0,037. Menyesal

856 28 0
                                    

Sehari sudah berlalu berarti tinggal dua hari lagi untuknya menyelesaikan semuanya. Tanpa ada tanda-tanda gadis itu sadar lelaki itu tetap menunggu tanpa tidur ataupun terlelap.

***

sedangkan seorang lelaki dengan wajah dingin berubah khawatir yang amat terdalam duduk di sebuah ruangan bernuansa putih berbau obat-obatan dengan satu kaki yang ia hentakan berulang kali saking tak tenang nya.

Ia hanya menunggu seorang lelaki berjas putih masuk kedalam ruangan. Tanpa berlama-lama pintu terbuka dan menyaksikan seorang yang ia tunggu sedari tadi.

"Kenapa kamu tidak memberitahu jika ada di ruangan om" ucap lelaki berjas putih dengan membawa map di lengan nya.

"Tidak apa, Sam tau jika om sedang sibuk dengan pasien rumah sakit" ujar samudra lelaki yang sedari tadi menunggu.

"Kenapa?" Tanya lelaki berjas putih yang duduk di kursinya.

Samudra pun mengeluarkan ponsel nya dan menunjukkan pada om nya. "Apa om tau itu obat apa?" Tanya Samudra.

"Kamu dapat dari mana obat itu?" Tanya omnya yang menaiki alisnya saat menatap resep obat yang samudra potret dalam ponselnya.

Samudra diam ia yakin jika mengatakan obat itu milik Kayla pasti omnya akan bungkam karena ia pun tau jika seorang dokter ada perjanjian pada seorang pasien nya.

"Obat ini obat khusus Sam" lanjut omnya membuat Samudra menatap.

"Imatinib atau imatinib mesylate adalah obat untuk menangani leukemia atau kanker darah" jawabnya lagi membuat Samudra tersentak kaget.

"A-apa" gagap Samudra dengan jantung yang sudah berdetak kencang.

"Tadi om sudah tanya. Kamu dapat dari mana obat ini. Obat ini ngga sembarangan konsumsi jika bukan resep dari dokter" tanya omnya lagi membuat Samudra terdiam mematung dengan kedua mata yang sudah menetes satu persatu.

Ia menghempas bulir matanya cepat dan menatap omnya lagi. "Jadi Kayla mengidap kanker leukemia" ucap Samudra berhasil membuat om nya terdiam.

"Berarti kejadian Kayla yang sering pingsan, mimisan tanpa henti, serta memar yang hanya terbentur sedikit adalah gejalan kanker leukemia" ucap Samudra dengan kejadian Kayla yang ia lihat tanpa sepengetahuan Kayla.

Ya Samudra yang dingin dan cuek bukan berarti tidak peduli di balik itu ia terus mengamati Kayla adik dari sahabatnya. Tanpa ia tolak dan hampir tidak ingin berurusan dengan gadis yang dibenci oleh sahabat perempuan nya membuat nya berganti dengan kekhawatiran yang sangat luar biasa.

"Sam, kamu kenal dengan Kayla pasien om?"

Ia sangat tau sikap keponakan nya jika sudah terdiam begini. Di wajah keponakan nya sudah terlihat jelas jika keponakan nya sangat mengkhawatirkan gadis yang tiada lain pasien nya.

"Om bilang ke Sam kalau Kayla baik-baik aja" elus tangan om nya memohon.

"Sam" tuturnya berjalan mendekat pada ponakan nya dan memeluk ponakan nya yang kini terisak.

Ia tak tau jika Samudra juga mengenal Kayla tak ayal jika ponakan nya kini terisak keras. Karena gadis ini sangat lah kuat. Kuat menutupi semuanya rapat-rapat dan sekarang hanya Samudra yang tau seakan bom meledak dengan kencang.

"Om tidak bisa mengatakan semuanya Sam. Om sudah terlanjur janji sama Kayla" ucap nya sambil menepuk bahu ponakan nya.

Pelukan itu terlepas dan kini mereka saling bertatapan. "Bukan berarti om tidak bisa mengatakan pada Samudra"

"Kayla mengidap leukemia dan sekarang sudah stadium tiga" jelasnya membuat Samudra menggeleng kuat. "Om tau kamu akan bertanya kenapa tidak ada seorang pun yang tau tentang penyakit Kayla" lanjutnya saat Samudra ingin bertanya.

K or KTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang