TUAN MUDA JEON

286 18 1
                                    

-TUAN MUDA JEON-

Bab 1

Perkenalkan namanya Kim Taehyung. Pemuda manis yang memiliki nasib miris. Orang tuanya meninggal karena sebuah kecelakaan, dan kini ia hanya bisa menggantungkan hidupnya pada kakaknya yang sangat bisa dibilang tidak bertanggung jawab.

Namanya Maesha, biasa dipanggil Echa. Echa kabur ke Jepang, menyusul selingkuhannya yang katanya akan bunuh diri jika Echa tak datang ke sana. Ya~ kenapa disebut selingkuhan, karena Echa sendiri sudah menikah dengan pria yang bernama Sing dan sudah memiliki dua putera kembar berusia 7 tahun yang bernama Jun dan Bin.

Dan kini tinggalah Taehyung sendirian merana meratapi nasibnya. Ada dua keponakannya yang masih butuh susu. Dan ada tunggakan bank yang harus ia bayar jika tak mau rumah yang menjadi salah satunya harta peninggalan orang tuanya disita oleh pihak bank.

"Hyung... tidak ada cara lain kah?" Taehyung terduduk lesu di sofa ruang tamu. Malam ini juga kakak iparnya itu akan pergi menyusul isterinya yang durhaka ke Jepang. Dan dengan begitu seluruh tanggung jawab di rumah dibebankan pada Taehyung.

Leo, nama kakak ipar Taehyung. Leo menggeleng tanda ini adalah pilihan terakhir yang tak bisa diganggu gugat. Keputusannya sudah bulat, sebulat bola pingpong. Pokoknya Leo pantang pulang sebelum bisa membawa kembali isterinya.

"Lalu bagaimana dengan Jun dan Bin? Dengan apa aku harus memenuhi kebutuhan mereka?" Taehyung semakin terduduk lesu. Ia hanyalah pemuda pengangguran. Statusnya sementara ini masih mahasiswa. Ya~ itu juga kalau Taehyung bisa bayar uang untuk skripsi.

Sudah jatuh ketiban tangga pula. Sebenarnya apa sih yang sedang dipikirkan oleh Echa? Kenapa Echa tega meninggalkan adiknya yang manis seperti Taehyung, suami yang tampannya ngalahin aktor China, dan 2 anak kembar yang lucunya melebihi SpongeBob dan Patrick.

Taehyung masuk ke dalam kamar, membuka kembali lembaran surat lamaran yang akan ia kirimkan pada salah satu iklan loker yang sedang mencari seorang pelayan pribadi untuk seorang tuan muda. Gaji yang ditawarkan cukup fantastis. Cukup untuk membeli susu Jun dan Bin, dan juga bisa untuk membayar uang semester kuliahnya. Tapi untuk tunggakan bank, Taehyung pikir itu masih kurang.

Tapi mau bagaimana lagi. Daripada tidak mendapatkan penghasilan sama sekali. Dan nilai plus dari bekerja di sana adalah, Taehyung masih bisa kuliah.

Baiklah, itu tidak akan sulit. Taehyung akan bertahan lebih lama lagi. Jungkook akan meminta keringanan lagi pada pihak bank, agar bisa mulai membayar bulan depan. Setidaknya bulan depan, Jungkook sudah tidak perlu lagi membayar uang semester.

Dan sampai detik ini, Taehyung tak menyangka jika dirinya akan bekerja sebagai pelayan untuk tuan muda anaknya orang terkaya nomor 2 di Korea. Bahkan president pun kalah jika harus dibandingkan harta benda kekayaannya. Dan juga aset-asetnya.

Gugup dan ragu meliputi perasaan Taehyung saat ini. Pekerjaan seorang pelayan tentu Taehyung tidak tahu menahu tentang hal itu. Memang dia bukan anak dari keluarga kaya, tapi seumur hidup Taehyung, Taehyung tak pernah melayani siapapun. Bahkan ketika ke dua orang tuanya meninggal 5 tahun yang lalu, masih ada Echa yang selalu menyiapkan kebutuhannya. Dan sekarang Taehyung harus melayani seorang tuan muda yang katanya tak ada orang yang lebih dari satu minggu kuat bekerja melayaninya.

Sebenarnya seperti apa wujud dari tuan muda itu, apakah dia adalah sejenis makhluk yang menyebalkan? Dan jawabannya adalah iya.

Jeon Jungkook, nama tuan muda itu. Nama yang terdengar begitu sangat tidak asing, begitu juga dengan wajahnya. Aahhh ... pantas saja pemuda Jeon itu agak lain. Ternyata dia adalah anaknya orang kaya raya.

Pemuda Jeon menyambut kedatangan Taehyung dengan tangannya yang bersilang di dada. Senyumnya menyiratkan keremehan seolah sedang menatap rendah pada Taehyung. Dan meskipun pemuda Jeon tak mengucapkan apapun, tetap saja Taehyung sudah merasa kesal sekarang.

Dan sekarang Taehyung sedikit menyesali perbuatannya. Harusnya ia lebih teliti lagi akan bekerja di mana dan bekerja pada siapa. Taehyung hanya focus pada nama Tuan Jeon dan Nyonya Jeon. Lalu setelahnya gaji. Taehyung pikir Jeon adalah marga yang pasaran. Jadi pikirannya saat itu tentu tak berada pada pemuda Jeon yang sekarang tampak sedang memindai penampilan Taehyung dari atas ke bawah.

Surat lamaran kerja yang Taehyung kirimkan melalui jasa kurir, langsung mendapatkan balasan melalui telephone setelah dua hari pasca surat lamaran itu sampai. Begitu sangat cepatnya Taehyung mendapatkan balasan, Taehyung berpikir apakah ini pekerjaan yang buruk, hingga tak ada yang mau?

"Selamat datang di kediaman rumah Jeon ... semoga kau bisa melewati uji kekebalan selama satu minggu."

Taehyung menoleh ke sumber suara. Itu adalah madam Seokjin, ketua pelayan di rumah ini. Yang sedang tersenyum ramah sembari berkipas-kipas. Padahal jelas suhu ruangan sangat dingin. Bahkan Taehyung sudah mulai menggigil. Karena dirinya hanya mengenakan kaos tipis.

"Satu minggu saja ... satu minggu saja, sampai ibunya pulang dari Jerman." Seokjin berbisik, memberikan semangat pada Taehyung. Dan Jungkook mengulas senyum miringnya.

Sesuai kotrak yang tertulis, Taehyung harus bertahan selama satu minggu jika ingin mendapatkan gaji full di depan. Inilah yang dicari Taehyung, inilah yang diinginkan Taehyung. Mendapatkan gaji awal, agar dua keponakannya yang sekarang dititipkan pada tetangganya yang bernama Cissy, bisa segera meminum susu. Bukannya air gula lagi.

Baiklah, hanya satu minggu kan... itu tentu bukan hal yang sulit. Tapi, tapi, tapi, hahahaaaaa

Rasanya Taehyung ingin menendang bokong Jungkook. Pagi hari buta ketika Taehyung masih terlelap dalam tidurnya, tidak disangka jika tuan mudanya itu ada di dalam kamarnya dan menggunting semua pakaian yang Taehyung bawa tanpa sisa.

"Yakk Jeon Jungkook!!" Mata Taehyung langsung membola, manatap nyalang mengobarkan api amarahnya meski nyawa belum terkumpul. Akan memakai baju apa nanti dia ke kampus, jika semua pakaiannya sudah dihancur leburkan oleh Jungkook. Teman satu fakultasnya. Satu jurusan pula.

Sang pelaku tertawa puas, melihat korbannya kalang kabut berusaha mencari, barangkali masih ada yang bisa diselamatkan. Tapi semuanya sudah terlambat. Satu jam sudah Jungkook berkutat dengan alat guntingnya selama Taehyung tidur.

"Aku harus pakai apa ke kampus Jungkook ..." Taehyung menghamburkan potongan-potongan dari pakaiannya yang digunting oleh Jungkook dengan mimik wajah sedihnya. Dan Taehyung memang benar-brnar sedih. Sedang Jungkook hanya mengendikkan bahunya sambil masih tertawa.

"Baiklah, jika itu maumu." Ekpresi wajah Taehyung langsung berubah. Dari yang sedih jadi bersemangat. Bahkan ia juga sampat tersenyum sekilas.

Tidak tahu apa yang akan dilakukan oleh Taehyung. Jungkook masih bergeming di tempatnya berdiri, mencoba menerka mau ke mana Taehyung yang tiba-tiba berlari ke luar dari kamarnya dengan perasaan yang menggebu.

Apakah Taehyung pergi untuk menyerah?

Ohhh tidak semudah itu Ferguso...

"Yakk! Pelayan sialan! Berhenti!" Kini gantian Jungkook yang berlari kalang kabut mengejar Taehyung. Taehyung sedang menuju kamarnya, dan Jungkook tak berharap jika Taehyung akan melakukan hal yang sama. Yaitu menggunting semua pakaian-pakaian mahalnya.

.
.
.

Tbc.

Cerita lengkapnya ada di pdf ya dear ...

Status pdf ready dan bisa di order kapanpun dengan harga 55k untuk 3 story

Status pdf ready dan bisa di order kapanpun dengan harga 55k untuk 3 story

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

VIRTUAL SEKS PLAY [ KOOKV VERSION ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang