Typo tandai!
Vote dulu sebelum membaca!!Disinilah mereka berada, dirumah sederhana milik kara, setelah tadi aksa menghentikan langkah mereka. Pemuda dewasa itu meminta ikut dengan mereka.tadi dia pergi ke mall berniat membeli sesuatu, tapi tak jadi karena melihat kedua adik kembarnya dengan seorang bocah pendek yang dikenalnya, jadi dia memilih mengikuti 3 remaja itu yang ternyata ingin mengantar kara pulang. Tapi sekarang diluar sedang hujan deras, makanya kara menyuruh tiga bersaudara masuk ke rumahnya. Memang mereka membawa mobil dan tidak akan kehujanan, tapi menyetir disaat hujan deras itu tidak aman, kara khawatir terjadi sesuatu dengan mereka saat perjalanan pulang, mereka bertiga iya-iya saja
" Kara cuma punya teh, bang aksa, kakak kembar minum dulu biar lebih hangatan " ujar kara sambil menaruh tiga gelas teh hangat dimeja kecil ruang tamu rumahnya
Segera ketiga pemuda itu meneguk teh hangat buatan kara, jujur mereka sedikit kedinginan.
" Lo tinggal disini sendiri?" Celetuk gara tiba-tiba" Seperti yang kakak lihat "jawab kara sambil tersenyum tipis
" Boleh abang izin ke kamar mandi?" Tanya aksa, dia kebelet pipis
Kara menoleh kearah aksa yang juga sedang menatapnya " eh boleh bang, ayo kara antar kebelakan"
" Gak usah ditunggu, nanti abang akan menyusul kalau sudah selesai " ucap aksa setelah sampai dikamar mandi didekat dapur
Kara mengangguk "kalau gitu kara kedepan dulu mau nemenin kak biru sama kak gara"
"Oke"
。◕‿◕。。◕‿◕。。◕‿◕。
Aksa berjalan santai setelah melepas hasrat alamnya, melihat sekeliling ruangan yang dia lewati sebelum sampai keruang tamu, tapi saat melewati dua kamar yang bersampingan, dia terpaku pada foto yang terletak di dinding tengah antara dua pintu kamar didepannya. Itu kara.. dengan ibunya?
Foto itu sepertinya diambil saat kara masih TK terlihat dari seragam yang kara kenakkan, ada wanita muda disamping kara dengan kara yang memegang sebuah piala dan gambar khas anak-anak tersenyum manis kearah kamera, walaupun wanita itu tidak tersenyum seperti anak disampingnya, tapi masih terlihat cantik dengan gaun sederhana sebatas lutut yang melekat ditubuh kurusnya
Aksa menatap lekat pada foto wanita itu, memastikan bahwa dia tidak salah lihat, tapi berkali-kali dia mengusap matanya, wanita itu tetap sama, wanita yang sama dengan wanita yang dulu sering dia ajak main bersama sang adik kembar, wanita yang selama ini dia cari
"B-bunda" gumam aksa pelan
"Bunda?" Suara itu mengagetkan aksa yang masih melamun dengan mata fokus pada foto didepannya
Karena kara merasa bahwa aksa terlalu lama di kamar mandi, dia memutuskan untuk mengecek aksa, takut terjadi apa-apa dengan aksa dibelakang, sebelum itu dia menawarkan dewa dan gara untuk memasak mie instan bersama didapur yang kebetulan berdekatan dengan kamar mandi, jadi mereka bertiga segera beranjak untuk kebelakang, tapi sebelum sampai, kara melihat aksa yang menatap lekat fotonya dengan sang ibu, kara merasa heran apalagi saat mendengar gumamam aksa walau samar, tapi kara yakin dia tidak salah dengar. Dewa dan gara mematung ditempat
Aksa menoleh ke arah tiga remaja yang berdiri didepannya " i-ini siapa ka-kamu?" Aksa bertanya dengan gagap,dia masih terkejut melihat foto sang bunda yang berada dirumah kara, dia yakin banget itu bundanya, banyak hal dipikirannya yang menerka-nerka alasan kenapa ada bundanya di foto itu
Kara bingung tapi dia tetap menjawab " ibu,itu ibu kara,abang kenal?"
Aksa,dewa, dan gara tertegun sebentar, takdir memang tidak ada yang tau, setelah 13 tahun mereka mencari, dengan tiba-tiba saja takdir mempertemukan mereka tanpa diduga, bahkan gara sampai berkaca-kaca.
" Abang,kakak? " Panggil kara setelah melihat mereka hanya diam dengan pandangan yang sulit diartikan
Dewa segera memeluk kara yang membuat kara mematung apalagi mendengar isakan kecil kakak kelasnya itu, dewa menyembunyikan kepalanya pada ceruk leher kara, walaupun agak kesusahan karena dia menunduk tapi dewa tak ingin melepaskan pelukan itu, rasanya dia telah menemukan barang berharga setelah lama hilang
Kara masih mencerna keadaan, kenapa semua yang ada disini terlihat sedih bahkan menangis, apa ada yang salah dengan perkataannya tadi?kara hanya bocah 13 tahun,dia tidak bisa menyimpulkan semua situasi yang terjadi didepannya, jadi kara memilih diam saja
" A-adek maaf " gumam dewa terisak pelan tapi kara mendengarnya sebab dewa masih berada diceruk lehernya
"K-kakak sama a-abang kenapa sedih dan nangis?kara salah ya?"
。◕‿◕。。◕‿◕。。◕‿◕。" Kapan hasilnya keluar bang?"
" Besok siang, pulang sekolah kalian tunggu abang dulu,ajak kara biar kita jelaskan semuanya setelah hasil itu keluar "
" Kita perlu bukti untuk buat dia percaya"
" Iya makanya abang belum jelaskan tadi sore, takut nanti dia syok dan malah menghindari kita karena dituduh membohonginya"
" Akhirnya adek yang kita tungguin selama ini ketemu"
Tuk
Bunyi ketukan itu berasal dari dahi gara yang disentil pelan oleh aksa. Mereka bertiga,aksa dan sikembar sedang kumpul di kamar gara. Setelah aksi sendu dan tangis menangis dirumah kara, mereka masih belum buka suara untuk menutupi kebingungan kara, mereka bilang akan menceritakan semuanya besok, kara yang bingung hanya mengangguk saja
"Sakit bang!!" Kesal gara sambil cemberut
" Jangan kasih tau yang lain dulu, cukup kita bertiga sampai kita benar-benar dapat bukti untuk berjaga-jaga sewaktu-waktu jika ada yang membantah fakta yang kita uangkap, termasuk papa sama daddy, papa dan daddy belum boleh tau, kita bikin surprise " ujar aksa panjang lebar sambil menyeringai tipis membayangkan reaksi sang daddy jika mengetahui anak nya yang lain ada didekatnya sekarang
"Tapi.. daddy-"
" Selama ini daddy sudah sangat menyesal setelah bunda membawanya pergi jauh dari kita, daddy pasti senang mendengar kabarnya yang telah kita temukan setelah bertahun-tahun lamanya melakukan pencarian, kita tidak bisa menyalahkan daddy sepenuhnya karena daddy punya trauma akan kehilangan, dan setelah kejadian itu daddy menjadi anti dengan keberadaan orang asing" helaan nafas pelan aksa keluarkan
" Pokoknya kaliam berdua jangan kasih tau papa maupun daddy dulu, oke? "
"Iya bang" kompak keduanya sambil mengangguk kan kepala
" Apa yang gak boleh daddy tau?"
.
.
Haihai jumpa lagi
Jangan lupa vote, vote juga part sebelumnya jika belum, agar kara tau kalian menemaninya dari mana dan sampai mana. Terimakasih, lopeyu all
Seeyou
__Esa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Askara Bhumi
Short StoryKara, atau Askara Bhumi adalah bocah pendek nan polos yang terkesan manis juga imut dengan pipi yang sedikit besisi ditubuh mungilnya. Bocah yang baru menginjak usia 13 tahun itu hidup seorang diri dirumah peninggalan sang ibu sejak 3 tahun lalu, ka...