HAPPY READING
Berita tentang kehamilan Hinata itu menjadi buah bibir yang cepat tersebar. Bahkan Sakura yang baru keluar ruangan pun bisa langsung tahu. Minus Hinata, semuanya sudah berkumpul meledek Naruto sekaligus memberi selamat. Tentu saja.
"Lihat saja! Sasuke bahkan tidak akan bertahan sampai enam bulan."
Sasuke langsung menjitak kepala Naruto. "Urus saja, tuh, anak! Jangan pusingkan keponakan yang lain!"
Shikamaru menatap Kakashi. "Kakashi ini serius. Sasuke harus diapakan agar Sakura bisa cepat hamil."
"Heh! Dasar Pengkhianat!" Sasuke menutup mulut Shikamaru agar tidak berkata yang macam-macam di depan Kakashi.
Kakashi tidak memusingkan keributan tiga orang muridnya. Setidaknya dia sudah agak lega. Naruto, selesai. Tinggal menunggu Sasuke. "Tidak apa-apa, nanti tinggal saja sendiri."
"Dih, terserah!" Sasuke tidak perduli jika pun teman-temannya sudah lulus. Dia melirik istrinya dan tersenyum kecil. Kesiapan mental mereka sebagai orang tua lebih penting, dari pada apa pun.
Sasuke saja menyaksikan Naruto yang stress sejak berita kehamilan Hinata diumumkan tadi malam. Dia tidak ingin begitu.
"Aku pergi ke salon Ino dulu, Sasuke." Sakura melewati Sasuke dan berucap pamit.
Sasuke mengangguk. Hari ini kegiatan akademi memang dibuka siang karena kegiatan kemarin. Namun mereka bebas melakukan apa pun.
"Kemarin itu kegiatan kasar, kandungan Hinata bagaimana?" Temari membuka suara.
"Maka dari itu. Semalam kandungannya lemah, tapi tadi katanya sudah stabil."
Karin melirik Kakashi saat mendengar ucapan Naruto. Itu hampir saja.
"Sasuke, kamu benar-benar harus kerja keras. Semangat, ayo, semangat!" Karin lalu berbalik ke arah Sasuke.
"Berhenti bersikap menggelikan, Karin Sensei!" Sasuke berjalan ke arah kitchen mini untuk membuat kopi.
"Hei, sebagai pemenang perburuan, kau harus membuktikannya!" Karin terus mendesak Sasuke.
"Itu nanti. Kalian tidak sabaran sekali." Sekali pun Sasuke dan Sakura melakukan di luar jadwal, mereka sudah satu tujuan.
Sasuke memilih pamit meninggalkan mereka agar tidak terkena getahnya terus.
.
.
.
.
.
Waktu masih terus berjalan panjang. Itu tidak akan berhenti sekali pun Sasuke merasa sudah tidak melihat kakaknya begitu lama. Tidak di kelas dan tidak di tempat makan. Ini mungkin sudah sekitar sebulan. Lalu, Sasuke baru menyadarinya sekarang.Sebelum bertemu dengan Kakashi, Sasuke menyempatkan diri dulu untuk menemui Sakura. Istrinya itu pasti ada di salon seperti biasanya.
Sasuke mengetuk pintu sebagai sopan santun. Seperti biasa, Sakura akan menyambutnya dengan senyuman di mana pun mereka bertemu.
"Sasuke! Bukannya kita akan bertemu di tempat berkuda."
Sasuke menggeleng. "Aku datang untuk memberitahukan ini. Aku ada janji temu dengan Kakashi. Kita berkuda lain kali saja, bagaimana?"
"Ya, ampun. Hampir setiap hari kita berkuda. Tidak apa-apa jika hari ini kau sibuk." Sakura tidak merasa kekurangan waktu Sasuke. Mereka selalu menyempatkan bertemu meskipun terpotong-potong karena waktu.
Kali ini, Sakura yang mencium pipinya sebelum Sasuke pamit lagi.
Sasuke harus menemui Kakashi untuk mengurus berkas dari Mansion Uchiha. Sasuke tidak tahu apa yang terjadi sehingga dia harus ikut campur. Katanya dia tidak perlu bekerja, tapi tetap dikirim kerjaan.

YOU ARE READING
KONOHA NEXT GENERATION ACADEMY
FanfictionIni bukan dongeng. Namun kultur di dunia ini memang agak aneh. Ada sebuah akademi bergengsi yang bahkan tidak sembarangan orang memasukinya. Mereka harus berasal dari kalangan atas, atau yang memiliki ikatan dengan kalangan atas tersebut. "Kenapa k...