Part 60 - End

30K 868 155
                                    

Happy reading...

***

Perlahan Giren membuka matanya. Hal pertama yang ia lihat adalah langit dan awan yang berwarna jingga. Dengan susah payah ia mendudukkan tubuhnya.

Giren melihat ke sekeliling. Ia seperti mengenal tempat itu. Tempat itu dikelilingi tanaman teh.

Giren berdiri lalu kembali melihat sekitarnya mencoba menyakinkan dirinya bahwa dugaannya memang benar.

"Kok bisa?" ujar Giren dengan wajah yang keheranan, masih tidak percaya dengan apa yang ia lihat saat ini.

"Mba ngapain disini?" tegur seseorang.

Giren menoleh ke belakang. Giren menatap gadis di depannya dengan seksama.

Senyum Giren seketika merekah. "Kasih!" Seru Giren.

Giren langsung memeluk gadis yang bernama Kasih itu dengan erat. Kasih yang di peluk merasa kebingungan.

Karena merasa tidak nyaman di peluk orang asing, Kasih mendorong Giren menjauh.

"Mba apa sih main peluk-peluk orang aja!" ujar Kasih tidak suka.

"Maaf Sih, aku cuman gak nyangka aja bisa ketemu lagi sama kamu!" ucap Giren.

"Ketemu lagi? Saya kok gak ngerasa pernah ketemu sama mba, terus mba kok bisa tau nama saya?" tanya Kasih kebingungan.

Giren terkejut mendengar pertanyaan Kasih. Bagaimana mungkin ia lupa dengan sahabatnya sendiri.

"Ini aku Sih, aku Mezya sahabat kamu...!!" ujar Giren.

Mata Kasih membulat kala mendengar nama yang sudah lama tidak ia dengar sejak 1 tahun terakhir ini.

Mata Kasih beralih menatap penampilan gadis di hadapannya itu yang mengaku ngaku sebagai sahabatnya.

"Mbanya gila ya?"

Mulut Kasih terbuka lebar saat memikirkan kemungkinan demi kemungkinan. "Ja-jangan-jangan..."

Dahi Giren mengerut melihat respon Kasih.

"Ka-kamu beneran orang gila ya?!" ujarnya shock.

"Kamu kabur dari rumah sakit jiwa kan??!" Kasih berjalan mundur menjauhi Giren.

"Bukan! Ini aku Mezya Sih, aku bukan orang gila!" Giren berjalan mendekati Kasih.

Kasih yang semakin merasa ketakutan pun mencari benda yang dapat membantunya. Ia mengambil kayu di bawah kakinya lalu mengancam Giren menggunakan kayu itu.

"Jangan mendekat! Kalau kamu mendekat saya bakal teriak," ancam Kasih.

"Sih aku bukan orang gila. Sih, masa kamu gak ingat sama aku?!" Bukannya berhenti, Giren malah semakin mendekat.

"TOLONGGG!"

"TOLONG ADA ORANG GILA, TOLONGGG!!!"

Teriakan Kasih membuat para warga yang masih berada di kebun teh menghampiri mereka berdua.

"Mana orang gilanya?" tanya Pak Wawan yang berlari dari atas bukit.

"Kamu gapapa Sih? Mana orang gilanya?" tanya seorang wanita yang baru saja datang sambil menggendong keranjang teh di punggungnya.

Giren membeku di tempat, suara itu begitu familier di telinganya.

Matanya seketika membulat kala melihat sang pemilik suara. Tetes demi tetes air mata jatuh membasahi pipinya.

MEZOREN [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang