Typo tandai!Kara, atau Askara Bhumi. Bocah yang baru genap berusia 13 tahun 1 bulan lalu, Tepat saat sebelum dirinya menginjak jenjang sekolah menengah atas. Banyak yang heran kenapa dirinya bisa berada di SMA dengan umur sekecil itu. Hal ini dikarenakan kara mulai sekolah saat umurnya baru menginjak 3 tahun, saat itu ibunya kerja full day, dan tidak ada tempat penitipan,jadi kara langsung disekolahkan padahal umurnya baru 3 tahun.
Tepat saat kelas 3 sd digelar akselerasi dan kara mengikuti nya, kebetulan dia lolos dan bisa loncat kelas langsung ke kelas 5, makanya saat menginjak SMA dirinya masih berusia 13 tahun.
Dengan tinggi yang hanya sebatas 140 cm dan tubuh mungilnya, banyak yang mengira bahwa kara masih duduk dikelas 5 atau 6 sd, apalagi mengetahui umurnya yang baru 13 tahun. Tapi jangan salah otaknya kalau tentang pembelajaran mengalahi kean apalagi Nares, kalau dengan joan, kara seimbang.
Sekarang bocah pendek dengan wajah manis dan pipi yang sedikit berisi itu sedang berkemas untuk berangkat ke cafe tempatnya bekerja. Dengan pelan dia mulai mengayuh sepedanya
。◕‿◕。。◕‿◕。。◕‿◕。
Disisi lain, dirumah megah atau bisa disebut mansion, dua pemuda dengan wajah serupa sedang duduk diruang keluarga menikmati siaran televisi siang menuju sore ini, ada seorang pemuda lagi yang nampak sedikit lebih dewasa dari 2 remaja tadi duduk disofa single di ruangan tersebut sambil mengerjakan sesuatu dengan laptop yang berada dipangkuannya.
" Bang " panggil salah satu remaja dengan wajah serupa itu
" Ya " jawab 2 pemuda lainnya
" Keluar yuk, cari makan " ajaknya
Mereka menoleh ke arah yang pemuda yang lebih dewasa " Bang aksa? " Ucap mereka pelan
" Hmm ayo " jawabnya singkat
。◕‿◕。。◕‿◕。。◕‿◕。
" Kar, lo antar pesanan ini ke meja nomor 8 di pojok ya " ucap salah satu karyawan cafe tempat kara bekerja yang bertugas didapur menyiapkan pesanan.
" Siap bang gava " jawab kara sambil membawa pesanan tersebut ke meja yang telah disebutkan gava tadi
" Ini pesanannya ya, selamat dinikmati , kalau gitu saya permisi" ujar kara tersenyum manis kemudian menunduk hormat dan hendak berlalu pergi
" Eh bentar, lo bukannya bocah sd yang tadi nyasar dan nabrak gue di sekolah, iya kan?" Tanya salah satu pemuda di meja tersebut sambil meneliti wajah kara
Sontak kara mendongak untuk melihat wajah pemuda yang berucap tadi, kara cemberut mendengar panggilan yang disematkan pemuda itu
Kara melirik garang sang penanya, pemuda tersebut hanya terkekeh pelan melihat ekspresi kara, bukannya ia merasa takut tapi jatuhnya malah lucu, apalagi melihat mata coklat terang yang mebulat seolah marah, bibir mungil yang cemberut dan mengurucut, serta alis yang menukik tajam dengan pipi yang sedikit dikembungkan, membuat pemuda yang bertanya tadi rasanya pengen ketawa keras sekarang juga, tapi tidak jadi, jaga image depan orang baru, apalahi di cafe ini sedang ramai pengunjung •́ ‿ ,•̀
"Kara bukan bocah sd ya, enak aja dibilang masih sd, jelas-jelas tadi seragam kita sama!" ucapn kara misuh-misuh sambil mengerucutkan bibirnya kesal
Pemuda itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, dia kira itu bocah masih sd, abisnya pendek dan kecil banget, ia juga tidak memperhatikan seragam yang dipakai anak itu tadi "eh iya tah?, gue gak liat tadi, yaudah kenalin nama gue Sagara Banyu Laksamana, lo boleh panggil gara, gue kelas 11" ucap gara memperkenalkan diri.
Entah kenapa dia merasa lucu dengan segala tingkah remaja pendek didepannya ini, padahal jelas-jelas gara itu sulit akrap dengan orang asing, tapi bukan berati gara orang yang kaku atau dingin, gara itu hangat cuman jarang ditunjukkan saja, begitu juga dengan Laksamana lainnya, mereka semua terkenal acuh tak acuh kepada orang lain dan sekitarnya. Mereka bersahabat hanya dengan anak-anak sahabat orang tua mereka. Tak ingin ada pengkhianat, itu lah tujuannya.
" Askara Bhumi, panggil kara aja" kara juga ikut memperkenalkan diri, tapi masih agaj cemberut
" Udah jangan cemberut gitu, gue minta maaf deh udah ngira lo anak sd, oh ya kenalin juga ini abang pertama gue namanya Nawasena Aksa Laksamana, dan itu abang kedua sekaligus kembaran gue Sadewa Biru Laksamana " gara langsung memperkenalkan kedua saudaranya karena mereka hanya diam saja.
Kara mengangguk-angguk kepalanya dengan poninya yang ikut tuing-tuing lucu "hu'um dimaafin, bukan marah cuma kesel aja" ucapnya, lalu kara menoleh kepada orang yang gara bilang kakak pertamanya,lalu menoleh lagi melihat kakak kedua gara atau kembarannya itu,Kara terkejut melihat betapa miripnya gara dan kembarannya, sangat sulit untuk membedakan, tadi kara tidak melihat kearah dewa, jadi dia baru sadar ada orang lain selain aksa yang duduk disamping gara, sedangkan dewa berada didepan aksa dengan meja sebagai pembatasnya "Salam kenal bang aksa kak biru " ujar kara sambil sesekali membungkuk hormat kepada keduanya
" Biru? " Tanya dewa karena baru kali ini orang memanggilnya dengan nama tengah, tapi entah kenapa dia merasa lucu, seperti ada ribuan kupu-kupu yang menggelitik perutnya. Tapi dewa hanya tersenyum tipis mendengar ujaran anak didepannya ini
" Hmm salah ya kak? " Tanya kara polos sambil kembali menggaruk pipinya, ciri khas kara ketika bingung
'lucu' batin pemuda dewasa yang dipanggil aksa itu. Dia ikut tersenyum tipis
" Gak, lo gak salah kok, bang dewa ngerasa lucu aja dipanggil biru soalnya biasa dipanggil dewa " bukan dewa yang jawab tapi gara, dia seakan bisa membaca pikiran biru, gara sesekali terkekeh oleh tingkah lucu kara
" Maaf kak, kara gak tau hehe " ujar kara sambil nyengir lucu dengan gigi kelinci yang menambah kesan manis di wajah itu
" Gapapa, biru juga gak terlalu buruk " jawab dewa tenang, tapi masih dengan muka datarnya, gara sampai melongo mendengarnya, pasalnya kakak kembar gara itu tidak pernah merespon hal random seperti ini, tapi apa yang barusan dia dengar?
" Lo kerja disini? " Tanya gara setelah berhasil mengembalikan raut wajah nya menjadi semula setelah melongo dengan ucapan dewa
" Iya kak Hehe, kalo gitu kara kebelakang dulu bang aksa, kak biru, kak gara, yang di sekolah tadi kara minta maaf kak" pamit kara melirik sebentar kearah gara dan segera berlalu meninggalkan ketiga pemuda berbeda usia yang hanya diam memperhatikan kara sampai bocah itu hilang dibalik dinding peembatas sebelum dapur cafe
" Lucu ya bang? " Guman gara
" Hmm " jawab keduanya sambil mengangguk
" Itu bocah sd yang gue ceritain tadi bang, eh ternyata ketemu lagi disini, mana imut banget lagi pas dia kesel, rasanya pengen gue culik" ujar gara sambil tersenyum senang. Mood nya naik drastis dengan adanya kara tadi.
Sebenarnya tadi gara menceritakan soal bocah yang menabraknya di koridor sekolah tadi siang kepada dewa sesampainya mereka dirumah
" Lucu dan... Manis " gumam aksa pelan
" Hah, bang aksa ngomong sesuatu? " Tanya gara karena dia seperti mendengar aksa ngomong sesuatu tapi gak terlalu jelas
" Gak " singkat aksa, bahkan telinga nya sampai memerah samar karena malu tapi masih tertutup dengan muka datar seperti tembok kamar gara.
.
.
Halow gimana dengan part ini, kritik dan saran silahkan ditulis di komentar. Untuk cast nya boleh kalian bayangkan sesuai keinginan kalian, aku gatau mau pakai cast siapa,jadi bayang kan masing-masing aja ya(✿^‿^)
Jangan lupa vote juga teman teman
Seeyou
__Esa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Askara Bhumi
Short StoryKara, atau Askara Bhumi adalah bocah pendek nan polos yang terkesan manis juga imut dengan pipi yang sedikit besisi ditubuh mungilnya. Bocah yang baru menginjak usia 13 tahun itu hidup seorang diri dirumah peninggalan sang ibu sejak 3 tahun lalu, ka...