Zaza.

"Hust apa sih, mana gedek banget ngomongnya," ucap Zaza.

"Aman di rumah kagak ada orang," sahut Syahma.

"Ya udah yuk pergi," ajak Zaza sambil berkaca di jendela.

"Iya tungguin aku ambil tas dulu ke dalam," Syahma berlari-lari memasuki rumah.

"Syahma jangan pakai acara lari - lari," Zaza menggelengkan kepalanya.

"Aman kok Zaa," Syahma berteriak dari dalam rumah.

"Huu agak lain nih anak," Zaza berjalan menuju kendaraan.

"Yuk gass bestie," ajak Syahma penuh semangat.

Akhirnya mereka berdua pun pergi ke masjid Al Mubarok, menyelusuri jalanan yang di penuhi dengan kendaraan yang berlalu lalang membuat kedua bola mata Syahma tidak berhenti-henti melihat ke kanan dan ke kiri.

Zaza fokus menyetir motor sehingga kedua matanya hanya tertuju ke depan, sesekali dirinya melihat kanan kiri saat melintasi persimpangan jalan.

Syahma melihat penjual siomay membuatnya ingin memberi tahu kepada Zaza, agar ketika pulang nanti tetap melewati jalanan ini. Karena Syahma tau jika dirinya meminta sekarang untuk berhenti, Zaza tidak mau karna ia ingin sampai masjid Al Mubarok tepat waktu.

Zaza dan Syahma sampai di masjid Al Mubarak, namun raut wajah Zaza terlihat keheranan begitu pula dengan Syahma. Syahma turun dari kendaraan dan berdiri di depan pandangan Zaza.

"Syahma kok sepi banget ya?" ucap Zaza dengan suara melemas.

"Iya sepi," sahut Syahma yang masih terlihat kebingungan.

"Iya padahal udah semangat aku mau kajian," Zaza memanyunkan bibirnya.

"Apa kamu salah lihat jadwal Za?" tanya Syahma mengedipkan sebelah matanya.

"Enggak kok bener aku tengok kemarin dan tadi shubuh," jelas Zaza membenarkan.

"Coba deh lihat lagi Za," pinta Syahma kepada temannya itu.

"Okey," Zaza mengambil ponselnya di dalam tasnya dan membuka aplikasi hijau.

Kedua mata Zaza melotot melihat pesan yang tertulis rapi.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh diberitahukan kepada seluruh peserta kajian hari ini, kita undur sementara waktu di karenakan ustadz Ahkam mengalami kecelakaan tadi ketika ingin pergi ke masjid Al Mubarok. Kita doakan sama-sama ya teman-teman semoga beliau di berikan kesembuhan dengan cepat.

Syukron Katsir
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

"Ngapa Za?" tanya Syahma tatapan heran.

"Emmm," hati Zaza bercampur aduk, seperti gado - gado.

"Kenapa Za kok kamu tiba - tiba jadi pendiam gitu?" tanya Syahma lagi sedikit khawatir.

"Emm itu Syahma," Zaza ingin menyampaikan tapi masih berdebat dengan hatinya.

"Kenapa Za, cepetan kasih tau aku penasaran, jangan buat aku khawatir soalnya raut wajahmu sangat tidak menyakinkan," Syahma mengedipkan kedua matanya.

"Ustadz Ahkam Syahma," Ucap Zaza.

"Oo jadi kamu dari tadi mau cerita tentang ustadz, kamu suka ya apa mau aku kasih tau sama ayah dan ibumu, biar kamu enggak jadi di kenalkan dengan laki - laki lain," jelas Syahma panjang lebar.

"Bukan masalah itu Syahma," ucap Zaza.

"Terus apa dong," sahut Syahma.

"Ustadz Ahkam kecelakaan jadi enggak bisa hadir kajian hari ini sesuai jadwal," jelas Zaza sedikit gemetaran.

"Hah astaghfirullah serius Za," ucap Syahma terkejut mendengar penjelasan Syahma.

"Iya aku serius, coba deh kamu baca nih isi chat groupnya," ucap Zaza memperlihatkan isi chat grup kajian.

"Astaghfirullah kok bisa sih ustadz Ahkam kecelakaan lagi mikirin apa sih Ustadz itu," omel Syahma setelah membaca isi chat itu.

"Hust enggak boleh gitu Syahma," tegur Zaza.

"Eh iya astaghfirullah maaf ya Zaza, habisnya agak kesal sih baru ikut pertama kajian si Ustadznya enggak hadir," jelas Syahma dengan suara lirih.

"Emm ya udah deh, kita pergi aja yuk kemana gitu," ajak Zaza.

"Ke taman yuk, tadi aku lihat tukang siomay, pingin beli deh Zaa," sahut Syahma.

"Ya udah yuk," ucap Zaza langsung memakai helm.

Mereka berdua berputar arah karna tukang siomay yang di maksud Syahma, berada di jalan yang sudah mereka lewati. Zaza berusaha fokus melihat jalanan, entah aoa yang terjadi dengan dirinya.

Hati Zaza terlihat sangat sedih, begitu terasa hatinya begitu terluka setelah melihat pesan itu. Apa dirinya suka dengan ustadz Ahkam, apa yang harus dirinya lakukan agar kedua orang tuanya tidak mengenalkan dirinya kepada laki - laki lain.

"Zaza awassssss," teriak Syahma.

Alhamdulillah bisa up
Barakallah Fiikum teman-teman udah mau baca
Maaf ya kalau masih banyak typonya

Ahza Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang