Chapter 12 : Her Butler, in the Class

70.2K 3.4K 169
                                    

Kelas berpapankan 11-A pagi itu riuh rendah ketika sang Pengajar masuk diikuti seorang siswa yang ... cukup manis sebenarnya, jika boleh dikatakan begitu.

Alice menatap dingin ke seisi kelas yang tampak memandangnya dengan raut penasaran, bahkan ketika sebelah kakinya baru saja melewati pintu.

"Ehm."

Alice diam-diam berdecih ketika mendengar Michael yang berdiri di sebelahnya berdeham kecil. Orang itu jelas tengah menyindirnya, memperingatkannya tentang bagaimana seharusnya ia bersikap.

Ya, ya, ramah dan menyenangkan.

Bersikap manis itu menyebalkan.

"Kau boleh memperkenalkan dirimu."

Menghela napas sejenak, Alice kemudian mengangkat tatapannya, memandang seisi kelas dengan senyuman yang amat manis.

"Namaku Ciel. Sebelumnya aku tinggal di Paris, London dan sekolah ini adalah hal baru untukku. Jadi, aku mohon bantuan dari kalian semua. Salam kenal."

Alice kembali tersenyum sembari sedikit memiringkan kepalanya, entah untuk alasan apa. Namun itu membuatnya terlihat semakin manis.

Terlalu manis, bahkan membuat Michael diam-diam mengulum senyum.

Yah, senyum mengejek sebenarnya. Melihat sang Nona bersikap out of character entah mengapa selalu menjadi hiburan tersendiri baginya.

Alice kembali berdecih dalam hati ketika menyadari iblis menyebalkan itu tengah mengejeknya. Kentara sekali.

Boleh kukatakan sekali lagi?

Bersikap manis itu sungguh menyebalkan.

Dan lagi, Michael benar-benar membuatnya kesal hari ini, bahkan dari pagi buta.

Kalian tentu ingat bahwa Alice terlambat datang ke sekolah, bukan?

Mari kita kembali sejenak pada kejadian di pagi hari yang cerah ini.

PRAANGG!!!

Suara sesuatu yang pecah membuka pagi yang damai di mansion milik Alice. Mengabaikan kenyataan bahwa sekarang ini masih pukul 5 pagi.

Gadis yang kini telah berseragam rapi itu berdiri dengan tangan yang menggenggam vas bunga sembari menatap tajam sang Pelayan yang tampak memijat pelipisnya pelan.

"Nona, kita bisa melakukan ini dengan cepat. Anda akan terlambat jika terus seperti ini."

"Tidak. Jangan mendekat!"

Michael kembali menghela napas, ini akan memakan waktu.

Ini merepotkan. Seharusnya aku melakukan ini sejak beberapa hari lalu..., keluhnya.

"No一"

"Aku tidak mau! Pikirkan cara lain!"

"Sudah tak ada waktu. Anda harus"

"Tidak."

"No一"

"Kubilang, tidak!"

"Nona."

"OGAH!!"

"Nona! Berhentilah bersikap kekanakkan dan biarkan saya memotong rambut Anda!" Michael mulai habis kesabaraan.

"Tidak mau. Biaya sampoku selama 17 tahun akan terbuang percuma!" balas Alice ngawur, membuat perempatan siku-siku muncul di dahi pelayannya.

The Lady and the DevilWhere stories live. Discover now