PROLOG

127 9 2
                                    

Awan gelap pagi itu berhasil membuat kota Beika terlihat lebih suram. Angin yang berhembus terasa lebih dingin dari biasanya, tanda hujan lebat akan segera turun. Begitulah yang Shinichi Kudo atau saat ini bocah berumur 8 tahun bernama Conan Edogawa prediksikan.

Tangan kanannya kemudian mengulur ke luar jendela tanda merasakan apakah hujan sudah mulai turun atau belum. Tetapi, tidak terasa setetes airpun di telapak tangannya.

Pletakkk
"Aduh!" Dengan refleks Conan mengusap kepalanya dan memandang kesal ke arah orang yang memukul kepalanya itu.

"Hei, bocah! Kenapa kau membuka jendela ?! Lihat kertas kasusku jadi bertebaran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hei, bocah! Kenapa kau membuka jendela ?! Lihat kertas kasusku jadi bertebaran." Ucap Kogoro Mouri. Detektif tidur terkenal yang sebenarnya hampir semua kasus dahulu Conan yang pecahkan dengan bantuan alat pengubah suara dan tentunya jarum yang telah dilumuri obat tidur ciptaan profesor Agasa. "Lagipula, kenapa kau ada di kantorku dan tidak keluar seperti biasa ?"

"Sudahlah Ayah," Ran datang diwaktu yang tepat. Badannya kemudian bergerak cepat mengumpulkan kertas-kertas yang berjatuhan.

"Biarkan Conan berlama di sini," setelah mengumpulkan semuanya Ran kemudian merapihkan kertas-kertas itu dan menyerahkannya ke Ayahnya, "lagipula ini hari terakhir Conan tinggal di rumah kita sebelum kembali ke Amerika besok." Ran kemudian tersenyum dan membelai kepala Conan yang tadi dipukul oleh Ayahnya, "Benar kan, Conan ?"

Conan hanya mengangguk kecil dan menghindari tatapan Ran yang terlihat sedih karena dia akan pergi.

"Terserah saja." Ujar Kagoro Maori dan kemudian menyetel TV tak peduli Conan sudah duduk di sofa. Conan tahu, jika Kagoro sepertinya baru tersadar dan menyembunyikan perasaan sedihnya sembari meminum bir kaleng yang selalu ada satu di mejanya.

"Duh, Ayah. Ini masih pagi." Ujar Ran dan seperti biasa dia memberi ceramah ke Ayahnya untuk menghindari alkohol.

Ran benar. Hari ini adalah hari terakhir Conan tinggal dirumahnya. Tetapi bukan untuk pergi ke Amerika.

Itu adalah sebuah alasan yang Conan buat berdasarkan pertimbangan bersama setelah semua anggota organisasi hitam di tangkap dan obat penawar APTX 4869 berhasil ditemukan. Tentu saja, ditemukan berkat salah satu partner in crime nya, Ai Haibara yang juga meminum racun obat tersebut.

Gadis yang juga ikut berubah menjadi anak kecil itu bersusah payah di dalam laboratorium ruang bawah tanah milik profesor Agasa untuk membuat obat penawar APTX 4869 sebelum dan setelah organisasi itu ditangkap. Hal ini karena bukan semata-mata untuk kepentingan dirinya, namun juga karena untuk pria yang telah melindungi dirinya sampai akhir. Pria itu tentu saja Conan Edogawa atau yang akan berubah menjadi Shinichi Kudo.

Ai baru mengetahui jika dirinya tidak ikut terseret penangkapan karena profesor Agasa memberitahu jika Conan lah yang memberikan daftar nama-nama korban organisasi hitam itu ke polisi. Di daftar itu tertulis nama samarannya Sherry jika sudah mati karena kecelakaan kereta misteri 1 tahun yang lalu. Karena hal itu dia selamat untuk tidak bertemu dengan orang-orang organisasi yang selalu membuatnya bergidik ngeri.

The One Who I Protect Is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang