3. Askara Bhumi

18.4K 1K 19
                                    

Typo tandai!






Pagi ini kara sampai di sekolah bertepatan dengan kean yang keluar dari mobil nya, anak itu juga baru sampai

" Kar, bareng ayo " ajak kean pada kara yang sedang memarkirkan sepedanya

Kara kan anak beasiswa, jika kalian bertanya kenapa tidak ada yang mengusik atau membullynya itu dikarenakan sekolah ini menerapkan "tidak adanya perbedaan kasta" jadi siapapun tidak boleh membedakan kasta seseorang atau akan dikenai sanksi, itu aturan langsung dari sang pemilik sekolah. Tapi tidak menutup kemungkinan juga tidak adanya perundungan yang dilakukan secara diam-diam.

Disekolah ini juga banyak anak beasiswa seperti kara, jadi itu sudah biasa, dan mereka orang-orang berada juga jarang ada yang sombong atau semena-mena.Termasuk kean salah satunya, anak itu malah senang berteman dengan kara yang hobinya bikin darah tinggi kean naik. Kean termasuk kalangan berada, terlihat dari mobil mewah yang sering antar-jemput kean ke sekolah.

" Hmm " jawab kara sekenanya, dia agak lesu hari ini entah karena apa

Kean melirik kara yang terlihat tidak bersemangat seperti biasanya "Kenapa?"

" Gak papa, lagi malas sekolah aja "

" Hari ini joan udah masuk " ujar kean yang membuat kara menoleh dengan muka yang berbinar kearahnya, hilang sudah muka lesu tidak bersemangat dimuka kara beberapa detik yang lalu

Oh ya joan, Travis Joandra Daris , anak itu juga merupakan teman dua curut ini, mereka bertiga udah temanan dari kelas 2 SMP, kemaren joan tidak masuk katanya ada kerabat jauh sang ayah yang meninggal, makanya izin sehari untuk menjenguk.

Joan itu paling dingin dan membekukan kalo kata kara, paling datar kalo kata kean, paling kalem dan pendiam kalo kata Nares.

Satu lagi Nareska Aslan Dinanta. mereka sebenarnya berempat, Naresnya masih liburan ditempat kakeknya yang ada di Jerman. Cucu kesayangan kakek.

Urusan sekolah anak itu sudah di urus oleh sang kakek, orang kaya mah bebas mau masuk sekolah kapan, tinggal beri uang bisa masuk kapan aja. Apalagi pemilik sekolah merupakan anak kerabat jauh sang kakek

" Kalau Nares? " Tanya kara. Agak kangen dia sama nares, karena dia belum ketemu Nares sejak liburan kelulusan SMP.

" Lusa kayaknya, tau gak lo , si es batu joan sama si gila nares nyogok kepsek buat sekelas sama kita!" Julid kean, kesal dia karena nanti pasti mereka sering memonopoli kara, dia mau deket kara terus kan jadi gabisa.

" Wahhh benaran?!! " Seru kara dengan mata berbinar, dia malah senang. Nanti ada yang bantu dia lari dari marahan kean

" Hmm " datar sudah muka kean melihat excited nya kara mendengar 2 temannya yang lain akan sekelas bareng.

Karena pada kenyataannya kara hanya sekelas dengan kean sedangkan joan dan nares berada di kelas berbeda, tapi mereka malah sogok kepsek biar ada dikelas yang sama.

Asik bercerita mereka berdua tidak sadar sudah sampai dikelas, dua anak itu segera duduk di kursi masing-masing. Tak menyadari seseorang yang duduk disamping kara tapatnya ditepi dekat jendela karena orang itu sedang menghadap keluar.

" Joan belum datang ya ke? " Tanya kara pada kean

Kean segera melihat kesekeliling untuk melihat apakah ada joan atau tidak, seseorang yang menghadap jendela tadi segera menoleh ke arah kara

" Apa? " Tanya nya yang ternyata adalah joan yang kara cari

" JO!! " kaget kara dan kean serempak

" Gak usah teriak bisa? " Tanya joan datar

Kara nyengir sambil garuk pipinya yang tidak gatal " Hehe kaget jo "

" Bener, lo ngagetin!!" Ucap kean agak ngegas, kesal dia tuh sama joan, maklum sumbu pendek. Udah judes sumbu pendek lagi, paket lengkap siapa yang minat?

Tak menghiraukan kean dan kara yang kaget, joan kembali melihat keluar jendela, melanjutkan aktivitasnya yaitu memandang langit cerah pagi ini Sampai guru mata pelajaran pertama masuk.

  。⁠◕⁠‿⁠◕⁠。。⁠◕⁠‿⁠◕⁠。。⁠◕⁠‿⁠◕⁠。




Sepulang sekolah, kara bergegas keluar kelas dan sedikit berlari di koridor yang mulai sepi, tapi karena kurang memperhatikan jalan kara tidak sengaja menabrak seorang pemuda sehingga dirinya terjatuh dengan pantat yang menyentuh lantai dengan keras.

" Aduh pantat gue! " ucap kara sambil meringis  menahan sakit pada pantatnya yang mencium lantai

" Lo- " belum sempat pemuda itu menyelesaikan ucapannya, dia kaget saat melihat kara mendongak dengan mata berkaca-kaca. Bayangin aja terjatuh dikerasnya lantai, itu beneran sakit.

Kara tidak ada niatan nangis tapi dia nahan sakit makanya mata dengan warna coklat terang dan iris dengan warna senada itu berkaca-kaca. " Sakit tauu, bantuin napa " cicitnya pelan

Pemuda dengan tinggi sekitar 175 cm itu dengan ogah-ogahan mengulurkan tangannya ke bocah pendek yang sekarang terduduk dilantai dibawahnya

'perasaan yang nabrak dia, yang jatuh juga malah dia ' batin pemuda itu keheranan

" Makasih " ucap kara dengan wajah cemberutnya dan mata yang dia usap untuk menghalang air mata yang hendak jatuh.

" Cengeng " ejek pemuda yang kara tidak kenal itu

" Ish itu sakit tau!, lo coba aja kalau gak percaya" kesal kara tambah cemberut " Dah lah mau pulang aja " dengan kesal kara berlari pergi melewati pemuda yang masih terdiam dengan tingkah kara, apalagi saat ia melihat mata coklat terang kara yang berkaca-kaca, hidung yang sedikit memerah beserta raut cemberut yang terlihat sangat..

'lucu' batin pemuda tersebut sambil tersenyum tipis dan berlalu pergi.

  。⁠◕⁠‿⁠◕⁠。。⁠◕⁠‿⁠◕⁠。。⁠◕⁠‿⁠◕⁠。




" Tuan muda anda dari mana saja? Tuan muda dewa sudah menunggu di mobil dari tadi " tanya seseorang yang kemungkinan adalah supir pemuda yang dia panggil tuan muda tersebut

" Ada urusan " jawabnya singkat dan masuk ke dalam mobil yang sudah ada pemuda dengan wajah serupa dengannya yang sedang duduk tenang dengan wajah datarnya

" Dari mana ?" Tanya pemuda datar itu

" Tadi disuruh ngantar bola basket sama pak hamdan ke gudang dulu, dan ada sedikit drama tadi di koridor,sorry bang " sesalnya

" Hmm, lain kali bilang atau gak chat " ujar pemuda datar tadi lagi sambil mengelus sebentar rambut adiknya, adik kembar lebih tepatnya.

" Hu'um, gara janji nanti bilang bang dewa dulu " ucapnya sambil tersenyum lebar yang membuat pemuda datar tadi ikut tersenyum tipis ke arah adiknya

" Bang dewa " panggil pemuda yang menyebut dirinya gara tadi dengan pelan

" Ya "

" Hehe nanti aja deh gara bilang kalo udah sampe rumah " cengir gara tanpa dosa

Dewa terkekeh pelan "oke" ucapnya





.


.







Hari ini aku ulang tahun, ada yang sama?

Maaf ya guys baru bisa up, dari kemaren ada pemadaman listrik didesaku, jadi jaringannya tidak stabil, tapi sekarang Alhamdulillah sudah stabil kembali(⁠人⁠ ⁠•͈⁠ᴗ⁠•͈⁠)

jangan lupa vote, saran dan kritik boleh tambahkan di komentar

Seeyou

__Esa.

Askara Bhumi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang