6. Askara Bhumi

15.1K 930 2
                                    

Typo tandai!
Vote dulu sebelum membaca!!







" Jadi? " Tanya kean mendesak kara untuk segera menceritakan kedekatannya dengan putra kembar laksamana

Kara menghela nafas pelan "gak sengaja ketemu di koridor sama kak gara, dan ketemu lagi sama mereka di cafe tempat kerja gue"

Nares memicingkan matanya curiga kearah kara "gitu doang kok bisa diajak ke kantin bareng?" Tanyanya penasaran, pasalnya dia tau laksamana tidak semudah itu dekat dengan orang apalagi ini kara yang notabenya orang asing

"Gak tau" jawab kara menggelengkan kepalanya "emang kenapa?, gak boleh apa?"sambungnya

"Laksamana tidak semudah itu biasanya dekat sama orang, apalagi dengan pertemuan yang baru beberapa kali, aneh aja rasanya" jawab nares panjang lebar

"Laksamana sepenting itu kah?" Tanya kara lagi sambil menggaruk pipinya bingung

Kean langsung melirik kara dengan heran, apa bocah itu tidak tau "Lah bocah!! Lo gatau laksamana itu keluarga paling berpengaruh dinegara kita, ruang lingkupnya luas,siapa saja bisa mereka hancurkan dalam sekejap mata" ucapnya

Kara melototkan matanya "HAH BENERAN!! Anjirr gue gak tau sumpah, gue kira mereka cuma orkay biasa, makanya gue biasa aja ngomong sama mereka" ucap kara terkejut bukan main, dia jadi berpikir pantesan tadi orang-orang langsung pergi ketika dewa menegur dengan suara dan tatapan dinginnya

____

"Kalo dilihat-lihat kara mirip gak sih res sama bang dewa bang gara" celetuk kean tiba-tiba sambil menatap wajah kara lekat

Nares ikutan liat muka kara lekat "ihh bener anjir, kok gue baru nyadar ya!!" Pekik nares

Kara menutup telinganya dengan kedua tangan,nares ngomong dekat telinganya btw, mana kencang lagi "Gak ya, mana ada mirip orang gue ganteng gini" bangga kara mengibaskan rambutnya kebelakang

" Ganteng? ffttt hahahaha muka gitu ganteng? Lo mah bukan ganteng tapi imut" Nares langsung menyemburkan tawanya mendengar ucapan narsis kara

Kara mendelik tidak suka kearah nares "ck dah lah, lo mana tau" sinisnya

" Tapi kar,lo beneran mirip mereka, apalagi bagian rambut sama mata lo, rambut coklat terang dengan netra warna senada itu mirip banget, cuman dewa netranya agak ke coklat gelap, kalau gara iris matanya yang gelap, ya gak jo?" Tanya kean kearah joan,pasalnya dia melihat mereka ada kemiripan dengan kara

"Hmm, bukan mereka lebih tepatnya tuan besar laksamana, kalau mereka cuma mirip sedikit" jawab joan. Sebenarnya joan juga berpikir begitu saat dikantin. Mereka bertiga terlihat seperti saudara. Tapi dia tau kara bukanlah bagian dari mereka, tapi setelah dipikir lagi dia melihat wajah kara sangat mirip dengan tuan besar laksamana

" Lah iya juga, cuman kara versi imutnya, laksamana versi gantengnya " gumam nares

" Gue gak imut naresjing!!, dan apa-apaan gue gak mirip sama sekali dengan mereka" Kesal kara

Nares menyemburkan tawanya lagi saat melihat raut kesal dimuka imut plus manis kara. "Jangan mengumpat" dingin joan menatap kara tajam

Kara menghela nafas, sejak tadi kesabaran terus terkuras gara-gara nares "maaf" cicitnya

Kean terkekeh melihat nyali kara yang langsung menciut kalau sudah berhadapan dengan joan " tapi lo beneran gaada hubungan apa-apa sama mereka kar?" Tanya kean. Belum habis rasa penasaran nya pasal hubungan kara dengan keluarga laksamana

" Gaada, warna rambut sama mata juga banyak yang sama" jawab kara

" Tapi disini itu cuman milik Laksamana kar, jarang ada yang sama persis, iris mata, warna mata, warna rambut, serta pahatan muka punya lo seperti bagian dari laksamana " ucap nares serius. Nares itu jarang serius,tapi kali ini entah kenapa dia seperti melihat laksamana lain di diri kara, padahal kara jelas-jelas bukan laksamana

Askara Bhumi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang