ㅡ🍀 Best Friend Ever

374 48 1
                                    

Kelas Disa sudah rampung sejak 15 menit yang lalu. Dua mata kuliah hari ini cukup untuk membuat kepalanya mengepulkan asap hitam. Ditambah dengan perut keroncongan yang sejak tadi sudah minta protes untuk diisi makanan.

Double kill!!

Rasanya Disa seperti terbunuh secara perlahan.

Ini karena pagi tadi keadaannya sangat tidak memungkinkan untuk memasak. Dia dan Melo terlambat bangun, alarm keduanya sama-sama kompak tidak berbunyi. Alhasil karena terburu-buru, Disa tidak sempat membuat sarapan berat untuk keduanya. Hanya sepotong roti tawar dan selai cokelat untuk masing-masing, kata Melo tidak apa-apa nanti sepulang kuliah bisa belanja karena memang kebutuhan dapur tengah habis.

Tak dipungkiri lingkar hitam mengelilingi mata cantiknya. Karena Disa belum terbiasa berada ditempat baru, dan ini untuk pertama kalinya bagi Disa tidur ditempat yang menurutnya asing selain kamar hotel yang biasa Disa pakai ketika liburan.

Disa mendengus, bahkan disaat seperti itu Snork Mimi nampak menikmati alam mimpinya. Kucing penuh lemak itu mendengkur ketika tidur dan bangun hanya untuk buang air lalu kembali tidur.

Disa tersentak dari lamunan begitu Ninin memberikan tepukan di pahanya. Sejujurnya dia masih merindukan kasur dan ingin kembali menyelami bunga tidur.

"Kenapa, Nin?" tanya Disa, kepalanya sedikit dia majukan.

"Makan didepan sana mau nggak?" usul Ninin menunjuk pada sebuah cafe aesthetic yang tidak begitu ramai.

"Ck, nggak rame, Nin. Takut zonk rasanya, mending cari yang rame aja udah pasti enak," tolaknya.

Ninin, sedang mengemudikan motor maticnya karena Disa tidak bisa. Kepala Disa tolah-toleh kekiri dan kanan mencari rumah makan yang diinginkan. Terlihat teman perempuannya itu berpikir sejenak, "ayam geprek mau, Dis?"

"Apa??" Disa tidak mendengarnya, "ayam apa?? Aku nggak denger."

"Hisssssss, ayam geprek! Kamu belum pernah coba, kan? Enak tau, pedes-pedes gitu. Kalo mau aku ajak kesana aja, kita makan disana sambil nunggu kak Melo."

"Boleh deh, dari dulu belum pernah coba. Tapi bisa request sambalnya, kan?" ujarnya sembari membetulkan kaca helm yang terkatup sendiri. Longgar.

Ninin mengangguk, "bisa kok, aku baru inget kamu nggak bisa makan pedes. Padahal ayam geprek lebih nikmat kalo pake cabe banyak terus minumnya pake es jerukㅡ

ㅡ apalagi dimakannya pas nasi masih panas," dia menambahkan.

Keduanya sontak mengecap mulut, ngiler padahal baru membayangkan.

"Nggak deh, aku takut masuk rumah sakit lagi," membayangkan saja sudah membuat Disa bergidik ngeri.

Itu dulu, saat Disa pertama kali mencoba untuk makan rujak buah yang diberikan Ninin. Tidak tahu bagaimana tapi itu rasanya sangat pedas padahal Disa baru mencoba satu gigitan. Entah ceritanya bagaimana pokoknya sewaktu sadar, Disa sudah terbaring di rumah sakit dan Papa yang tengah mengomel memarahinya. Sedangkan nenek sihir hanya berdiri diujung pintu dan menatapnya dengan kasihan, Disa tidak suka. Dasar nenek sihir tidak berguna!

Kapok, Disa tidak mau lagi.

Akhirnya mereka sampai diparkiran, tempatnya sangat ramai diluar perkiraannya. Apalagi ini jam-jam krusial saatnya makan siang. Padahal rumah makan ini hanya menyediakan aneka geprek-geprekan dan es/jus, tapi pengunjungnya tidak main-main.

[1] BROKEN MELODIES; MARKMINWhere stories live. Discover now